6 Wujud Trauma Masa Kecil yang Mungkin Tidak Kamu Sadari

6 Wujud Trauma Masa Kecil yang Mungkin Tidak Kamu Sadari!

Trauma tidak selalu disebabkan oleh satu peristiwa besar yang menyakitkan. Terkadang trauma juga bisa tumbuh dari hal-hal kecil yang tidak kita sadari. Trauma bisa menjadi akibat dari segala perlakuan buruk, rasa sakit, pengabaian halus, atau kebiasaan-kebiasaan menahan diri yang kita tidak sadari.

Seorang konselor di Inggris bernama Bobbi Banks, mengatasi banyak orang yang datang untuk berkonsultasi dengannya. Banyak yang datang dari keluarga utuh, tampak memiliki keluarga yang suportif dan bahagia, tetapi kenyataannya mereka selalu berjuang dengan permasalahan mental berbeda-beda, seperti kepercayaan diri yang rendah, kecemasan, depresi, bahkan hubungan asmara yang juga menjadi rusak.

Hal ini membuktikan bahwa tidak semua orang mengalami trauma dari kejadian besar yang menyakitkan. Seseorang masih bisa terluka meski tampak baik-baik saja. Mungkin selama ini kamu tidak menyadari ada hal-hal kecil yang menumbuhkan trauma yang lebih besar, Admin sudah rangkum beberapa di antaranya!

6 Trauma Masa Kecil yang Mungkin Tidak Kamu Sadari

1. Seringkali Tidak Dilihat, Didengar, dan Dicintai selama Tumbuh Besar

Tumbuh di lingkungan orang-orang yang bisa melihat, mendengarkan, dan mencintai kamu adalah sebuah berkah yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri seseorang.

Sebaliknya, seseorang yang tumbuh merasa diabaikan sepanjang hidupnya akan dijangkiti perasaan trauma dan dan takut seperti takut ditinggalkan, takut diabaikan, dan takut dibuang. Rasa takut dibuang ini bisa menjadi isu yang besar dan menghancurkan relasi dengan banyak orang.

2. Orang Tua dan Keluarga yang Selalu Menyangkal Realita dan Perasaanmu

Trauma masa kecil kerap kali hadir dari orang tua dan keluarga sendiri. Keluarga sebagai figur yang sering dianggap sebagai support system pertama dalam hidup kita tidak selalu berjalan sebagaimana stigmanya.

Kebanyakan orang yang kesulitan menemukan kedamaian dari orang lain, merasa terancam dan tidak nyaman membuka diri kepada orang lain adalah orang-orang yang biasa disangkal perasaannya oleh orang-orang terdekat layaknya keluarga sehingga lebih sulit untuk percaya pada orang yang di luar keluarga.

trauma
Orangtua menyangkal perasaanmu (Sumber Gambar: https://yourtango.com)

3. Terbiasa Mengecilkan Kehadiran Diri Sendiri Demi Orang Lain

Kamu mungkin merasa lebih baik membahagiakan orang lain ketimbang dirimu sendiri. Kamu merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain, sehingga kamu merasa perlu mengecilkan diri sendiri agar orang lain bisa mendapatkan panggungnya.

Kebiasaan kecil ini tanpa kamu sadari mewujudkan kebiasaan buruk yang lebih besar, seperti people pleasing, yang dapat membahayakan dirimu sendiri jika terus dilanjutkan tanpa mengonsiderasi keadaan pribadi.

4. Kebiasaan Menyingkirkan Kebutuhan Pribadi Demi Kebahagiaan Orang Lain

Masih berhubungan dengan kebiasaan mengecilkan diri sendiri, menyingkirkan kebutuhan pribadi demi orang lain adalah kebiasaan kecil yang suka dilakukan banyak orang namun dapat memperparah kesehatan mental. Banyak orang yang melakukan ini justru menjadi tidak bisa memahami skala prioritas dan kesulitan menerapkan batasan untuk dirinya sendiri dan orang lain.


Baca juga: Rekomendasi Buku yang Bisa Membuatmu Serasa Dipeluk dan Dimengerti


5. Selalu Mendapat Kasih Sayang dan Cinta Hanya Saat Sudah Menjadi yang Terbaik

Apakah kamu sering mendapat apresiasi saat juara kelas? Atau, saat menjadi orang sukses? Perhatikan saat dirimu belum menjadi apa-apa, apakah ada orang-orang yang juga tetap mengapresiasimu? Jika tidak, maka wajar apabila kamu merasa memiliki trauma.

Seseorang yang selalu mendapat kasih sayang dan cinta hanya saat mereka sudah menjadi yang terbaik dapat menimbulkan perasaan untuk terus membuktikan dirinya kepada banyak orang, haus akan validasi dari orang lain, dan bahkan pada beberapa kasus dapat membuat seseorang tidak mampu bergerak jika belum mendapatkan pujian dari orang lain.

6. Mendapat Perlakuan Posesif dan Controlling Berlebihan dari Orang Lain

trauma
Orangtua yang posesif dan mengontrol (Sumber Gambar: https://parentingforbrain.com)

Perlakuan posesif dan mengontrol yang berlebihan dari orang lain adalah hal yang mungkin tidak kamu sadari bisa menjadi perusak kesehatan mentalmu secara bertahap. Kamu bahkan bisa menganggap hal itu sebagai kasih sayang dari orang lain sehingga toleransimu terhadap hal-hal yang menyakitkan bisa menjadi sangat tinggi.

Banyak orang yang terbiasa dikontrol dan mendapat perlakuan posesif ini akhirnya pasrah berada di dalam hubungan yang abusive karena mereka mudah menoleransi rasa sakit baik secara mental maupun fisik.

