SMK Informatika CBI Gunakan E-Perpus sebagai Media Pendukung Kegiatan Belajar Mengajar

SMK Informatika CBI Gunakan E-Perpus sebagai Media Pendukung Kegiatan Belajar Mengajar

Perkembangan digital telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Pemanfaatan teknologi dilakukan berbagai sektor industri mulai dari sektor perdagangan, kesehatan, pemerintahan, bahkan pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan teknik yang mempelajari dan memperdalam keilmuan teknologi informasi dan komputer, SMK Informatika CBI perlu melakukan peralihan baik pada sistem, metode, dan fasilitas pendidikan di lingkungan sekolah.

Saat ini, SMK Informatika CBI menempuh cara dengan menggunakan Sistem Informasi Akademik Sekolah (SIAKO) berbasis web, sehingga pengelolaan data-data akademik mulai dari data siswa, guru, absensi, kegiatan belajar-mengajar, serta kegiatan lainnya dapat diatur lebih mudah.

eperpus
Suasana di Dalam Kelas SMK Informatika CBI (Dok. SMK Informatika CBI)

Selain menggunakan sistem informasi berbasis web, sekolah memiliki visi misi untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, serta melakukan digitalisasi perpustakaan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pihak sekolah bekerja sama dengan jasa layanan yang diberikan oleh E-Perpus Gramedia.

Menurut Pak Ilham Maulana selaku Kepala Perpustakaan SMK Informatika CBI, alasan peralihan sistem dan metode perpustakaan sekolah ke arah digital karena saat ini mayoritas warga sekolah sudah sangat bergantung pada akses digital lewat handphone. Dengan demikian, pihak sekolah menyiasati hal tersebut melalui pengadaan konten digital pada E-Perpus demi kemudahan warga sekolah dalam melaksanakan kegiatan.

Terkait aplikasi E-Perpus baik akses user maupun admin, menurut Pak Ilham penggunaannya sangat mudah dan sederhana. Bahkan ketika warga sekolah mengunduh aplikasi melalui Google Play Store atau App Store, aplikasi tersebut tidak menghabiskan banyak memori dari handphone pengguna, sehingga pengguna bisa langsung mengakses aplikasi dan meminjam banyak buku tanpa ada kendala.

Pak Ilham juga puas dengan pilihan konten yang disediakan oleh Gramedia karena sangat lengkap dan beragam. Selain itu, pihak sekolah dapat meminta konten apa yang ingin mereka hadirkan di aplikasi E-Perpus, terutama judul e-book yang dapat mendukung kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Menurut Pak Ilham, seluruh konten yang disediakan E-Perpus sudah sesuai dan sangat memuaskan bagi pihak sekolah.

eperpus
Suasana di Dalam Perpustakaan SMK Informatika CBI (Dok. SMK Informatika CBI)

Selama satu tahun lebih menggunakan aplikasi E-Perpus dari Gramedia, aktivitas membaca warga sekolah mengalami peningkatan sedikit demi sedikit. Untuk terus meningkatkan minat baca, pihak sekolah akan melakukan promosi secara berkala pada siswa, guru, maupun karyawan pengguna aplikasi E-Perpus, sehingga jumlah pembaca dan frekuensi membaca pada aplikasi dapat bertambah seiring dengan meningkatnya pemahaman dan ketertarikan membaca para pengguna.

E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.

Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.

Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.

Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-upload e-books internal dalam perpustakaan digital.

Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.


Sumber foto header: Dok. SMK Informatika CBI

Penulis: Ikha Destryani

Selamat! Laut Bercerita Meraih IKAPI Award Sebagai Book of The Year 2022

Selamat! Laut Bercerita Meraih IKAPI Award Sebagai Book of The Year 2022

Sejak awal diluncurkan pada tahun 2017, Laut Bercerita telah menuai banyak pujian dari pembacanya. Novel fiksi historis yang membahas tentang perjuangan sekelompok aktivis mahasiswa pada tahun 1998 ini memang memiliki daya tarik yang luar biasa. Lewat Laut Bercerita, pembaca akan diajak menelusuri polemik penghilangan paksa sejumlah aktivis mahasiswa yang dituding menjadi dalang kerusuhan dan demonstrasi.

Animo para pembaca pada buku Laut Bercerita bahkan belum surut hingga tahun ini. Kemunculan edisi hard cover Laut Bercerita pada bulan Agustus lalu juga disambut dengan baik oleh para pembaca. Dengan desain cover yang memanjakan mata, kamu pasti tidak ingin melewatkan kedua buku Laut Bercerita ini untuk dikoleksi di rak buku kamu, bukan?

Lantas, apa yang menjadi kelebihan dari buku Laut Bercerita yang konsisten menjadi best seller sejak awal kemunculannya?

