Setelah 6 Tahun Penantian, ‘Jingga untuk Sandyakala’ Bisa Kamu Miliki Sekarang!

Setelah 6 Tahun Penantian, 'Jingga untuk Sandyakala' Bisa Kamu Miliki Sekarang!

Sejak kemunculannya di tahun 2010, buku Jingga dan Senja karya Esti Kinasih telah sukses merebut perhatian banyak pembaca, terutama kalangan remaja generasi 90-an. Saking populernya, pada tahun 2021 lalu, serial ini diadaptasi menjadi film serial oleh Vidio. Saat ini, sudah dua season film serial Jingga dan Senja yang dapat ditonton di Vidio. Tokoh utamanya diperankan oleh Abidzar Al-Ghifari sebagai Ari dan Yuriko Angeline sebagai Tari. Seperti novelnya, film serial ini juga menuai pujian dari para penggemar.


Baca juga: Novel Populer Jingga dan Senja, Kini Diadaptasi dalam Bentuk Serial


Sekuel dari novel Jingga dan Senja hadir di tahun 2011, berjudul Jingga dalam Elegi. Enam tahun berselang, novel ketiga dari serial ini pun terbit, berjudul Jingga untuk Matahari. Para penggemar yang sudah kangen dengan Tari dan Ari membuat buku ini mendapat sambutan yang meriah.

Kini, penantian pembaca untuk kembali bertemu dengan Tari dan Ari sudah resmi usai. Buku keempat serial Jingga dan Senja, berjudul Jingga untuk Sandyakala, telah hadir dan siap untuk kamu pesan! Mulai dari tanggal 24 Oktober-5 November 2022, kamu bisa mendapatkan buku Jingga untuk Sandyakala dengan harga spesial. Buku yang kamu pesan sekarang akan ditandatangani langsung oleh Esti Kinasih, serta kamu juga akan mendapat merchandise berupa magnetic bookmark dengan gambar karakter-karakter di serial Jingga dan Senja!

Sinopsis Jingga untuk Sandyakala Part 1

Jingga untuk Sandyakala Part 1 merupakan bagian pertama dari lanjutan kisah Tari dan Ari. Dalam buku ini, konflik antara Ari dan Ata akan semakin rumit, apalagi karena Ata memilih untuk memihak pada Angga, musuh bebuyutan Ari. Ata, yang merasa hidup Ari lebih beruntung, bertekad hendak mengacak-acak hidup Ari.

JinggaBeli Sekarang!

Hubungannya yang tiba-tiba harus berakhir dengan Tari juga membuat Ari merasa sangat kehilangan. Tari juga tidak bisa menjelaskan alasan yang membuatnya ingin menyudahi hubungan dengan Ari. Namun, Ari juga menyadari, selama ini ia tidak pernah terang-terangan menyatakan cinta pada Tari. Sekarang, ketika ia ingin menyatakan perasaan yang sesungguhnya, apakah Tari masih mau menerimanya?

Nah, untuk menyegarkan ingatan kamu tentang perjalanan Tari dan Ari dalam serial Jingga dan Senja, simak ringkasan dari buku-buku sebelumnya, yuk!

Serial Novel Jingga dan Senja

Jingga dan Senja

Perjalanan Tari dan Ari berawal dari pertemuan mereka di SMA Airlangga. Memiliki nama mirip ternyata tidak lantas menjadikan mereka akur. Keduanya justru memiliki sifat yang bertolak belakang bak air dan api, pun keduanya merasa kesal dengan satu sama lain. Ari yang biang kerok jelas merasa sebal melihat Tari, adik kelasnya, yang terang-terangan melawannya.

JinggaDapatkan Bukunya Sekarang!

Ketika Tari terjebak dalam sebuah tawuran, Ari merasa wajib melindungi gadis itu. Namun, usahanya untuk melindungi Tari dilihat musuhnya, Angga, sebagai sesuatu yang harus dimanfaatkan. Angga langsung berusaha mendekati Tari, untuk menyakiti Ari, demi membalaskan dendam pribadinya.