Dari keenam wujud trauma masa kecil di atas, apakah kamu juga mengalami satu atau dua di antaranya? Jika ya, tidak perlu terlalu keras menyalahkan dirimu, sebab beberapa di antaranya memang di luar kendali kita. Maafkan dan ikhlaskan semua yang ada, ini bukan akhir dari segalanya sebab kamu masih bisa memperbaikinya. Kamu memang tidak bisa menghapus trauma, tetapi kamu bisa mengurangi dampak yang diberikan trauma itu terhadap dirimu.

Selain berhenti menyalahkan diri, memaafkan, dan mengikhlaskan, kamu juga bisa memfokuskan diri untuk terus berkembang menjadi orang yang lebih baik. Berikut adalah buku-buku yang bisa membantumu mengikhlaskan trauma dan fokus pada pengembangan diri sendiri, mulai dari buku self healing, buku self improvement, novel, hingga komik!

Rekomendasi Buku untuk Bantu Memulihkan Trauma

1. Utuh Sebagai Jiwa

“Kamu terlalu sensitif. Kamu lemah iman. Kamu cengeng.”

TraumaBeli di Sini!

Setiap tahun, hampir satu juta orang di dunia melakukan bunuh diri dengan masalah psikologis sebagai penyebab utamanya. Padahal, ini seharusnya bisa kita cegah, andai saja kita lebih peduli dan punya empati, serta memiliki akses informasi yang memadai. Sudah saatnya kita berhenti memberi stigma pada rekan-rekan kita dan menghakimi diri kita sendiri hanya karena memiliki masalah psikologis. Jiwa kita juga butuh dipupuk, tak hanya raga. Terkadang, kita butuh pertolongan untuk memahami perasaan dan pikiran kita sendiri, yang sering lupa kita perhatikan.

Ditulis berdasarkan fakta-fakta ilmiah, buku ini berisikan panduan umum mengenai depresi dan gangguan cemas, cara menghadapinya, dan proses penyembuhannya. Depresi dan cemas bisa dicegah. Bila sudah terjadi pun, kemungkinan terburuknya juga masih bisa dihindari.

2. Andromeda

TraumaBeli di Sini!

Andromeda merupakan sekuel trilogi #MemoarSeorangBipolar. Dalam buku ini, Elnov melanjutkan kisah nyata perjuangan hidupnya sebagai ODB (Orang dengan Bipolar) dari buku Anomali, jatuh bangun melawan gangguan mental yang dialaminya. Dengan kejujuran dan kepiawaian menulis, Elnov makin dalam mengajak kita menyelami dua kutub konflik dalam dirinya.

Tak sekadar merasakan kebahagiaan dan depresi yang mendalam, Elnov seolah juga mengajak pembaca seraya menuntun mereka bertemu bintang-bintang. Terinspirasi dari legenda seorang putri Yunani yang juga digunakan sebagai penamaan salah satu rasi bintang, apakah Andromeda merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Elnov tentang hidupnya?

Kamu juga bisa membaca buku ini dalam bentuk e-book di sini >>> Andromeda.

3. I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki

TraumaBeli di Sini!

Buku ini adalah salah satu buku yang mengangkat isu kesehatan mental terbaik di Korea Selatan. I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki berisi esai tentang pertanyaan, penilaian, saran, nasihat, dan evaluasi diri yang bertujuan agar pembaca bisa menerima dan mencintai dirinya.

Selain mengajak pembacanya untuk sembuh dari segala masalah kesehatan mental, buku ini juga mengandung motivasi pengembangan diri. Selain itu, buku ini mendapatkan sambutan baik karena pembaca merasakan hal yang sama dengan kisah Baek Se Hee. Tidak heran buku ini mendapatkan predikat best-seller di Korea Selatan.

4. Filosofi Teras

TraumaBeli di Sini!

Filosofi Teras adalah buku yang dibahas banyak orang saat ini karena isinya yang menginspirasi. Lebih dari 2000 tahun lalu, sebuah mazhab filsafat menemukan akar masalah dan juga solusi dari banyak emosi negatif. Stoisisme, atau Filosofi Teras, adalah filsafat Yunani-Romawi kuno yang bisa membantu kita mengatasi emosi negatif dan menghasilkan mental yang tangguh dalam menghadapi naik turunnya kehidupan.

Jauh dari kesan filsafat sebagai topik berat dan mengawang-awang, Filosofi Teras justru bersifat praktis dan relevan dengan kehidupan Generasi Milenial dan Gen-Z masa kini. Temukan cara untuk menemukan kedamaian dan ketenangan di dalam buku ini!

5. Loving the Wounded Soul

TraumaBeli di Sini!

Jiwa yang terluka, trauma, dan depresi adalah penyakit yang sangat mengganggu, bahkan dapat memunculkan keinginan untuk mengakhiri hidup. Di tengah pergulatan orang dengan depresi, banyak stigma yang melabeli sehingga mereka kesulitan untuk mendapatkan pertolongan. Regis Machdy, sebagai salah satu penyintas depresi dan akademisi psikologi, akan mengungkap apa itu depresi dan mengapa depresi rentan dialami manusia abad ini.

Buku Loving the Wounded Soul membahas depresi secara komprehensif, mulai dari aspek klinis dan budaya, faktor internal dan eksternal, serta higher meaning dari kehadiran depresi itu sendiri. Tak hanya menjadi pedoman bagi orang dengan depresi, buku ini juga penting bagi pendamping dan siapa saja yang ingin memahami kompleksitas jiwa sekaligus menemukan makna sejati kehidupan.

kumpulanTemukan Semua Bukunya di Sini!

6. Lukacita

Menyembuhkan trauma dan luka pada mental bisa dilakukan dengan fokus membaca buku. Tentu untuk kamu yang suka hiburan tidak harus berkutat pada buku-buku serius saja. Untuk menemanimu, kamu bisa membaca novel yang banyak membahas self healing dan self improvement, seperti Lukacita!

