Mengenal Sejarah Hari Buku Nasional dan Sosok di Balik Penentuan Harinya

Mengenal Sejarah Hari Buku Nasional dan Sosok di Balik Penentuan Harinya

Selamat Hari Buku Nasional, Grameds! Tanggal 17 Mei adalah hari yang spesial untuk para pecinta buku, karena di hari ini lah hobimu dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Nah, kamu penasaran nggak sih siapa yang mencetuskan Hari Buku Nasional pertama kali? Karena beliau, kita bisa mengembangkan minat baca kita, lho.

Sejarah tercetusnya Hari Buku Nasional ini merupakan kisah yang menarik untuk dibahas. Maka dari itu, supaya kamu nggak penasaran lagi, mari kita simak sejarah dan sosok di balik penentuan Hari Buku Nasional.

Sejarah Hari Buku Nasional

Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei ternyata dicetuskan pertama kali oleh Abdul Malik Fadjar yang merupakan Menteri Pendidikan Nasional dalam Kabinet Gotong Royong pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Peringatan Hari Buku Nasional pertama kali dirayakan pada tahun 2002. Lalu, mengapa ditetapkan pada tanggal 17 Mei? Jawabannya adalah karena didasarkan pada tanggal berdirinya Perpustakaan Nasional, yakni tanggal 17 Mei 1980.

Pak Malik Fadjar mencetuskan Hari Buku Nasional dengan tujuan untuk menumbuhkan minat baca dan literasi masyarakat Indonesia, yang pada saat itu masih sangat rendah. Keprihatinan Pak Malik Fadjar akhirnya mendorongnya untuk mencetuskan Hari Buku Nasional agar bisa menarik minat masyarakat untuk membaca.

Ditambah lagi, penjualan buku saat itu tergolong rendah. Indonesia hanya mencetak sekitar 18 ribu buku tiap tahunnya. Angka tersebut sangat jauh dibandingkan dengan negara Asia lain, seperti Jepang yang mencetak 40 ribu buku dan Cina yang mencetak 140 ribu buku tiap tahunnya.

Adanya Hari Buku Nasional diharapkan bisa meningkatkan angka penjualan buku di Indonesia dan angka melek huruf pada masyarakat Indonesia. Kebiasaan membaca akan beriringan dengan perkembangan pendidikan. Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kita harus meningkatkan daya literasi terlebih dahulu.

Abdul Malik Fadjar, Sosok di Balik Hari Buku Nasional

Nah, sekarang kita kenalan lebih dalam dengan Alm. Pak Malik Fadjar, yuk! Beliau yang lahir di Yogyakarta pada tanggal 22 Februari 1939 ini, merupakan putra keempat dari tujuh bersaudara. Sejak kecil, ia sudah berkecimpung dalam dunia pendidikan, lho. Ia bersekolah formal di Sekolah Rakyat (yang kini kita kenal sebagai Sekolah Dasar) Negeri Pangenan Kertoyudan Magelang, dan meneruskan pendidikannya di Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) Negeri Magelang.

Abdul
Abdul Malik Fadjar, Sosok di Balik Hari Buku Nasional (Sumber: Kompas.com)

Nah, tentunya nggak hanya sampai situ saja, Pak Malik Fadjar melanjutkan sekolah lagi di Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) Negeri Yogyakarta. Di masa-masa sekolah itu lah ia aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII). Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan. Pada tahun 1972, ia lulus dari Program Studi Pendidikan Kemasyarakatan Islam, IAIN Sunan Ampel Fakultas Tarbiyah Malang. Lalu di tahun 1981, ia berhasil meraih gelar Master of Science dari Department of Educational Research, Florida State University, Amerika Serikat.

Hingga kini, Pak Malik Fadjar dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibie, Menteri Pendidikan Nasional di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia.

Beliau tutup usia pada tanggal 7 September 2020 di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Ia dikenal sebagai sosok yang gigih dalam bidang pendidikan. Ia juga berkontribusi besar dalam membangun sekolah-sekolah Muhammadiyah dan perpustakaan di daerah Yogyakarta dan Magelang.

Abdul
Abdul Malik Fadjar, Sosok di Balik Hari Buku Nasional (Sumber: Times Indonesia)

Nah, itu dia sejarah singkat dari tercetusnya Hari Buku Nasional. Kita juga sudah berkenalan dengan sang pencetus, yakni Bapak Abdul Malik Fadjar. Ia sosok yang berperan besar dalam pendidikan di Indonesia. Dengan adanya Hari Buku Nasional, diharapkan bisa meningkatkan minat baca dan literasi untuk menunjang kualitas sistem pendidikan di Indonesia.