Menyadari gelagat Angga, Ari berusaha keras untuk mendekati Tari. Sikapnya yang cuek terhadap cewek membuat orang-orang terkejut dengan usahanya yang terang-terangan untuk dekat dengan Tari. Sayangnya, usaha Ari tidak disambut baik oleh Tari. Berhubung track record Ari yang buruk, Tari tidak ingin berurusan dengannya. Tapi Ari tidak menyerah. Ia terus mengejar Tari yang justru berlari semakin jauh darinya.

Jingga dalam Elegi

Mata bengkak Tari yang dilihatnya membuat Ari bingung. Apa yang membuat Tari menangis? Apakah karena ia menghapus nomor Ata, kembarannya, dari HP Tari, atau Angga muncul lagi dan melakukan sesuatu pada Tari? Ari berusaha mengorek informasi itu dari Tari yang enggan menjawab.

JinggaDapatkan Bukunya Sekarang!

Sementara itu, hadirnya Ata memberikan warna baru dalam hidup Tari. Ia merasa nyaman dengan kembaran Ari yang memiliki sifat lembut dan perhatian tersebut. Rasanya, ia bisa menceritakan segala-galanya pada Ata yang selalu dengan sabar mendengarkan. Tari juga pelan-pelan menyadari bahwa ia merasa jantungnya berdebar-debar ketika ia bersama dengan Ata.

Kedekatan Ata dan Tari tentu saja membuat Ari resah. Untuk memisahkan mereka, Ari akhirnya memutuskan untuk memberi tahu Tari sebuah rahasia.

Jingga untuk Matahari

Sejak Ari menunjukkan sisi lembut dan perhatiannya, hari-hari yang Tari dan Ari lalui rasanya selalu diliputi kebahagiaan. Ari terutama merasa senang bukan main ketika tahu bahwa Ata dan Mama akan segera kembali ke Jakarta. Namun, tanpa sepengetahuan Ari, Ata menyimpan rahasia yang selama ini membuat ia sakit hati dan ingin melampiaskan perasaan tersebut pada Ari dan Papa. Ada hal yang Ari tidak tahu tentang mama dan papanya.

JinggaDapatkan Bukunya Sekarang!

Sementara itu, perasaan sayang Tari pada Ari yang seiring waktu semakin bertumbuh, terganggu oleh kehadiran Angga dalam hidupnya. Tak tanggung-tanggung, Angga langsung meminta Tari menjadi pacarnya. Ada alasan tertentu mengapa Angga begitu dendam pada Ari dan bertekad ingin merebut Tari, orang yang sangat berarti dalam hidup Ari.

Di setiap bukunya, Esti Kinasih selalu menyuguhkan kisah dengan setting yang detail, sehingga pembaca dapat dengan jelas membayangkan bagaimana Tari dan Ari berinteraksi, bersama dengan karakter-karakter lain. Konflik-konflik di setiap buku memiliki penyelesaian yang memuaskan, meski kamu mungkin harus menunggu agak lama untuk menjawab rasa penasaran kamu pada rahasia-rahasia Tari dan Ari. Tentunya, kamu tidak ingin kelewatan penawaran spesial untuk membeli buku Jingga untuk Sandyakala, bukan?

Untuk kamu pembaca setia serial Jingga dan Senja, baca ulang ketiga buku pertama dalam serial ini sebelum kamu membaca Jingga untuk Sandyakala. Jika kamu belum pernah membaca serial ini, belum telat untuk memulai dari buku pertama!

Segera dapatkan buku Jingga untuk Sandyakala dengan harga terbaik di sini👇

JinggaDapatkan Bukunya Sekarang!

5 Fakta Menarik Tentang Sosok Ancika, Pacar Baru Dilan setelah Milea!

5 Fakta Menarik Tentang Sosok Ancika, Pacar Baru Dilan setelah Milea!

Hai, Grameds! Pecinta trilogi Dilan 1990-nya Pidi Baiq pasti sudah kenal dengan Ancika dari novel Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995 yakni sosok tambatan hati Dilan yang baru setelah dia putus dari Milea!😳💕

Wah, kabarnya novel Ancika sudah dalam proses penggarapan film dan akan segera tayang ke layar lebar, lho! Seru, banget, kan? Nah, buat kamu yang belum tahu, hari ini Admin bakal bagikan berbagai informasi seru terkait novel Ancika: Dia yang Bersamaku tahun 1995. Mulai dari sinopsis hingga fakta menarik tentang Ancika. Wajib simak, ya!!!🥳💫

Siapa itu Pidi Baiq?