Keunggulan Novel Laut Bercerita

Laut Bercerita menawarkan pengalaman membaca yang terasa sangat nyata. Berbagai testimoni dari pembaca menyebutkan bahwa kisah perjuangan Laut dan teman-temannya untuk menyuarakan kebenaran sangat menginspirasi sekaligus mengiris hati. Lewat perjuangan Biru Laut, Sunu Dyantoro, Kinan, Alex Perazon, Daniel, dan lainnya, pembaca dapat meneladani keberanian dan ketulusan mereka dalam membela hak-hak dan suara rakyat.

Ketika Biru Laut dan teman-temannya hilang tanpa jejak, pembaca lantas dibawa larut dalam kesedihan para keluarga dan orang-orang terdekat yang ditinggalkan lewat sudut pandang Asmara, adik bungsu Laut. Asmara harus menahan kerinduan kepada kakaknya, berbarengan dengan menyaksikan orang tuanya yang masih tidak dapat merelakan kehilangan putra sulung mereka, dan duka Anjani, kekasih Laut, yang ditinggal orang tercinta. Melalui sudut pandang ini, pembaca diajak lebih dekat dengan keluarga dari para aktivis yang hilang dalam kerusuhan 1998 dan tidak pernah ditemukan sampai saat ini.

Kesuksesan Laut Bercerita telah membawa buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh Penerbit Penguin Random House SEA dengan judul The Sea Speaks His Name. Di tahun 2020 lalu, buku ini kemudian berhasil menyabet penghargaan SEA Write Award. Tak berhenti sampai di sana saja, keberhasilan Laut Bercerita juga sudah sampai pada bentuk media hiburan lain yakni film pendek. Laut Bercerita telah dialihwahanakan menjadi film pendek berdurasi 30 menit, dibintangi Reza Rahadian sebagai Biru Laut dan Dian Sastrowardoyo sebagai Anjani.

Hingga kini, kehebatan Laut Bercerita masih tetap menjadi bahan pembicaraan oleh banyak orang meski sudah lima tahun terbit. Bahkan, beberapa orang baru memulai perjalanan membacanya lewat Laut Bercerita. Pada tahun 2021-2022 saja, penjualan buku Laut Bercerita telah mencapai lebih dari 100.000 eksemplar! Angka ini belum dihitung dari penjualan tahun 2017-2020. Fantastis, bukan?

Keunggulan-keunggulannya ini menjadikan Laut Bercerita berhasil mendapatkan penghargaan Book of The Year dari IKAPI Awards yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun. IKAPI Awards adalah penghargaan dari Ikatan Penerbit Indonesia sebagai bentuk kepedulian dan penghargaan kepada penulis dan pegiat literasi yang berperan menggerakkan industri buku di Indonesia.

Sudah berdiri sejak 1950 di Jakarta, tentunya untuk memenangkan penghargaan dari organisasi IKAPI ini adalah sebuah prestise yang patut dibanggakan. Lantas siapa, sih, orang di balik mahakarya fantastis yang satu ini? Kita kenalan, yuk, dengan sosok brilian Leila S. Chudori!

Sekilas Tentang Leila S. Chudori

Perempuan kelahiran 1962 ini adalah penulis yang namanya sudah dikenal sejak kemunculan karya-karyanya yang berbentuk cerita pendek, novel, dan skenario drama televisi. Leila seringkali memperlihatkan tokoh cerita yang memiliki kesadaran mendalam tentang jiwa yang bebas dan merdeka. Hal ini adalah influensi dari bacaan inspirasinya yakni tulisan-tulisan Franz Kafka, Dostoyewsky, dan D.H. Lawrance yang terkenal akan pemahamannya mengenai kebebasan jiwa manusia.

quarter
(Sumber Gambar: https://crafters.getcraft.com/)

Kecerdasan Leila dalam menulis dibuktikan dari gaya berceritanya yang intelektual dan puitis. Tulisan Leila juga dikenal mengandung banyak idiom dan metafora baru di samping pandangan filsafat yang diselipkannya di dalam buku-bukunya. Tentunya segala kecerdasan itu tidak diperolehnya secara instan, ia pernah terpilih mewakili Indonesia mendapat beasiswa menempuh pendidikan di Lester B. Pearson College of the Pacific di Kanada.

Selain pendidikan tinggi yang ditempuhnya, Leila juga mengasah kemampuan menulisnya dengan bergabung dan bekerja di bidang kepenulsan dalam jangka waktu yang cukup membekali. Pada tahun awalnya di majalah berita Tempo sebagai wartawan, Leila langsung dipercaya meliput masalah internasional dan berhasil mewawancarai Presiden Cory Aquino di tahun 1989 dan 1991.