Lukacita bercerita tentang perkembangan hidup dan diri seseorang, serta jatuh bangkit dan cita-cita yang terkhianati. Di dalamnya bercerita tentang Javier yang merupakan seorang pendiri perusahaan startup dengan karakter yang cukup idealis. Javier tidak sendiri sebagai tokoh utama dalam cerita, ada juga Utara, seorang mantan atlet catur yang sudah bergelut di dunia tersebut selama 14 tahun.

traumaBaca dan Koleksi Sekarang!

Dalam perjalanannya menjalankan startup, Javier bertemu dengan orang-orang yang tersisihkan dan gagal dalam hidupnya. Perjalanan tersebut memberi aura cerita self improvement yang kuat. Di samping itu, Utara atau Tara melalui proses yang sulit pula dalam menerima dirinya sebagai atltet catur. Ia mengidap disleksia sejak lahir dan itu menyulitkannya belajar.

Selain mendapatkan drama mengembangkan diri dari seorang Javier, kita juga mengenal luka dan cara Tara melampaui sakit yang dideritanya. Belum lagi trauma masing-masing tokoh yang akan banyak menguras emosi batinmu. Buku ini juga tersedia dalam versi e-book di sini >>> Lukacita.

7. Your Lie in April

Tentu hiburan tidak hanya kamu dapatkan pada novel, komik pun bisa kamu jadikan opsi untuk kamu baca di sela-sela proses penyembuhan mentalmu. Your Lie in April adalah komik yang mengangkat isu kesehatan mental, dipadu dengan tema musik yang indah. Kousei Arima dikenal sebagai anak ajaib yang menjuarai berbagai kompetisi piano. Bakatnya tidak tergantikan!

TraumaBeli di Sini!

Akan tetapi, Ibunya, yang juga merupakan pelatih pianonya, meninggal di usia Arima yang ke-11. Sejak itu terjadi hal janggal pada dirinya, dia tak lagi mampu mendengar suara pianonya sendiri sehingga ia bahkan tidak bisa memainkan piano lagi. Ia selalu frustrasi akan hal ini, karier pianonya hancur berantakan. Rupanya itu adalah bentuk dari post-traumatic stress disorder yang diidapnya sejak kepergian sang Ibu.

Dua tahun lamanya Arima tidak menyentuh piano, suatu hari ia bertemu Kaori Miyazono, gadis ceria yang banyak mengubah hidupnya dalam mengatasi traumanya terhadap piano. Dan dari sinilah semuanya bermula! Kamu bisa cek volume lengkapnya di sini!

8. Erased

TraumaBeli di Sini!

Komik ber-genre psikologi dapat memberimu pandangan baru terhadap kesehatan mental. Erased merupakan salah satu komik science fiction dan psychological yang bisa kamu pilih untuk memberikan insight mengenai kesehatan mental. Satoru Fujinuma memiliki sebuah kemampuan ajaib bernama ‘Revival’ di mana ia dapat mengembalikan satu waktu ke beberapa saat sebelum terjadinya suatu musibah, sehingga dia dapat mencegahnya.

Namun, sebuah kecelakaan memicu bangkitnya ingatan Satoru akan kasus penculikan berantai 18 tahun lalu yang ingin dilupakannya. Revival yang terjadi setelahnya pun ternyata berkaitan dengan kasus tersebut, dan kini melibatkan nyawa sang ibu. Ke manakah takdir akan membawa Satoru? Bisakah dia mengubah masa lalu untuk menyelamatkan nyawa sang Ibu yang terenggut di masa depan? Cek volume lengkapnya di sini!


Baca juga: Rekomendasi Buku ‘Bergizi’ untuk Menjaga Kesehatan Mental


Nah, itu dia beberapa rekomendasi bacaan yang bisa kamu ambil untuk membantu kamu memulihkan diri dan fokus pada pengembangan diri. Buku-buku di atas bisa kamu baca untuk menemani saat-saat kamu menerima trauma dan mengikhlaskannya! Tetap semangat dan jangan lupa, Gramedia.com selalu punya promo menarik untuk kamu!

Lihat penawaran spesial dari Gramedia.com hanya untuk kamu. Cek promonya di bawah ini yang bisa kamu gunakan agar belanja jadi lebih hemat! ⤵️

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Penulis: Shaza Hanifah

Sumber foto header: childrenswi.org

Cegah 5 Kesalahan Parenting yang Sebabkan Anak Tidak Percaya Diri!

Cegah 5 Kesalahan Parenting yang Sebabkan Anak Tidak Percaya Diri!

Membesarkan seorang anak memang telah menjadi tugas penuh tantangan sepanjang hidup bagi setiap orang tua. Mulai dari membesarkan tumbuh kembang fisiknya, memilah asupan gizi yang seimbang, hingga mendidik karakter dan otaknya agar mampu tumbuh menjadi anak yang sukses sekaligus bahagia. Tentunya itu semua tidak bisa dilaksanakan semudah membuka dan menutup mata, rintangan orang tua dalam mendidik anak seakan tidak pernah habis! Belum lagi jika anak berkembang lebih cepat, orang tua bisa kewalahan mengatasinya.

Desas-desus cara mendidik anak yang kini kian banyak ragamnya mungkin juga bisa membuat orang tua kebingungan mencernanya sekaligus. Jika tidak hati-hati menelaah ilmu parenting yang tepat, bisa-bisa malah berakibat fatal pada mental anak yang bisa berjangka panjang!

Kebanyakan orang tua stres dan kecewa akan kegagalan anak tetapi lupa jika kegagalan anak bisa jadi buah dari kesalahan pola asuh orang tuanya juga. Oleh sebab itu, pola asuh yang tepat akan memupuk pribadi yang baik pada anak. Anak yang bahagia lebih mudah menyukseskan dirinya sendiri di berbagai bidang mulai dari menemukan hobi, kegemaran, dan nilai-nilai hidup baik yang ingin dipegangnya sehingga orang tua tidak perlu terlalu banyak mengkhawatirkan kegagalan anak karena anak sudah cukup bahagia dan percaya diri dengan dirinya sendiri.