Pidi Baiq adalah seorang seniman Indonesia yang dikenal sebagai penulis, sutradara, musisi, dan pelukis. Ia lahir di Bandung pada tanggal 15 Januari 1972 dan merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pidi Baiq terkenal sebagai penulis novel dan skenario film yang berhasil menarik perhatian publik, terutama dengan karya-karyanya yang bernuansa komedi dan remaja. Beberapa karya terkenalnya antara lain Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 hingga Milea: Suara dari Dilan. Keduanya telah diadaptasi menjadi film dan sukses di pasaran.🥳

Pidi Baiq (sumber gambar: Gramedia.com)

Pidi Baiq juga dikenal sebagai musisi dengan band bernama The Panas Dalam. Kecintaannya terhadap seni membuatnya aktif juga dalam bermusik dan sering tampil dalam acara konser. Selain itu, Pidi Baiq juga memiliki bakat dalam melukis dan menggambar.👍🏻

Karya-karyanya yang kreatif dan inovatif telah membawa Pidi Baiq meraih berbagai penghargaan, seperti Penghargaan Film Indonesia untuk Skenario Terbaik pada tahun 2018 dan Penghargaan Penulis Skenario Terbaik pada Festival Film Bandung 2019🤩🫵🏻

Sinopsis Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995

Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995 atau yang disingkat menjadi Ancika 1995 bercerita tentang kisah cinta Dilan setelah putus dari Milea saat berada di bangku SMA. Tentunya, cerita ini masih merupakan sambungan dari trilogi Dilan, yaitu Dilan 1990, Dilan 1991, dan Milea: Suara dari Dilan.

Novel Ancika 1995 sendiri memperlihatkan kisah yang terjadi pada 24 tahun lalu. Tahun ketika Ancika masih remaja dan baru berusia 17 tahun. Saat itu, dia sudah mulai menjalin hubungan dengan Dilan dan menyandang status sebagai kekasih baru mantan anggota geng motor tersebut.

Cerita di mulai pada 1995 silam. Saat Dilan sudah berkuliah dan merupakan mahasiswa tingkat tiga di ITB. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang siswi SMA bernama Ancika yang ternyata menjadi tokoh penting dalam kisah cintanya selanjutnya.

Takdir terus mempertemukan mereka berdua untuk menjalin kisah kasih meski dihadang perbedaan usia dan juga jenjang pendidikan yang cukup jauh. Mulanya, Ancika tidak tertarik pada sosok Dilan. Ia memandangnya sebagai sosok menyebalkan dan suka bertingkat aneh!

Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Ancika mulai melihat sisi menyenangkan dan juga baik dari sosok Dilan. Setelah beberapa peristiwa, Ancika mulai berpikir jika Dilan sebenarnya adalah orang yang baik. Perlahan, hubungan Ancika dan Dilan pun semakin dekat bahkan sampai-sampai Ancika mulai merasakan percikan cinta pada Dilan dan perlahan mengetahui masa lalu Dilan bersama Milea dahulu ☹

5 Fakta Menarik Tentang Sosok Ancika dari Ancika 1995

1. Ancika adalah Siswi SMA

Ancika Mehrunisa Rabu atau yang biasa dipanggil Cika selaku tokoh penting dari novel ini adalah sosok perempuan manis yang masih duduk di bangku SMA. Dalam ceritanya, ia dikisahkan bertemu dengan Dilan saat masih menjadi siswi kelas 2 SMA. Sedangkan Dilan sendiri sudah menjadi mahasiswa ITB saat bertemu dengan Ancika. 😻

Tokoh Ancika pertama kali muncul dalam novel Milea: Suara dari Dilan. Tepatnya pada tahun 1996, Dilan mengenal Ancika saat masih duduk di bangku kelas 2 SMA, sementara Dilan sudah menjadi mahasiswa tingkat tiga. Itulah mengapa cerita ini cukup berpusat pada perbedaan usia dan jenjang pendidikan keduanya. Akan tetapi kedua kerap kali bertemu karena Dilan sendiri adalah salah satu teman dari Mang Anwar, paman Cika yang juga masih kuliah.😳