Bukan hanya itu, Leila juga banyak meliput berita-berita besar yang tak kalah penting membawanya kini menjadi Redaktur Senior Majalah Tempo yang bertanggung jawab pada rubrik bahasa. Hingga kini ia masih menjalankan proses kreatif luar biasa lewat penulisan resensi film di majalah dan tentunya menulis karya-karya dalam bentuk cerita.

Selain menulis Laut Bercerita, Leila sudah mulai menulis di usia 12 tahun di majalah Si Kuncung, Kawanku, dan Hai. Buku kumpulan cerita pendeknya yakni Malam Terakhir telah diterjamahkan ke dalam bahasa Jerman. Cerpennya juga pernah dibahas secara positif oleh kritikus sastra Tineke Hellwig.

Dengan terbitnya kembali karya baru Leila, maka pada bulan Desember 2011, ia diundang menghadiri Asia Pacific Literary Symposium di Perth, Winternachten Literary Festival yang diadakan Writers Unlimited, Belanda pada bulan Januari 2012, dan Acara Sastra Soirée Leila Chudori yang diselenggarakan Asosiasi Indonesia-Prancis di Paris, Pasar Malam juga pada bulan Januari. Tentunya sudah terbukti kalau tulisan Leila S. Chudori memang fantastis semenakjubkan jalan kariernya!

Nah, apakah kamu termasuk book lovers yang sudah membaca buku fantastis Leila yang baru saja memenangkan IKAPI Awards? Kalau belum, jangan khawatir, Laut Bercerita tersedia di Gramedia.com, lho! Penasaran dengan sinopsis buku Laut Bercerita yang juara ini? Sini Admin spill sedikit sinopsisnya! Simak terus selengkapnya, ya.

Sinopsis Laut Bercerita

Laut Bercerita karya Leila S. Chudori ini berkisah tentang kehidupan seorang pemuda bernama Biru Laut Wibisono. Ia adalah seorang mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada. Bersama teman-teman seperjuangannya di Yogyakarta, mereka bergabung ke dalam kelompok Winatra.

ikapiBeli di Sini!

Dalam Winatra, mereka menyuarakan berbagai hal, dengan latar belakang pemerintahan masa Orde Baru. Dengan tulisan yang khas, Leila S. Chudori menceritakan perjuangan Laut dan kelompoknya yang sangat tidak mudah. Ada berbagai pengorbanan dalam menyerukan keadilan, mulai dari pencekalan, penangkapan hingga penyekapan oleh aparat.

Biru Laut Wibisono tidak hanya hadir sebagai seorang aktivis. Penulis juga menggambarkan Laut sebagai seorang teman, sahabat, kekasih, kakak dan seorang anak. Dalam masing-masing peran dalam kehidupannya Biru Laut menghadapi berbagai perjuangan dengan konflik yang masing-masingnya berbeda sehingga cerita terus mengalir dan berkembang.

Laut Bercerita karya Leila S. Chudori, bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.

ikapiBeli Versi Hard Cover di Sini!


Baca juga: Novel Laut Bercerita Hadirkan Edisi Hard Cover di Tahun Kelimanya


Buku ini tidak hanya tersedia dalam bentuk soft cover tetapi juga hard cover! Tentunya semua buku ini tersedia dan bisa kamu temukan hanya di Gramedia.com! Selamat membaca karya fantastis pemenang IKAPI Awards!

Versi ebook juga tersedia di Gramedia Digital, lho! Cek selengkapnya di sini! >>> Laut Bercerita. Baca juga buku-buku karangan Leila S. Chudori yang tak kalah seru di sini!

Jangan lupa juga untuk lihat penawaran spesial dari Gramedia.com hanya untuk kamu. Cek promonya di bawah ini yang bisa kamu gunakan agar belanja jadi lebih hemat! ⤵️

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!


Sumber foto header: seleb.tempo.com

Penulis: Puteri C. Anasta, Shaza Hanifah

Revitalisasi Perpustakaan sebagai SolusiMeningkatkan Minat Literasi Siswa

Revitalisasi Perpustakaan sebagai Solusi Meningkatkan Minat Literasi Siswa

Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital yang diselenggarakan pada hari Kamis, 26 Januari 2023 lalu merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, saran, dan rumusan mengenai perpustakaan digital. Selain itu, di tempat ini, institusi pendidikan bisa mendapatkan kesempatan untuk menjadi penggerak bagi sekolah lainnya dalam mengembangkan minat baca melalui platform digital.

Tentunya literasi digital masih menjadi konsep yang perlu dikenalkan kepada tenaga dan peserta didik di sekolah. Tim ePerpus by Gramedia Digital berkesempatan untuk mewawancarai Bapak Kadis Pendidikan Jakarta Timur, Pak Yanto Parto Wiyono, terkait dengan urgensi literasi digital di dunia pendidikan.