Lalu, apakah Ayah dan Bunda sudah menerapkan pola asuh yang tepat untuk si kecil dan anak-anak? Atau Ayah dan Bunda masih melakukan kesalahan parenting yang bisa menyebabkan rasa trauma pada anak? Cek detailnya di artikel ini dan simak terus sampai habis, ya! Berikut 5 kesalahan parenting yang kerap kali tidak disadari orangtua akan menyebabkan trauma pada anak.

5 Kesalahan Parenting Yang Menyebabkan Anak Trauma

1. Membandingkan Anak

Sudah menjadi tekanan yang biasa dihadapi para orang tua jika anaknya gagal berkembang dan tampak lain dari kebanyakan anak seumurnya sehingga tak jarang orang tua refleks membandingkan anaknya dengan anak seumurannya. Namun, tahukah Ayah dan Bunda bahwa hal ini sering kali menjadi salah satu penyebab munculnya trauma pada anak. Membandingkan anak akan membuat anak yakin bahwa dirinya tidak cukup mampu membuat orang tuanya bangga. Untuk itu, daripada membandingkan anak, orang tua bisa mengubah kebiasaan ini dengan langsung mengutarakan kesalahan anak sambil tetap membimbingnya.

2. Mengabaikan Pencapaian Anak

Anak yang mengalami trauma pada orang tuanya sering kali juga merasa tidak tervalidasi oleh orang tua. Banyak orang tua yang sengaja mengabaikan pencapaian anak karena tidak ingin membuat anak merasa cepat puas dan menjadi manja. Sayangnya, orang tua yang mengabaikan anak pencapaian anak dapat menumbuhkan jarak yang besar di antara mereka sehingga anak tidak mempercayai orang tua sebagai sosok yang mendukungnya. Untuk itu jangan ragu untuk memuji anak pada tiap perkembangan baik yang dilakukannya.

oshi
(Sumber Gambar: panna.org)

3. Melakukan Guilt-tripping

Beban orang tua yang berat dalam mendidik anak tentu menumbuhkan ekspektasi orang tua pada anak bahwa anak harus berhasil membanggakan mereka. Akan tetapi hal yang tidak disadari adalah saat orang tua terus membuat anak merasa bersalah akan kesalahan-kesalahan yang kecil seperti misalnya mengatakan hal seperti: “Mama sudah berikan semuanya. Uang makanmu, tempat tinggalmu, sekolahmu, tapi masa kamu tidak bisa sih dapat nilai yang bagus?”. Selain membuat anak tidak percaya diri, mereka juga akan terbeban dan ekspektasi yang berlebihan. Hal ini bisa dihindari dengan cara berbicara dengan jujur dari hati ke hati pada anak dan ikut menghormati apapun yang dikatakannya sama seperti anak berusaha menghormati orang tuanya.

4. Kurangnya Quality Time

Setiap anak yang trauma pada orang tuanya kemungkinan besar adalah anak-anak yang juga tidak begitu mengenal orang tuanya. Hal ini dikarenakan anak tidak mampu mengenali orang tua yang terus memberi jarak dan tidak meluangkan waktu untuk bonding dengannya. Jarak yang dibuat oleh orang tua tak jarang akan membuat anak berpikir dirinya tidak dibutuhkan. Sebaliknya, orang tua yang terus memberi waktu berkualitas dengan anak akan membangun rasa percaya diri anak di lingkungan rumah hingga ke luar.

5. Mengkritik Tanpa Mengarahkan

Anak sering kali tidak mengerti akan harapan orang tuanya karena mereka belum berada di fase terberat di dalam hidupnya. Akan tetapi bukan berarti anak harus diberikan kritik bertubi-tubi agar mereka merasakan beratnya hidup. Hal ini bukannya membangun pemahaman akan harapan orang tua, yang ada mereka malah merasa terus terpojokkan dan diserang. Alhasil anak akan menjauh dan memandang orang tua sebagai pengkritik kejam yang tidak bisa ia percaya. Untuk itu penting untuk orang tua tetap mengawal langkah anak saat ia baru bangkit dari keterpurukan. Contohnya, saat anak tidak sengaja menumpahkan minumannya ke lantai, beri teguran dan tunjukkan cara minum yang benar.

Nah, itu dia lima kesalahan pola asuh yang tanpa disadari bisa sebabkan anak tidak percaya diri. Apakah ada yang pernah dilakukan Ayah dan Bunda? Kalau ada, jangan khawatir, itu semua bukan berarti kesalahan permanen, Ayah dan Bunda masih bisa menemukan solusi untuk mengatasi kesalahan pola asuh tersebut seperti misalnya dengan mendukung anak dari segi emosi, mendengarkan keinginannya, menghargai usahanya, mengobrol dengan jujur dan terbuka, memberikan waktu berkualitas, dan mencontohkan sikap-sikap terpuji.

Selain itu, Ayah dan Bunda, kini ilmu parenting sudah bisa ditemui di mana-mana. Namun, untuk mencari sumber ilmu yang kredibel tentunya tidaklah gampang. Nah, Admin punya beberapa rekomendasi buku yang bisa menjadi inspirasi Ayah Bunda buat meningkatkan diri menjadi orang tua berpola asuh baik. Mulai dari buku panduan, buku fiksi, hingga komik inspiratif soal good parenting yang bisa dicontoh Ayah Bunda! Cek di bawah ini! 😊

Rekomendasi Buku Inspirasi Untuk Parenting yang Baik

1. The Montessori Toddler

Buku karya Simone Davies yang satu ini bisa dijadikan salah satu pilihan untuk mendapatkan pengetahuan pola asuh terutama bagi orang tua baru yang mulai menimang balita pada usia tiga tahun. Masa-masa ini adalah masa tersulit bagi para orang tua, banyak dari anak yang mulai tidak mau mendengarkan, terus-menerus melempar barang, tidak mau tidur, makan, atau menggunakan toilet. Akan tetapi, siapa sangka, metode Montessori yang selama ini sering dikenal dengan material dan aktivitas-aktivitasnya sesungguhnya akan membuat kita melihat balita dari sudut pandang yang berbeda.