2. Ancika adalah Alpha Female

Meski masih kelas 3 SMA, Ancika adalah alpha female! Dia adalah perempuan dengan gaya tomboy yang memiliki pemikiran dewasa. Gak suka drama, gak labil, tahu apa yang dia suka dan gak suka, dan berani menolak saat ada satu dua hal yang membuatnya tidak nyaman. Selain itu, Ancika juga dikenal rajin belajar dan sangat cerdas! Hobi belajarnya itu yang membuat dirinya dan Dilan menjadi semakin dekat karena mereka jadi punya alasan untuk menghabiskan waktu belajar bersama di ruang tamu.💫😻

Walaupun Ancika terlihat lebih cuek, tidak bisa dipungkiri Ancika pun sama saja seperti Milea yang melewati masa remaja yang naik-turun. Ia pun juga memiliki konflik batin seperti Milea, bedanya Ancika selalu menyikapi konflik dengan lebih dewasa dan juga tenang!💕🤝

3. Ancika Ilfeel sama Dilan pada Pertemuan Pertama

Ancika dan Dilan bertemu pertama kali karena perayaan ulang tahun Abah, yakni kakek Ancika. Saat itu Dilan ikut menghadiri perayaan ulang tahun Abah karena dia berteman dengan Mang Anwar di kampus, yang ternyata merupakan paman kandung dari Ancika.😳

Menariknya, pertemuan pertama mereka sebenarnya tidak menyenangkan. Ancika pernah mendengar desas-desus informasi mengenai sosok Dilan di SMA dahulu. Ia dikenal sebagai Panglima Tempur Geng Motor yang nakal dan suka tawuran!😳 Tentunya hal ini membuat Ancika bergidik. Selain itu, pada pertemuan pertama mereka, Ancika juga ilfeel sama Dilan yang tiba-tiba memanggilnya Kakak padahal jelas-jelas Ancika adalah siswi SMA!

4. Ancika itu Cemburuan

Fakta menarik lainnya adalah bahwa ternyata meski Ancika terkenal tomboy dan keras dengan pendiriannya, rupanya Ancika itu cemburuan! 🥺Meski dirinya dan Dilan akhirnya mulai menjalin kasih selama 2 tahun sebelum akhirnya menikah, Ancika selalu sadar dengan sosok Milea yang pernah mengisi hati Dilan dahulu.🥺

Seperti perempuan cemburuan pada umumnya, Ancika juga sesekali merasa insecure dan membandingkan dirinya dengan Milea! Akan tetapi, situasi rumit ini selalu mendapat bantuan dari Bunda Dilan yang kerap kali mengingatkan Dilan untuk tidak membandingkan Milea dengan Ancika di hubungannya yang sekarang. 🫵🏻

Selain itu, Bundanya juga memberi semangat pada Ancika untuk tidak perlu terlalu menghiraukan masa lalu Dilan. Nah, karena itulah Ancika punya kekuatan lebih untuk mengatakan,

“Dia (Milea) memang punya masa lalu, tapi saya punya Dilan.”

Wahhh, keren banget, ya?! 🤩💕Meski Ancika cemburuan, Ancika mampu mengatasi rasa cemburunya dengan dewasa, lho!👍🏻

5. Ancika Membuat Dilan Jadi Sosok yang Lebih Dewasa

Berbeda dengan novel Dilan maupun Milea, novel Ancika lebih bercerita tentang cerita cinta dewasa ketimbang cerita cinta monyet anak SMA. Hal ini mengurangi kadar cinta manis-manis dalam ceritanya menjadi kisah yang berat pada kasih sayang. Namun, kisah cinta mereka diceritakan dengan kadar manis yang berbeda!😻💕

Ancika bukanlah sosok perempuan menyebalkan dan tidak rasional. Berbeda dengan Milea yang sangat menggebu-gebut, Ancika lebih mengerti secara logis batas batas yang tidak bisa disentuh dalam kisah kasihnya bersama Dilan. Dengan segala kedewasaan ini, Dilan berhasil menjadi sosok yang lebih lepas, bahagia, dan juga dewasa saat itu! Pppssstt, bahkan Dilan sudah tidak pernah tawuran lagi sejak sama Ancika!😳


Baca Juga: 5 Fakta Novel Dilan 1991. Bagaimana Kelanjutan Kisah Dilan & Milea?