Pak Yanto menyebutkan bahwa tidak bisa dipungkiri, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat literasi rendah secara peringkat global. Namun, hal ini tidak menjadikan dunia pendidikan terpuruk, justru harus menjadikan ini sebagai motivasi untuk terus melakukan perubahan. Salah satu program dari Dinas Pendidikan Jakarta Timur adalah Program Revitalisasi Perusahaan.

“Kami ingin agar perpustakaan tidak sekadar menjadi gudang buku, tapi juga menjadi tempat mencari ilmu, belajar bersama, atau sekadar berdiskusi,” ujar Pak Yanto. Cara merevitalisasi perpustakaan di sekolah ini misalnya dengan membuat bangunannya bagus dan menarik. Tentunya tempat yang nyaman menjadikan siswa juga betah berlama-lama di perpustakaan. Selain itu, penyediaan buku yang sesuai dengan jenjang sekolahnya juga merupakan salah satu bagian dari revitalisasi perpustakaan. Buku-buku yang disediakan di perpustakaan SMA tentunya berbeda dengan perpustakaan SMP, SD, dan PAUD.

Minat literasi siswa ini tentunya perlu didampingi oleh pihak-pihak yang memiliki peran penting, misalnya guru, sebagai sosok yang mendampingi siswa di sekolah; kepala sekolah, sebagai fasilitator; dan orang tua, yang senantiasa bersama putra-putrinya.

Perpustakaan digital memiliki urgensi yang sangat tinggi di sekolah. Salah satu masalah yang disebutkan oleh Pak Yanto yaitu keterbatasan ruang di sekolah. Tak sedikit sekolah yang menyediakan ‘ruangan sisa’ sebagai ruang perpustakaan. Tentunya ini berpengaruh pada kenyamanan siswa ketika membaca. Perpustakaan digital akan menjadi solusi yang baik bagi tenaga dan peserta didik, untuk terus melakukan kegiatan literasi tanpa terbatas dengan ruangan. “Dengan perpustakaan digital, siswa dapat membaca di halaman sekolah atau di pojok-pojok baca yang bisa disediakan,” ucap Pak Yanto.

Pak Yanto juga menyebutkan bahwa kemajuan teknologi membuat semua orang mau tak mau membutuhkan gawai. Mengingat dampak dari gawai dan internet yang beragam, baik positif maupun negatif, perpustakaan digital dapat menjadi salah satu hal yang memberikan dampak baik bagi siswa. Isu mengenai distraksi dari gawai, yang bisa menyebabkan kecanduan bagi beberapa pengguna, juga menjadi tantangan dalam aktivitas literasi digital. Namun, Pak Yanto menyebutkan bahwa dilema ini bukannya tidak mungkin ditangani. Beliau berharap bahwa orang tua dan tenaga pendidik dapat terus mengedukasi anak mengenai penggunaan gawai yang bermanfaat.

Menciptakan ekosistem literasi yang baik, khususnya literasi digital, memang tak lepas dari tantangan-tantangan. “Guru dan siswa hidup di zaman yang berbeda. Misalnya, siswa sekarang lebih mahir bermain gadget, jadi tenaga pendidik juga harus ditingkatkan kompetensinya,” Pak Yanto memberi contoh. Selain itu, mindset guru atau orang tua yang sering kali memandang seorang anak yang terus-terusan bermain gawai sebagai suatu hal yang negatif juga perlu diluruskan.

Pak Yanto berkata, “Di zaman ini, (tidak menutup kemungkinan) bahwa anak terus-terusan menggunakan gadget sedang membaca atau menonton tayangan edukatif. Pandangan kita terhadap anak-anak ini perlu diperbaiki (menjadi lebih positif), meskipun tentu tidak mengesampingkan monitor atau pembinaan terhadap anak.”

Upaya dari pemerintah dan masyarakat sekolah yang harus dijalankan selaras adalah komitmen bersama dari semua pihak untuk menggunakan gawai dengan baik dan positif. Pak Yanto berharap siswa mau bekerja sama untuk tidak menggunakan gawai untuk hal lain ketika waktunya melakukan literasi. Selain itu, Pak Yanto juga mengimbau kepada para guru untuk terus berinovasi dengan teknologi. “Misalnya, peserta didik ditantang untuk menggunakan gadget sebagai sarana pengembangan keterampilan, misalnya lewat kompetisi-kompetisi inovatif untuk memancing kreativitas dan bakat siswa,” harap Pak Yanto.

Terakhir, Pak Yanto selaku Kadis Pendidikan Jakarta Timur, berharap agar upaya-upaya dari Dinas Pendidikan dan sekolah, seperti revitalisasi perpustakaan dan pengadaan perpustakaan digital, dapat berlangsung dengan baik, dan memberi dampak baik bagi minat literasi di Indonesia.

E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.

Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.

Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.

Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-upload e-books internal dalam perpustakaan digital.

Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.


Sumber gambar header: Dok. by Gramedia Digital