ParentingBeli di Sini!

Montessori membuat Ayah dan Bunda dapat memahami balita dengan lebih mudah. Mengapa mereka selalu ingin berlari, menjelajah, menyentuh apa pun, atau menolak melakukan sesuatu. Buku ini ingin menunjukkan fakta bahwa mengamati cara anak belajar akan membuat orang tua takjub. Montessori menunjukkan cara yang lebih damai untuk menghadapi balita. Selain itu, Montessori akan membantu orang tua menanam benih agar dapat membesarkan anak yang penuh rasa ingin tahu dan bertanggung jawab, demi masa depannya.

2. The Book You Wish Your Parents Had Read

Setiap orang tua, tentu menginginkan anaknya bahagia. Akan tetapi, orang tua yang bahagia tidak selalu membuat sang anak bahagia. Hal ini seringkali menjadi dilema bagi orang tua, terutama orang tua baru yang mungkin masih bingung dengan cara pengasuhan serta cara mendidik anak dengan baik sekaligus menyenangkan.

Dalam buku The Book You Wish Your Parents Had Read ini, penulis yaitu Philippa Perry membagikan beberapa wawasan sekaligus tips yang dapat membantu orang tua untuk memahami bagaimana cara pengasuhan orang tua di masa lalu, yang tentu saja dapat memengaruhi pola asuh anak.

ParentingBeli di Sini!

Ia juga membahas mengenai bagaimana cara penerimaan orang tua, ketika dirinya berbuat salah serta mempelajari apa solusinya bagi anak dan dirinya sendiri. Philippa Perry juga menjelaskan bagaimana cara memutuskan siklus serta pola negatif, yang kemungkinan terus berulang karena kebanyakan orang tua akan mencontoh pola pengasuhan orang tua sebelumnya, contohnya adalah seperti gaya pengasuhan strict parents.

Philippa Perry membahas pula bagaimana cara orang tua menangani perasaannya sendiri, sekaligus menangani perasaan anak. Sebab, orang tua tidak akan mampu menenangkan hati anaknya, apabila hatinya belum tenang terlebih dahulu bukan?

3. Raising Good Humans

ParentingBeli di Sini!

Salah satu tugas tersulit orang tua adalah membesarkan anak supaya mereka menjadi orang yang baik, khususnya kesulitan ini banyak dirasakan oleh ibu yang punya peran langsung dalam mendidik dan membesarkan mereka. Tak heran jika dalam keseharian kita sebagai ibu kadang merasa kesal, stres, marah, dan berteriak pada anak karena dia tidak bertingkah sesuai harapan kita, atau tidak mau menuruti kata-kata kita.

Berteriak dan marah pada anak bukan berarti kita ibu yang tidak baik, karena apa yang kita lakukan sebenarnya adalah apa yang kita alami juga di masa kecil dari orang tua kita. Nah, tidak mau kan kita mewariskan pola hubungan yang seperti ini pada anak kita?

Hunter Clarke-Fields, seorang mentor mindfulness dan mindful parenting akan membagikan pengalaman, strategi, dan latihan dalam mengasuh anak-anaknya sendiri. Jika kita konsisten melakukan latihan-latihan kecil dari buku ini, hari demi hari kita pun bisa menjadi ibu yang lebih mindful, hadir seutuhnya, tidak mudah reaktif atau spontan berteriak saat menghadapi masalah dengan anak.

4. Seni Menjadi Orang Tua Hebat

ParentingBeli di Sini!

Buku ini dengan tepat menghadirkan cara-cara kunci untuk membantu para orang tua membentuk kembali tingkah laku anak-anaknya yang menantang, menciptakan ikatan keluarga yang kuat, serta membimbing anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang bahagia, baik hati, dan bertanggung jawab. Seni Menjadi Orang Tua Hebat merupakan peta jalan dari segala sesuatu yang diperlukan orang tua untuk melakukan parenting sehingga Ayah dan Bunda akan berulang kali menggunakannya.

Ahli psikologi Erica Reischer mengambil dari riset dan pengalaman klinis untuk mencari informasi paling bermanfaat tentang seni dan sains parenting menjadi 75 cara sederhana untuk membesarkan anak-anak yang bertumbuh dengan contoh nyata, kiat berguna, dan sarana-sarana yang dapat segera diaplikasikan oleh para orang tua. Buku ini menuntun orang tua untuk menjadi orang tua hebat dengan penerapan yang mudah diaplikasikan dalam tindakan dan dapat diikuti dengan cepat.

Dalam memberikan asupan nutrisi pada anak, mungkin para orang tua lebih berfokus pada pemenuhan makanan bergizi. Padahal pemenuhan nutrisi anak, terutama nutrisi otak, bisa diperoleh selain dari makanan, misalnya dengan menumbuhkan kebiasaan membaca. Membacakan buku untuk anak berarti merangsang perkembangan otak mereka.

ParentingBeli di Sini!

Buku ini ditulis oleh dr. Putri Zalika Kesuma, M.Pd.Ked., seorang dosen Fakultas Kedokteran yang memiliki sertifikat diploma Montessori, neuroparenting, enlightening parenting, hingga training read-aloud. Buku ini memaparkan riset yang dibaca penulis mengenai manfaat membaca nyaring untuk perkembangan anak, khususnya untuk menutrisi otak anak, dari jurnal-jurnal nasional maupun internasional. Pengalaman pengasuhannya menggunakan media buku juga memberikan dampak positif begitu besar untuk tumbuh kembang anak-anaknya dari berbagai aspek.