Nah, itu dia beberapa fakta menarik mengenai sosok Ancika dari Ancika 1995! Menarik, bukan? Pastinya, novel ini menawarkan kisah kasih yang lebih segar dengan masih menonjolkan ciri khas gaya penulisan Pidi Baiq yang ringan dan penuh guyonan.👍🏻

Arbani Yasiz dan Zee JKT48 sebagai Dilan dan Ancika (sumber gambar: Kompas.com)

Novel Ancika 1995 sudah digarap ke dalam bentuk adaptasi film dan dimainkan oleh berbagai aktor dan aktris berbakat Indonesia. Mulai dari Zee JKT48 hingga Arbani Yasiz. Seru banget! Nah, sebelum kamu menonton filmnya di layar lebar nanti, kamu wajib membaca trilogi Dilan dan Milea secara lengkap dulu, Grameds!🥳

Rekomendasi Novel Terbaik Pidi Baiq

1. Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990

Itu adalah tahun 1990, saat Milea pindah dari Jakarta ke Bandung. Perkenalan yang tidak biasa kemudian membawa Milea mulai mengenal keunikan Dilan lebih jauh. Dilan yang pintar, baik hati dan romantis, semua dengan caranya sendiri.

Dan Dilan, dengan caranya sendiri, selalu bisa membuat Milea percaya ia bisa tiba di tujuan dengan selamat. Tujuan dari perjalanan ini. Perjalanan mereka berdua. Katanya, dunia SMA adalah dunia paling indah. Dunia Milea dan Dilan satu tingkat lebih indah daripada itu.

bukuBaca Sekarang!

2. Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1991

Masalah mulai muncul saat Dilan dipercaya untuk memimpin geng motor. Tentunya hal ini mendapatkan larangan keras dari Milea dengan alasan keselamatan Dilan. Kemudian cerita berlanjut pada kondisi dimana Milea mendapatkan kabar bahwa Dilan sedang dikeroyok oleh sekelompok orang tak dikenal. Atas kejadian itu Milea sadar bahwa masalah tersebut akan berujung panjang.

bukuBaca Sekarang!

3. Milea: Suara dari Dilan

Semasa pacaran dengan Milea, teman-teman Dilan selalu merasa Dilan mulai menjauh dari anggota geng motor. Suatu hari terjadi peristiwa mengerikan, salah satu anggota geng motor, Akew, meninggal akibat dikeroyok oleh sekelompok orang. Kejadian itu tentu membuat Milea khawatir akan keselamatan Dilan. Sebagai bentuk peringatan, Milea memutuskan untuk berpisah dengan Dilan. Milea berharap Dilan menjauh dengan dunia geng motor.

bukuKenalan dengan Ancika Sekarang!

Peristiwa Akew juga menyeret Dilan ke pihak berwajib bersama teman-temannya. Perpisahan yang tadinya hanya gertakan Milea menjadi perpisahan yang berlangsung lama sampai keduanya lulus kuliah dan dewasa. Akan tetapi, Dilan dan Milea masih membawa perasaan yang sama saat keduanya kembali bertemu di reuni, hanya saja masing-masing sudah memiliki pasangan.

4. Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995

Ancika ini, pacarnya Dilan. Mereka saling mengenal setelah Dilan sudah tidak lagi sama Lia. Ya, gitu deh, drama kehidupan namanya juga. Mau bagaimana lagi? Kita ini hanya manusia.

bukuKenalan dengan Ancika Sekarang!

Ancika akan menceritakan kisahnya bersama Dilan ketika Ancika berumur 17 tahun dan masih seorang siswi SMA. Dilan sendiri, saat itu, sedang berkuliah di ITB. Sosok Ancika tidak kalah menarik daripada Dilan.