Berbicara soal buku dan pendidikan, rasanya nggak afdol kalau kita nggak ulik buku-buku yang bisa buat kamu lebih melek dengan pendidikan. Nah, Admin akan merekomendasikan kamu enam buku yang membahas pendidikan dan bikin kamu makin sadar akan pentingnya pendidikan.

6 Rekomendasi Buku tentang Pendidikan

1. Pendidikan Kaum Tertindas – Paulo Freire

Jika kamu tertarik pada dunia pendidikan, buku ini wajib kamu baca. Ini adalah buku filsafat karya Paulo Freire yang fokus pada pembahasan mengenai mereka yang ditindas versus mereka yang menindas.

β€œPendidikan haruslah berorientasi kepada pengenalan realitas dari manusia dan dirinya sendiri.”

PendidikanBaca Sekarang di sini!

Sebagai negara yang dijajah selama ratusan tahun, dampak dari kolonialisme masih tetap ada sampai sekarang. Isu yang dibahas di buku ini masih relevan bagi kita hingga saat ini. Bagi Freire, pendidikan seharusnya mengajarkan kita untuk mengangkat suara dan hak kaum marjinal. Dengan buku ini, kita akan sadar bagaimana pendidikan harus berorientasi untuk membebaskan manusia dari rasa takut akibat penindasan.

2. Terdidik (Educated) – Tara Westover

Buku ini mengisahkan hidup sang penulis yang hidup dengan keluarganya di pegunungan Idaho. Keluarganya sangat terisolasi dan tertutup sampai-sampai tak ada yang memastikan pendidikan anak-anak di keluarga tersebut.

Ayahnya juga melarang pengobatan dari rumah sakit, sehingga Tara tak pernah melihat dokter atau perawat. Mereka mengandalkan obat-obatan herbal untuk menyembuhkan luka dan penyakit.

BukuBeli dan Baca Sekarang!

Meski tak mendapat pendidikan formal, Tara berusaha untuk belajar secara otodidak. Hasilnya, ia berhasil diterima di Brigham Young University. Setelah itu, ia mulai bertanya-tanya apakah perjalanannya ini terlalu jauh? Atau masihkah ada jalan untuk pulang?

Kisah Tara akan mengajak kita untuk melihat inti dari dunia pendidikan. Dengan pendidikan, kita bisa melihat perspektif orang lain dengan pandangan baru dan berusaha untuk mengubahnya.

Kamu juga bisa dalam versi e-book di sini >>> Terdidik

3. Dua Belas Pasang Mata – Sakae Tsuboi

Jika kamu menyukai buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, pasti kamu akan menyukai buku ini juga. Buku ini mengisahkan tentang Ibu Guru Oishi dan murid-muridnya di sebuah desa nelayan yang miskin.

Bersama 12 muridnya, ia belajar tentang kehidupan dan kasih sayang. Bu Oishi menjadi guru favorit karena kepribadian dan penampilannya. Namun, perang telah mengubah segalanya, dan membuat mereka harus beradaptasi dengan perubahan.

BukuBeli dan Ikuti Kisah Bu Oishi

Kamu juga bisa dalam versi e-book di sini >>> Dua Belas Pasang Mata

4. Guru Aini – Andrea Hirata

Andrea Hirata dan novel-novel yang bertema pendidikan memang tak bisa dipisahkan. Ini adalah buku prekuel dari novel Orang-Orang Biasa yang menceritakan dua karakter utama, yaitu Bu Desi Istiqomah dan muridnya yang bernama Aini.

Bu Desi adalah sosok yang antusias untuk mengajar matematika dan bertekad untuk mengubah anak bangsa. Kemudian, ada Aini yang bercita-cita menjadi dokter dan mengobati penyakit ayahnya. Untuk itu, Aini rela berguru dengan Bu Desi yang terkenal galak dalam mengajar. Kisah Bu Desi yang garang dan Aini yang nekat untuk belajar matematika dengannya ini akan membawamu dalam keharuan sekaligus gelak tawa.

BukuBeli dan Baca Sekarang!

5. Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela – Tetsuko Kuroyanagi

Totto-chan adalah seorang gadis kecil yang bernama asli Tetsuko Kuroyanagi. Buku ini mengisahkan pengalaman masa kecil sang penulis yang selalu semangat saat sekolah. Totto-chan memiliki kebiasaan memandang keluar jendela, menunggu rombongan pemusik jalanan, dan berulang kali membuka tutup meja. Kebiasaannya itu tak disukai gurunya dan membuat Totto-chan dikeluarkan dari sekolah.

BukuBeli dan Ikuti Kisah Totto-chan

Akhirnya, sang ibunda mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Di sana, para murid belajar di gerbong kereta yang dijadikan ruang kelas. Para murid juga dibebaskan untuk mengubah urutan pelajaran mereka.

Di sekolah yang unik itu, Totto-chan tidak hanya belajar pelajaran formal saja, tetapi juga tentang pelajaran hidup seperti persahabatan, kebebasan, dan menghargai orang lain.

6. Botchan – Natsume Soseki

Buku ini mengisahkan tentang guru muda yang memberontak terhadap sistem sekolah di sebuah desa. Ia adalah Botchan, sosok yang jujur dan berterus terang. Namun, hal itu membuatnya sering mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Buku ini bergenre slice-of-life dan komedi, namun banyak nilai-nilai hidup yang bisa diambil dari kisah Botchan. Buku ini cocok untuk kamu yang ingin mengenal pendidikan dengan novel yang ringan.

BukuBeli dan Baca Sekarang!

Kamu juga bisa dalam versi e-book di sini >>> Botchan

Itu dia sejarah dari tercetusnya Hari Buku Nasional beserta rekomendasi buku tentang dunia pendidikan. Sekarang kamu nggak penasaran lagi kan dengan asal-usul Hari Buku Nasional?

Tapiii, masih kurang lengkap nih kalau kita memperingati Hari Buku Nasional tanpa membaca buku. Tak perlu khawatir, untuk hadiah di Hari Buku Nasional ini, Gramedia.com dan Gramedia Digital memberikan diskon spesial yang nggak boleh kamu lewatkan!

PromoCek Promonya di Sini!

Khusus untuk kamu pengguna bank BNI, kamu bisa mendapatkan diskon 30% untuk pembelian minimal Rp250.000, lho! Jangan lupa gunakan kode “BNIBUKU30” saat checkout ya.

PromoCek Promonya di Sini!

Eits, untuk kamu pengguna bank CIMB Niaga, kamu juga bisa dapat diskon 30% dengan minimal transaksi Rp200.000. Masukkan kode “CIMBBUKU30” dan dapatkan potongan harganya!

Untuk kamu penggemar baca buku digital, Gramedia Digital juga memberikan diskon 30% untuk seluruh Premium Package, supaya kamu bisa baca ratusan ribu buku, majalah, dan koran digital! Bagaimana caranya bisa baca banyak buku sekaligus? Coba cek di bawah ini ya!

PromoCek Promonya di Sini!

Diskon di atas berlaku dari tanggal 17-19 Mei 2022 saja, lho! Jadi, pastikan kamu catat tanggalnya dan jangan sampai kelewatan dengan diskonnya. Ssst, bocoran nih, ternyata akan ada flash sale Premium Package Gramedia Digital menjadi diskon 50%, lho. Pantengin terus di ebooks.gramedia.com biar nggak ketinggalan infonya!

Oiya, masih ada banyak diskon dan promo spesial lainnya dari Gramedia.com yang bisa kamu temukan di bawah ini.

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!

Selamat Hari Buku Nasional dan selamat berbelanja buku, Grameds! πŸ“šπŸ₯°


Sumber foto header: Tribunnews.com

Penulis: Almanda Jazroh Hardiyanti

5 Fakta Menarik Tentang Sosok Ancika, Pacar Baru Dilan setelah Milea!

5 Fakta Menarik Tentang Sosok Ancika, Pacar Baru Dilan setelah Milea!

Hai, Grameds! Pecinta trilogi Dilan 1990-nya Pidi Baiq pasti sudah kenal dengan Ancika dari novel Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995 yakni sosok tambatan hati Dilan yang baru setelah dia putus dari Milea!πŸ˜³πŸ’•

Wah, kabarnya novel Ancika sudah dalam proses penggarapan film dan akan segera tayang ke layar lebar, lho! Seru, banget, kan? Nah, buat kamu yang belum tahu, hari ini Admin bakal bagikan berbagai informasi seru terkait novel Ancika: Dia yang Bersamaku tahun 1995. Mulai dari sinopsis hingga fakta menarik tentang Ancika. Wajib simak, ya!!!πŸ₯³πŸ’«

Siapa itu Pidi Baiq?