5. Sabtu Bersama Bapak

Menjadi orang tua yang baik mungkin terasa sulit bagi sebagian orang karena mereka tidak memiliki gambaran nyata akan sosok orang tua yang ideal. Membaca buku bisa menjadi salah satu usaha seseorang untuk mendapatkan inspirasi yang bisa ditiru. Novel fiksi bisa menjadi salah satu alternatif bacaanmu dalam mencari inspirasi.

ParentingBeli di Sini!

Sabtu Bersama Bapak bercerita soal inspirasi menjadi orang tua yang mungkin tidak dapat duduk dan bermain di samping anak-anaknya, tetapi seorang Bapak tetap ingin melihat anaknya tumbuh di sampingnya. Ini adalah sebuah cerita tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih dan tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.

6. Si Anak Series

Selain mencari inspirasi dan gambaran mengenai orang tua yang baik, ada baiknya orang tua juga melihat dari sudut pandang seorang anak. Tere Liye menampilkan gambaran nyata tentang perjuangan dan pengorbanan seorang anak yang bisa menginsprasi orang tua untuk lebih membanggakan dan mencintai anak-anaknya lewat Si Anak Series, salah satunya adalah Si Anak Spesial.

ParentingBeli di Sini!

Si Anak Spesial bercerita tentang seorang Burlian, anak keras kepala yang memiliki masa kecil yang spesial. Bapak dan Mamaknya digambarkan sebagai sosok penginspirasi Burlian untuk menggapai cita-citanya mengelilingi dunia, menyaksikan betapa kecilnya kampung halamannya jika ia berhasil melihat seluruh dunia.

Mengapa Bapak dan Mamak sejak kecil selalu bilang meyakinkan Burlian bahwa dia adalah anak spesial? Sebab itu cara terbaik bagi Bapak dan Mamak untuk menumbuhkan percaya diri dan kayakinan yang menjadi pegangan penting setiap kali anaknya terbentur masalah.

Serial ini terdiri dari beberapa buku yakni Si Anak Spesial, Si Anak Pintar, Si Anak Pemberani, Si Anak Kuat, Si Anak Cahaya, Si Anak Badai dan Si Anak Pelangi yang tak kalah seru karena  mengisahkan perjuangan yang berbeda-beda dari tiap anak.

7. Spy x Family

Komik yang satu ini memang dibalut dengan kisah keluarga komedi yang tampaknya tidak serius. Akan tetapi, inspirasi mengenai lika-liku parenting juga ditunjukkan dengan jelas melalui karakter utama Loid Forger dan Yor Forger yang mengabdikan dirinya sebagai orang tua terbaik bagi Anya, anak angkat mereka.

ParentingBeli di Sini!

Untuk menjalankan Operation Strix, seorang mata-mata dengan nama samaran ‘Twilight’ dikirim ke

5 Tipe Orang Toxic yang Mungkin Tidak Kamu Sadari!

5 Tipe Orang Toxic yang Mungkin Tidak Kamu Sadari!

Hai, Grameds! Gimana kabarmu hari ini? Semoga gak lagi mumet dan stres dikelilingi orang-orang yang menebar influensi buruk alias orang-orang toxic, ya ☹ Tapi, kalau kamu lagi mumet dengan masalah ini, Admin mau bagiin informasi yang perlu kamu ketahui soal orang toxic!😨

Jika kamu pernah merasa terjebak dalam hubungan atau interaksi yang merusak energi dan kebahagiaanmu maka kamu mungkin telah bertemu dengan salah satu tipe orang toxic yang mungkin tidak kamu sadari😣 Orang-orang toxic ini dapat hadir dalam berbagai keadaan yang menguras emosi serta kesehatan mentalmu secara perlahan, loh! Kamu wajib mewaspadainya! 🤯

Nah, hari ini Admin bakal bahas beberapa tipe orang toxic yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, kita lihat apakah kamu bisa mengidentifikasi pola-pola perilaku yang mungkin telah mengganggu keseimbangan hidupmu dan menghambat kemajuanmu👏🏻

5 Tipe Orang Toxic di Kehidupan Sehari-Hari

1. Penghisap Energi (Energy Vampire)

Mungkin kamu pernah berangkat untuk hang out dengan perasaan bahagia, tapi saat bertemu dengan salah satu teman, tiba-tiba kamu langsung merasa lelah. Kenapa, ya? Padahal sebelumnya kamu happy dan gak punya masalah apa-apa 🧐 Nah, kemungkinan besar kamu bertemu dengan si energy vampire!

Tipe orang toxic yang satu ini cenderung menyerap energi positif dari orang di sekitarnya. Mereka sering kali mengeluh, mengkritik, atau mengeluarkan komentar negatif yang dapat membuatmu merasa lelah dan putus asa. Mereka tidak bisa melihat kamu bahagia! Makanya mereka selalu mencoba membuat situasi di sekitar jadi negatif. Mereka juga tidak mampu memberikan dukungan emosional kepada kamu kalau kamu berduka, sebaliknya mereka selalu membutuhkan perhatian orang lain.

2. Manipulator Emosional

“Aku tahu aku udah banyak ngerepotin kamu kemarin, tapi aku bener-bener butuh bantuan kamu lagi sekarang. Kamu mau ‘kan bantu aku lagi? Kamu gak akan ninggalin aku sendirian lagi, kan?”

Sadar-gak sadar, kamu mungkin pernah sekali dua kali mendengar ucapan seperti ini dari orang sekitarmu. Hati-hati!👊 Ini adalah salah satu bentuk manipulasi emosi! Tipe orang toxic yang kedua adalah mereka yang memiliki kecenderungan untuk memanipulasi perasaan dan emosi orang lain. Mereka sering kali menyalahkanmu secara tidak adil atau mengingatkanmu pada kesalahan masa lalu untuk membuatmu merasa terikat pada mereka.