Dilan dan Ancika seolah-olah memang diciptakan untuk saling mengisi dan saling melengkapi satu sama lain. Apakah Ancika adalah alasan satu-satunya mengapa Dilan tidak bisa balikan dengan Milea? Baca kisah lengkap Ancika di dalam novel ini!

Saatnya kamu mengenal Ancika lebih dalam dari buku Ancika: Dia Yang Bersamaku Tahun 1995. Bukunya sudah bisa kamu order di Gramedia.com!

Dan khusus bagi teman-teman #SahabatTanpaBatas, Admin berikan diskon spesial untuk kamu yang ingin memiliki buku Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995. Beli sekarang dan ikuti terus kisah romansa Dilan dan Ancika!

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Sumber foto header: Dok. Gramedia.com

Hal Lain yang Juga Tertinggal Setelah Kepergian

Peluang di Balik Duka: Hal Lain yang Juga Tertinggal Setelah Kepergian

Peristiwa kepergian seseorang untuk selamanya seringkali menyisakan kepiluan mendalam bagi sanak famili yang ditinggalkan.  Tidak jarang keluarga membutuhkan waktu yang lama untuk bisa meninggalkan kesedihan dan melanjutkan hidup seperti hari-hari sebelumnya. Di antaranya karena kejadian menyedihkan itu menimpa orang tersayang, ataupun terjadi dekat sekali di sekitaran. Tanpa berniat menjadi antitesis, apa yang dengan mulia dikerjakan Kim Sae Byoul dan timnya dalam buku Things Left Behind merupakan sebuah bukti bahwa kematian, seindah maupun setragis apa pun, harus diperlakukan dengan rasa hormat tanpa terkecuali.

Tanpa mengurangi makna kematian itu sendiri, kemuraman pada peristiwa tersebut menjadi peluang di balik duka; dari situlah Kim Sae Byoul mewujudkan misinya untuk memberikan penghormatan terakhir kepada yang telah berpulang dan menyampaikan ‘salam terakhir’ mereka kepada dunia.

“Buku ini bukanlah biografi tentang seorang yang lahir dan mengalami ini dan itu lalu meninggal. Buku ini juga tidak bermaksud menyampaikan kisah-kisah dramatis yang biasa dimuat di kolom gosip. Namun, aku berharap para pembaca mengingat satu hal melalui kisah mereka yang sudah meninggal dunia”

thingsBaca di Sini!

Things Left Behind ditulis oleh Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won yang bergelut di bidang bio hazard dalam bentuk jasa membereskan barang-barang peninggalan orang yang telah meninggal dunia dan jasa pembersihan khusus lokasi kematian. Pengalaman yang mereka bagikan membawa pembaca pada perenungan tentang bagaimana kehidupan sebaik-baiknya dimaknai. Dengan setting Korea Selatan, buku setebal 220 halaman ini ingin menyampaikan bahwa sepatutnya kita dapat mensyukuri hidup, serta menyadari bahwa sekedar hidup dan hidup penuh syukur itu adalah dua hal yang berbeda. Setelah diterbitkan di Indonesia pada 29 Desember 2021, buku ini mendapat sambutan hangat di tengah pembaca Indonesia, mengiringi kesuksesan seri drama Korea Move to Heaven yang mengangkat kisah-kisah di dalam buku Things Left Behind.

Kim Sae Byoul menarasikan apa yang ia lihat, dengar dan alami selama melaksanakan pekerjaanya, sebagai seorang penyelenggara jasa pengurus barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal, dengan sangat indah dan menyentuh. Membahasakan hal tragis dan memilukan ke dalam rangkaian kata yang disusun dengan sangat baik tentunya tidak semudah yang dibayangkan. Namun, empati dan simpati yang dituangkan Kim Sae Byoul di buku ini benar-benar bisa mencapai relung hati, hingga pembacanya dapat turut merasakan apa yang ia rasa dan seakan-akan turut melihat apa yang telah ia lihat.

Penuturan yang mengalir akan kisah-kisah haru di balik kematian berhasil menghadirkan atmosfer haru sekaligus mengingatkan akan hal-hal yang seringnya luput dari perhatian, seperti keterbukaan, keputusasaan atau kesepian.