Pidi Baiq adalah seorang seniman Indonesia yang dikenal sebagai penulis, sutradara, musisi, dan pelukis. Ia lahir di Bandung pada tanggal 15 Januari 1972 dan merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pidi Baiq terkenal sebagai penulis novel dan skenario film yang berhasil menarik perhatian publik, terutama dengan karya-karyanya yang bernuansa komedi dan remaja. Beberapa karya terkenalnya antara lain Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 hingga Milea: Suara dari Dilan. Keduanya telah diadaptasi menjadi film dan sukses di pasaran.πŸ₯³

Pidi Baiq (sumber gambar: Gramedia.com)

Pidi Baiq juga dikenal sebagai musisi dengan band bernama The Panas Dalam. Kecintaannya terhadap seni membuatnya aktif juga dalam bermusik dan sering tampil dalam acara konser. Selain itu, Pidi Baiq juga memiliki bakat dalam melukis dan menggambar.πŸ‘πŸ»

Karya-karyanya yang kreatif dan inovatif telah membawa Pidi Baiq meraih berbagai penghargaan, seperti Penghargaan Film Indonesia untuk Skenario Terbaik pada tahun 2018 dan Penghargaan Penulis Skenario Terbaik pada Festival Film Bandung 2019🀩🫡🏻

Sinopsis Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995

Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995 atau yang disingkat menjadi Ancika 1995 bercerita tentang kisah cinta Dilan setelah putus dari Milea saat berada di bangku SMA. Tentunya, cerita ini masih merupakan sambungan dari trilogi Dilan, yaitu Dilan 1990, Dilan 1991, dan Milea: Suara dari Dilan.

Novel Ancika 1995 sendiri memperlihatkan kisah yang terjadi pada 24 tahun lalu. Tahun ketika Ancika masih remaja dan baru berusia 17 tahun. Saat itu, dia sudah mulai menjalin hubungan dengan Dilan dan menyandang status sebagai kekasih baru mantan anggota geng motor tersebut.

Cerita di mulai pada 1995 silam. Saat Dilan sudah berkuliah dan merupakan mahasiswa tingkat tiga di ITB. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang siswi SMA bernama Ancika yang ternyata menjadi tokoh penting dalam kisah cintanya selanjutnya.

Takdir terus mempertemukan mereka berdua untuk menjalin kisah kasih meski dihadang perbedaan usia dan juga jenjang pendidikan yang cukup jauh. Mulanya, Ancika tidak tertarik pada sosok Dilan. Ia memandangnya sebagai sosok menyebalkan dan suka bertingkat aneh!

Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Ancika mulai melihat sisi menyenangkan dan juga baik dari sosok Dilan. Setelah beberapa peristiwa, Ancika mulai berpikir jika Dilan sebenarnya adalah orang yang baik. Perlahan, hubungan Ancika dan Dilan pun semakin dekat bahkan sampai-sampai Ancika mulai merasakan percikan cinta pada Dilan dan perlahan mengetahui masa lalu Dilan bersama Milea dahulu ☹

5 Fakta Menarik Tentang Sosok Ancika dari Ancika 1995

1. Ancika adalah Siswi SMA

Ancika Mehrunisa Rabu atau yang biasa dipanggil Cika selaku tokoh penting dari novel ini adalah sosok perempuan manis yang masih duduk di bangku SMA. Dalam ceritanya, ia dikisahkan bertemu dengan Dilan saat masih menjadi siswi kelas 2 SMA. Sedangkan Dilan sendiri sudah menjadi mahasiswa ITB saat bertemu dengan Ancika. 😻

Tokoh Ancika pertama kali muncul dalam novel Milea: Suara dari Dilan. Tepatnya pada tahun 1996, Dilan mengenal Ancika saat masih duduk di bangku kelas 2 SMA, sementara Dilan sudah menjadi mahasiswa tingkat tiga. Itulah mengapa cerita ini cukup berpusat pada perbedaan usia dan jenjang pendidikan keduanya. Akan tetapi kedua kerap kali bertemu karena Dilan sendiri adalah salah satu teman dari Mang Anwar, paman Cika yang juga masih kuliah.😳