Mereka menggunakan teknik kecerdasan emosional mereka untuk mengendalikan dan mengatur situasi sesuai keinginan mereka. Mereka sering kali memanfaatkan rasa bersalah atau kelemahan emosional orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika kamu sering merasa disalahkan atau terjebak dalam perasaan bersalah karena ulah seseorang, maka kamu mungkin berurusan dengan manipulator emosional🤦🏻‍♀️

3. Pengkritik yang Antikritik

“Aku sudah tahu cara terbaik untuk melakukan ini, dan aku tidak perlu mendengarkan saranmu. Lagian, itu bukan kesalahanku. Kamu saja yang tidak memahami situasiku dengan benar.”

Tipe orang toxic ini tidak ingin dikritik meskipun dirinya memang salah, jangan lupakan mereka juga senantiasa menyoroti kelemahan dan kesalahan orang lain, bahkan cenderung mengada-adakan keasalahan orang lain untuk melindungi dirinya dari kritik selanjutnya🤦🏻‍♀️

Mereka memiliki kecenderungan untuk mengkritik dan mengomentari setiap tindakan, penampilan, atau pendapatmu. Tujuannya bukanlah memberikan masukan konstruktif, tetapi untuk merendahkan dan merasa lebih baik dari orang lain. Interaksi dengan pengkritik berlebihan dapat mengurangi rasa percaya diri dan menghambat kemajuanmu😭

4. Tukang Provokasi (Instigator)

Kamu pernah merasa tenang menghadapi suatu konflik, tapi ketika konflikmu diketahui orang tertentu, kamu malah dikompori dan merasa terpengaruh dengan emosinya? Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi, kemungkinan besar kamu sedang berhadapan dengan si tukang provokasi!😣

Tipe orang toxic ini senang menciptakan konflik dan keributan di sekitarnya. Mereka sering memancing emosi negatif orang lain dan menyebabkan pertengkaran atau perselisihan. Si tukang provokasi sering kali merasa senang melihat orang lain marah atau frustrasi, dan mereka tidak peduli dengan konsekuensi yang timbul dari perbuatannya. Jika kamu sering terlibat dalam konflik yang tidak perlu atau merasa terdorong untuk bereaksi secara emosional oleh seseorang, segera waspadai dan hindari orang tersebut, ya!👏🏻

5. Pencipta Drama

Tipe orang toxic ini selalu berada di tengah-tengah drama dan kekacauan😫Mereka menciptakan masalah, menyebarkan gosip, atau terlibat dalam intrik yang tidak sehat. Mereka sering kali mengambil peran sebagai korban, mencari simpati dari orang lain, dan menciptakan ketegangan dalam lingkungan sosial. Jika kamu sering merasa terlibat dalam situasi dramatis yang tidak perlu atau terus-menerus dikejar masalah, maka kemungkinan kamu sedang berinteraksi dengan penyebab drama.


Baca Juga: Green Flags pada Pasangan agar Kamu Terhindar dari Toxic Relationship!


Nah, itu dia berbagai tipe orang toxic yang mungkin tidak kamu sadari kehadirannya di hidup kamu. Penting untuk mengenali tipe-tipe orang toxic ini agar kita dapat melindungi diri dan menjaga kesehatan mental kita🙌🏻

Jika kamu menemukan dirimu terjebak dalam hubungan atau interaksi dengan salah satu tipe orang toxic ini, kamu harus mulai mempertimbangkan batasan yang sehat, mengkomunikasikan kebutuhanmu dengan jelas, dan jika perlu, hindari interaksi dengan mereka. Selalu prioritaskan kesejahteraanmu sendiri dan sekelilingmu, karena hidup yang sehat dan bahagia membutuhkan lingkungan yang positif dan mendukung!😉

Buat kamu yang mau memperbaiki kualitas hidup dengan cara menghindari orang toxic, kamu juga bisa memperkaya wawasan tentang kesehatan mental lewat buku bacaan yang inspiratif. Salah satu buku yang cocok dan bisa kamu baca untuk masalah ini adalah buku karya dr. Tim Cantopher yaitu Tetap Waras di Tengah Orang Toksik!🎉

tetapBeli di Sini!

Mungkin kita tidak menyadarinya, tapi bisa saja kita hidup di tengah-tengah lingkungan toksik yang juga dipenuhi orang-orang toksik. Perhatikan, kalau kita sering merasa tertekan, kesal, dan lelah saat berhadapan dengan seseorang atau situasi tertentu, artinya kita sedang berhadapan dengan orang atau lingkungan yang toksik. Itu belum seberapa. Yang paling berbahaya adalah tipikal orang toksik yang ahli menyamar. Sekilas ia nampak baik, tingkahnya pun tidak terlalu merepotkan, tapi diam-diam ia terus memanfaatkan kita untuk memenuhi semua keinginannya. Lantas bagaimana kita bisa mengenali dan menghadapi orang dan lingkungan toksik di sekitar kita? Bisakah kita menjalani hidup yang tenang di tengah-tengah mereka?

Kewarasan memang merupakan sebuah keadaan yang sifatnya tidaklah tetap sepanjang waktu. Mungkin kita waras saat ini, besok bisa berbeda. Kita tidak waras saat ini, belum tentu besok masih tidak waras. Kewarasan ini seringkali beririsan dengan lingkungan sekitar kita. Kesadaran dan keberanian untuk melihat, mengenali, bahkan mempertanyakan orang-orang di sekitar kita dan diri sendiri demi kewarasan ini merupakan sebuah undangan untuk rajin introspeksi dan memperbaiki diri.