Namun, tanpa mengesampingkan empati dan rasa duka akibat peristiwa tragis yang harus dihadapi Kim Sae Byoul dan tim, mari bersama melihat sisi lain yang juga ada di buku Things Left Behind.  Ada hal lain yang ternyata tumbuh dan muncul karena suatu keadaan. Ada ketidakmolekkan akibat sebuah kepergian yang memunculkan keharusan sebuah tindakan untuk dilakukan. Ada peluang di balik duka yang muncul dan tidak bisa dielakkan. Bukankah itu juga layak mendapat tempat untuk dibicarakan? There are other things that also left behind, yang juga bisa kita pelajari dari mereka yang telah tiada.

1. Layanan yang Ternyata Dibutuhkan

Meskipun sensitif, tidak bisa ditampik bahwa peristiwa pilu seperti kematian sesungguhnya membuka pintu peluang bagi lainnya. Ada hal yang terkadang tidak sanggup diselesaikan sendiri setelah sebuah peristiwa besar terjadi, hingga akhirnya kita tersadar bahwa bantuan dari pihak lain adalah yang diperlukan untuk tetap bisa bertahan. Harus ada orang-orang yang mampu melakukannya tanpa pengaruh emosional. Things Left Behind memaparkan hal tersebut dengan baik.

Meski bukan menjadi highlight dalam cerita, Kim Sae Byoul menangkap peluang ini karena sedikit sekali orang yang peduli dan mau berurusan dengan tetek bengek terkait orang yang telah meninggal. Dan ia melakukannya atas dasar penghormatan bagi mereka yang sudah tiada, serta ketulusan untuk meringankan beban orang-orang serta lingkungan yang ditinggalkan.

“…Aku berhenti dari pekerjaan sebagai pengurus pemakaman yang aku jalani selama 12 tahun dan memulai pekerjaan membereskan barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal. Itu karena aku berpikir bahwa pekerjaan ini sangat penting untuk mengurangi kesedihan keluarga yang ditinggalkan.”

Apakah ini pekerjaan dengan suasana ceria? Tentu tidak. Namun pekerjaan jasa pembersihan lokasi kematian, maupun pengurus barang-barang peninggalan orang yang telah tiada, merupakan pekerjaan penting dengan dampak signifikan. Ada residu biologis yang harus dibersihkan. Ada privasi dan kerahasiaan almarhum yang harus dijaga. Ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan begitu saja oleh orang awam.

Pekerjaan jasa pembersihan juga dituntut keprofesionalismeannya dalam pengetahuan yang tepat dalam menangani bahan kimia, penggunaan peralatan pembersihan yang sesuai, serta mematuhi standar keselamatan dan regulasi yang berlaku. Karena tidak jarang suatu TKP sangat tidak ideal. Pada satu bab dikisahkan Kim Sae Byoul mendapat permintaan membersihkan kamar tempat jenazah yang baru ditemukan bermingu-minggu setelah waktu kematian. Alhasil kondisi di lapangan jadi menyulitkan dan tidak bisa ditangani dengan SOP biasa. Maka Kim Se Byoul harus menyiapakan cairan kimia baru yang lebih kuat untuk menghalau bau dan membersihkan rembesan jenazah yang sudah meresap ke papan lantai.

2. Orang-orang Berjiwa Besar di Balik Baju Hazmat

“Bagi kami pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang menyebalkan atau membuat tidak nyaman. Tetapi, kami harus mengerjakannya diam-diam dan tidak disambut hangat oleh siapa pun. Itulah ironisnya pekerjaan ini.”

Proses pembersihan kamar. (Sumber: wolipop.detik.com)

Peristiwa demi peristiwa yang diceritakan dalam Things Left Behind membawa pembaca sedikit lebih dekat melihat sosok di balik pekerjaan yang tidak umum ini. Meski bukan menjadi topik utama, dampak yang harus dihadapi oleh Kim Sae Byoul dan timnya karena pekerjaan mudah ditemukan di sepanjang kisah pada buku ini. Dan sepanjang kisah itu pula, pembaca akan menemukan bahwa sudah sepantasnyalah apresiasi yang tinggi diberikan pada mereka yang hari-harinya dihabisakan dengan bergumul di lingkungan penuh tantangan yang sarat resiko, demi meringankan duka dan kepiluan orang lain.