2. Ancika adalah Alpha Female

Meski masih kelas 3 SMA, Ancika adalah alpha female! Dia adalah perempuan dengan gaya tomboy yang memiliki pemikiran dewasa. Gak suka drama, gak labil, tahu apa yang dia suka dan gak suka, dan berani menolak saat ada satu dua hal yang membuatnya tidak nyaman. Selain itu, Ancika juga dikenal rajin belajar dan sangat cerdas! Hobi belajarnya itu yang membuat dirinya dan Dilan menjadi semakin dekat karena mereka jadi punya alasan untuk menghabiskan waktu belajar bersama di ruang tamu.πŸ’«πŸ˜»

Walaupun Ancika terlihat lebih cuek, tidak bisa dipungkiri Ancika pun sama saja seperti Milea yang melewati masa remaja yang naik-turun. Ia pun juga memiliki konflik batin seperti Milea, bedanya Ancika selalu menyikapi konflik dengan lebih dewasa dan juga tenang!πŸ’•πŸ€

3. Ancika Ilfeel sama Dilan pada Pertemuan Pertama

Ancika dan Dilan bertemu pertama kali karena perayaan ulang tahun Abah, yakni kakek Ancika. Saat itu Dilan ikut menghadiri perayaan ulang tahun Abah karena dia berteman dengan Mang Anwar di kampus, yang ternyata merupakan paman kandung dari Ancika.😳

Menariknya, pertemuan pertama mereka sebenarnya tidak menyenangkan. Ancika pernah mendengar desas-desus informasi mengenai sosok Dilan di SMA dahulu. Ia dikenal sebagai Panglima Tempur Geng Motor yang nakal dan suka tawuran!😳 Tentunya hal ini membuat Ancika bergidik. Selain itu, pada pertemuan pertama mereka, Ancika juga ilfeel sama Dilan yang tiba-tiba memanggilnya Kakak padahal jelas-jelas Ancika adalah siswi SMA!

4. Ancika itu Cemburuan

Fakta menarik lainnya adalah bahwa ternyata meski Ancika terkenal tomboy dan keras dengan pendiriannya, rupanya Ancika itu cemburuan! πŸ₯ΊMeski dirinya dan Dilan akhirnya mulai menjalin kasih selama 2 tahun sebelum akhirnya menikah, Ancika selalu sadar dengan sosok Milea yang pernah mengisi hati Dilan dahulu.πŸ₯Ί

Seperti perempuan cemburuan pada umumnya, Ancika juga sesekali merasa insecure dan membandingkan dirinya dengan Milea! Akan tetapi, situasi rumit ini selalu mendapat bantuan dari Bunda Dilan yang kerap kali mengingatkan Dilan untuk tidak membandingkan Milea dengan Ancika di hubungannya yang sekarang. 🫡🏻

Selain itu, Bundanya juga memberi semangat pada Ancika untuk tidak perlu terlalu menghiraukan masa lalu Dilan. Nah, karena itulah Ancika punya kekuatan lebih untuk mengatakan,

β€œDia (Milea) memang punya masa lalu, tapi saya punya Dilan.”

Wahhh, keren banget, ya?! πŸ€©πŸ’•Meski Ancika cemburuan, Ancika mampu mengatasi rasa cemburunya dengan dewasa, lho!πŸ‘πŸ»

5. Ancika Membuat Dilan Jadi Sosok yang Lebih Dewasa

Berbeda dengan novel Dilan maupun Milea, novel Ancika lebih bercerita tentang cerita cinta dewasa ketimbang cerita cinta monyet anak SMA. Hal ini mengurangi kadar cinta manis-manis dalam ceritanya menjadi kisah yang berat pada kasih sayang. Namun, kisah cinta mereka diceritakan dengan kadar manis yang berbeda!πŸ˜»πŸ’•

Ancika bukanlah sosok perempuan menyebalkan dan tidak rasional. Berbeda dengan Milea yang sangat menggebu-gebut, Ancika lebih mengerti secara logis batas batas yang tidak bisa disentuh dalam kisah kasihnya bersama Dilan. Dengan segala kedewasaan ini, Dilan berhasil menjadi sosok yang lebih lepas, bahagia, dan juga dewasa saat itu! Pppssstt, bahkan Dilan sudah tidak pernah tawuran lagi sejak sama Ancika!😳


Baca Juga: 5 Fakta Novel Dilan 1991. Bagaimana Kelanjutan Kisah Dilan & Milea?