Buku ini menawarkan panduan yang detail dan praktis untuk menghadapi tipe-tipe orang toksik yang umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari🙌🏻 Dengan penjabaran yang mendalam, kamu akan belajar mengidentifikasi pola perilaku mereka dan memahami dampaknya pada kesehatan mental dan kebahagiaanmu. Tidak hanya itu, buku ini juga memberikan solusi konkret untuk menghadapi orang-orang toksik tersebut👊

Salah satu keunggulan dari buku ini adalah adanya tips “memperbaiki diri” kalau-kalau kita menyadari bahwa kita ternyata termasuk ke dalam kategori orang toksik. dr. Tim Cantopher memahami bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berperilaku toksik dalam kehidupan mereka, dan buku ini memberikan langkah-langkah praktis untuk mengenali dan mengubah perilaku yang tidak sehat🤭

Selain itu, buku ini ditulis dengan gaya narasi yang mudah dipahami. Ditulis dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas, sehingga informasi yang disajikan dapat dipahami oleh berbagai pembaca. Tak perlu khawatir tentang terminologi rumit atau bahasa yang sulit dimengerti, pokoknya ini buku yang bisa kamu nikmati juga saat membacanya!😉✨

Buat kamu yang mau beli bukunya, pas banget! Bukunya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan sudah bisa kamu beli di Gramedia.com!! Ada harga spesial dan bonus stiker eksklusif juga, loh. Cek promonya di bawah ini, ya!!👇

tetapCek Promonya Disini!

Dengan buku Tetap Waras di Tengah Orang Toksik, kamu dijamin jadi punya alat yang kuat untuk membantu mengatasi tantangan yang muncul dalam berinteraksi dengan orang-orang toksik. Kamu akan mendapatkan pemahaman yang mendalam, solusi praktis, dan langkah-langkah konkret untuk menjaga kesehatan mental dan menciptakan hubungan yang lebih sehat🙌🏻

Jangan mau kelewatan kesempatan untuk mendapatkan buku ini dan mendapatkan wawasan yang berharga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Siap-siap untuk menghadapi orang-orang toksik dengan keyakinan, bijaksana, dan pastinya sambil tetap menjaga keseimbangan emosionalmu!😇


Sumber header: happify

Penulis: Shaza Hanifah

Bisnis Anda Lesu dan Tidak Berkembang? Mungkin Anda Belum Menerapkan 3 Hal Ini!

Bisnis Anda Lesu dan Tidak Berkembang? Mungkin Anda Belum Menerapkan 3 Hal Ini!

Bisa dikatakan bahwa bisnis di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Banyak masyarakat yang tertarik untuk menjadi entrepreneur daripada bekerja di suatu perusahaan tertentu.

Hal ini dapat terlihat juga dari banyaknya local brand yang bermunculan, yang kualitasnya tidak kalah bagus dengan brand luar negeri. Apalagi, di kondisi pandemi saat ini, di mana banyak orang work from home yang memanfaatkan momen untuk bekerja sambil berbisnis.

Akan tetapi, tidak semua bisnis selalu berjalan mulus. Akan selalu ada momen di mana bisnis yang Anda jalankan begitu lesu dan tidak berkembang. Jika bisnis Anda mengalami hal tersebut, bisa jadi karena Anda belum menerapkan 3 hal di bawah ini.

1. Terlalu sering hard selling

bisnis
Sumber foto: Flickr.com

Memang sih, dalam berbisnis harus mempromosikan produk yang kita jual. Tetapi terlalu sering hard selling pun justru tidak membantu bisnis Anda untuk berkembang. Anda harus sesekali melakukan soft selling untuk menarik empati para pembeli. Soft selling juga bisa memberikan kesan kepada pembeli bahwa brand/bisnis Anda memiliki suatu nilai.

2. Tidak menerapkan digital marketing

bisnis
Sumber foto: katarsa.id

Zaman sudah serba digital tapi bisnis Anda belum juga ada di dunia digital? Waduh… ini saatnya Anda nyemplung ke dunia digital, khususnya digital marketing. Dengan menerapkan digital marketing, bisnis Anda akan selalu up-to-date dan tidak ketinggalan tren.

3. Sudah nyemplung ke digital marketing, tapi tidak pasang ads

bisnis
Sumber foto: wartaekonomi.co.id

Ibarat Anda sudah kerja keras, tapi hanya terhitung 99%, dan belum 100%. Anda harus berusaha secara maksimal dalam melakukan digital marketing, salah satu caranya adalah dengan memasang ads. Ads akan sangat membantu bisnis Anda karena bisa mengiklankan bisnis Anda secara lebih luas.

Ketiga hal di atas hanyalah hal-hal umum yang mungkin menjadi penyebab bisnis Anda sulit untuk berkembang. Masih banyak hal yang harus Anda perhatikan dalam berbisnis, khususnya berbisnis di era digital seperti saat ini. Anda bisa menemukan jawaban lengkapnya pada buku ini.

theBeli Sekarang!

Buku The Fundamental of Digital Marketing sangat cocok bahkan sangat direkomendasikan bagi para pemula yang ingin memulai digital marketing, atau bagi siapa pun mereka yang berkecimpung dalam dunia digital marketing.

Di dalam buku ini, Anda akan mempelajari tentang tiga langkah fundamental digital marketing, berbagai peluang bisnis di internet, ilmu penting tentang website dan landing page, dan masih banyak lagi.

Dan yang menariknya lagi, disediakan akses ke lebih dari 100 video tutorial, yang dapat Anda akses di mana saja dan kapan saja. Jadi, Anda bisa langung praktik. Yuk, segera beli bukunya dengan klik gambar sampul buku di atas ya!

Mau beli bukunya dengan dompet tetap aman? Bisa dong! Pastikan kamu selalu cek Gramedia.com untuk mendapatkan promo menarik, ya!

Ambil vouchernya sekarang yuk dengan klik gambar di bawah ini.

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Oleh: Virgiona Elsandra Hidayah, Editor Elex Media Komputindo

Sumber foto header: Shutterstock