Penting untuk diingat bahwa tugas yang dilakukan Kim Sae Byoul dan timnya telah menghadapkan mereka pada situasi yang tidak mudah dihadapi orang kebanyakan. Demi klien, mereka harus menjaga profesionalisme, etika, dan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan sensitivitas yang tinggi dan mengikuti protokol keamanan yang sesuai. Tapi bagi mereka sendiri, semua ini bisa bisa menimbulkan dampak secara emosional.

Pada satu kisah tentang kematian di kamar sewaan murah, Kim Sae Byoul tidak bisa melanjutkan pekerjaannya begitu mengetahui bahwa jenazah yang ditemukan di sana adalah seorang ayah dan anak. Kesulitan ekonomi dan desakan keluarga membuat si ayah mengambil jalan pintas. Singkat cerita si ayah bunuh diri setelah membunuh anaknya. Fakta lapangan ini menyergap Kim Sae Byoul bagai hantaman yang kuat. Kematian anak kecil selalu tidak mudah baginya, dan peristiwa kali ini membuatnya sangat terpukul hingga ia terpaksa mendelegasikan pekerjaan kepada anak buahnya.

Tidak hanya itu, bidang bio hazard seperti jasa pembersihan lokasi jenazah hingga kini nyatanya masih dianggap tabu. Sebagai pekerjaan yang umumnya dihindari dan seringnya tidak difavoritkan, stigma sosial dari masyarakat adalah makanan sehari-hari bagi Kim Sae Byoul dan timnya. Sudah berkali-kali mereka harus merelokasi kantor dari satu tempat ke tempat lain akibat dari tekanan lingkungan sekitar yang menganggap keberadaan kantor bio hazard di tengah lingkungan mereka bisa membawa penyakit. Kim Sae Byoul dan timnya pun kesulitan menemukan restoran yang mau menerima mereka karena nama perusahaan tercetak di seragam yang dikenakan, seakan-akan mereka adalah hantu kematian yang akan menyelubungi restoran itu dengan kemalangan.

Namun di balik kisah sedu sedan yang ditampilkan, kalimat-kalimat menyentuh di buku Things Left Behind dapat bermakna universal. Tidak hanya menjadi penyemangat untuk bangkit bagi mereka yang sedang rendah morilnya, tapi juga bermakna bagi mereka yang terlibat dalam usaha memulihkan situasi pilu  yang penuh duka. Peristiwa-peristiwa yang dialami Kim Sae Byoul di buku ini selayaknya menjadi peluang bagi pembaca untuk juga menghargai dan mengapresiasi orang-orang di balik pekerjaan mulia yang dengan tulus menghapus jejak pahit dan suram dari sebuah kepergian.

“Aku dan kamu, kita semua, adalah orang-orang yang berharga.”

Kepergian bisa jadi menyedihkan bagi yang ditinggalkan, namun pada saat yang bersamaan, ia  menjadi sumber pelajaran juga peluang di balik duka bagi mereka yang masih hidup. Apa yang ditinggalkan oleh mereka yang telah tiada adalah pengingat betapa hidup itu berharga dan singkat. Maka hargailah setiap momen dan kesempatan yang dimiliki.

Nah, Grameds, buku Things Left Behind: Hal-hal yang Kita Pelajari dari Mereka yang Telah Tiada karya Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won ini bisa menjadi teman pelipur lara yang indah. Hadiahkanlah buku ini untuk orang yang Grameds sayangi. Atau hadiahkanlah buku ini untuk Grameds sendiri, sebagai komplimen karena telah menjalani hari-harimu dengan penuh semangat dan sebagai pengingat agar terus bersyukur atas kehidupan ini.

Jangan lupa cek promo-promo terbaik dari Gramedia.com untuk belanja yang lebih hemat, ya! Khusus untuk periode tanggal 25-31 Juli 2023, kamu bisa mendapatkan diskon hingga 50% untuk buku-buku pilihan dengan promo Payday! Belanja sekarang juga hanya di Gramedia.com dengan mengeklik banner di bawah ini!🛒👇

thingsBelanja Sekarang!


Sumber gambar header: pngtree.com

Penulis: Retno D. Setyarini