Nah, itu dia beberapa fakta menarik mengenai sosok Ancika dari Ancika 1995! Menarik, bukan? Pastinya, novel ini menawarkan kisah kasih yang lebih segar dengan masih menonjolkan ciri khas gaya penulisan Pidi Baiq yang ringan dan penuh guyonan.πŸ‘πŸ»

Arbani Yasiz dan Zee JKT48 sebagai Dilan dan Ancika (sumber gambar: Kompas.com)

Novel Ancika 1995 sudah digarap ke dalam bentuk adaptasi film dan dimainkan oleh berbagai aktor dan aktris berbakat Indonesia. Mulai dari Zee JKT48 hingga Arbani Yasiz. Seru banget! Nah, sebelum kamu menonton filmnya di layar lebar nanti, kamu wajib membaca trilogi Dilan dan Milea secara lengkap dulu, Grameds!πŸ₯³

Rekomendasi Novel Terbaik Pidi Baiq

1. Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990

Itu adalah tahun 1990, saat Milea pindah dari Jakarta ke Bandung. Perkenalan yang tidak biasa kemudian membawa Milea mulai mengenal keunikan Dilan lebih jauh. Dilan yang pintar, baik hati dan romantis, semua dengan caranya sendiri.

Dan Dilan, dengan caranya sendiri, selalu bisa membuat Milea percaya ia bisa tiba di tujuan dengan selamat. Tujuan dari perjalanan ini. Perjalanan mereka berdua. Katanya, dunia SMA adalah dunia paling indah. Dunia Milea dan Dilan satu tingkat lebih indah daripada itu.

bukuBaca Sekarang!

2. Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1991

Masalah mulai muncul saat Dilan dipercaya untuk memimpin geng motor. Tentunya hal ini mendapatkan larangan keras dari Milea dengan alasan keselamatan Dilan. Kemudian cerita berlanjut pada kondisi dimana Milea mendapatkan kabar bahwa Dilan sedang dikeroyok oleh sekelompok orang tak dikenal. Atas kejadian itu Milea sadar bahwa masalah tersebut akan berujung panjang.

bukuBaca Sekarang!

3. Milea: Suara dari Dilan

Semasa pacaran dengan Milea, teman-teman Dilan selalu merasa Dilan mulai menjauh dari anggota geng motor. Suatu hari terjadi peristiwa mengerikan, salah satu anggota geng motor, Akew, meninggal akibat dikeroyok oleh sekelompok orang. Kejadian itu tentu membuat Milea khawatir akan keselamatan Dilan. Sebagai bentuk peringatan, Milea memutuskan untuk berpisah dengan Dilan. Milea berharap Dilan menjauh dengan dunia geng motor.

bukuKenalan dengan Ancika Sekarang!

Peristiwa Akew juga menyeret Dilan ke pihak berwajib bersama teman-temannya. Perpisahan yang tadinya hanya gertakan Milea menjadi perpisahan yang berlangsung lama sampai keduanya lulus kuliah dan dewasa. Akan tetapi, Dilan dan Milea masih membawa perasaan yang sama saat keduanya kembali bertemu di reuni, hanya saja masing-masing sudah memiliki pasangan.

4. Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995

Ancika ini, pacarnya Dilan. Mereka saling mengenal setelah Dilan sudah tidak lagi sama Lia. Ya, gitu deh, drama kehidupan namanya juga. Mau bagaimana lagi? Kita ini hanya manusia.

bukuKenalan dengan Ancika Sekarang!

Ancika akan menceritakan kisahnya bersama Dilan ketika Ancika berumur 17 tahun dan masih seorang siswi SMA. Dilan sendiri, saat itu, sedang berkuliah di ITB. Sosok Ancika tidak kalah menarik daripada Dilan.

Dilan dan Ancika seolah-olah memang diciptakan untuk saling mengisi dan saling melengkapi satu sama lain. Apakah Ancika adalah alasan satu-satunya mengapa Dilan tidak bisa balikan dengan Milea? Baca kisah lengkap Ancika di dalam novel ini!

Saatnya kamu mengenal Ancika lebih dalam dari buku Ancika: Dia Yang Bersamaku Tahun 1995. Bukunya sudah bisa kamu order di Gramedia.com!

Dan khusus bagi teman-teman #SahabatTanpaBatas, Admin berikan diskon spesial untuk kamu yang ingin memiliki buku Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995. Beli sekarang dan ikuti terus kisah romansa Dilan dan Ancika!

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Sumber foto header: Dok. Gramedia.com