Seiring dengan berkembangnya zaman, kemajuan teknologi baik itu komunikasi maupun informasi menjadi sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan ini. Tanpa disadari, kemajuan teknologi juga telah membawa dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia, khususnya dalam memenuhi segala kebutuhan hidup kita.
Kebutuhan publik yang kini sudah sangat bergantung pada teknologi dan akses digital lainnya, akhirnya membuat setiap institusi di bidang mana pun, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), berupaya untuk beradaptasi dan lebih memaksimalkan teknologi guna memberikan pelayanan yang terbaik untuk publik atau masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kemendikbud adalah menghadirkan perpustakaan digital. Perpustakaan sebagai lembaga publik, pengelola, dan penyedia layanan informasi, merupakan salah satu pihak yang secara otomatis terkena dampak besar akibat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
Maka dari itu, Perpustakaan Kemendikbud (Perpustakaan Kemdikbud) mau tidak mau harus melakukan adaptasi untuk mengakomodasi perkembangan digital. Kemendikbud menilai, jika mereka tidak beradaptasi dan hanya mengandalkan layanan konvensional saja, maka lama-kelamaan akan ditinggal oleh semua user atau pengunjung mereka.
Suasana dalam Perpustakaan Kemdikbud (Dok. Perpustakaan Kemdikbud)
Kemendikbud akhirnya menghadirkan beberapa aplikasi serta koleksi digital yang bisa diakses dan digunakan oleh publik atau user mereka. Namun karena layanan yang tersedia di sana sebagian besar masih berupa buku, majalah, jurnal, atau koleksi terbitan Kemendikbud itu sendiri, maka banyak dari user atau pengunjungnya yang merasa bahwa Kemendikbud memerlukan tambahan buku atau koleksi-koleksi lainnya, salah satunya dengan menghadirkan buku-buku terbitan dari penerbit lain atau di luar dari terbitan Kemendikbud.
Untuk meningkatkan koleksi serta memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam dari para penggunanya tersebut, Kemendikbud mulai bekerja sama dengan jasa layanan yang diberikan oleh E-Perpus Gramedia.
Chaidir Amir, salah satu Pustakawan Ahli Muda dari Kemendikbud, mengatakan alasan mereka memilih E-Perpus dari Gramedia adalah selain untuk meningkatkan koleksi di perpustakaan digital Kemendikbud, namun juga karena Gramedia menyediakan koleksi terbitan berkala untuk majalah dan koran.
Koleksi majalah dan koran digital yang selalu diperbarui setiap harinya oleh Gramedia ini, menjadi daya tarik dan nilai paling penting yang dipilih Kemendikbud dalam menentukan untuk bekerjasama dengan layanan E-Perpus Gramedia.
E-Perpus Kemendikbud telah aktif sejak tahun 2019 lalu, namun tak disangka pengunjungnya semakin banyak kala pandemi menyerang di tahun 2020. Aktifnya kembali E-Perpus Kemendikbud ini, menjadi titik balik dari manfaat yang signifikan pada penggunaan perpustakaan digital, di tengah sulitnya akses tatap muka. Hingga kini, perpustakaan Kemendikbud telah memiliki 2161 judul e-book dengan 253 user, yang tentu jumlahnya akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Amir juga mengatakan bahwa keberadaan layanan E-Perpus ini turut membantu mereka dalam meningkatkan jumlah pengunjung Perpustakaan Kemdikbud selama pandemi berlangsung. Hal ini memberikan dampak yang sangat signifikan sebelum menggunakan E-Perpus.
Ketika menggunakan E-Perpus, total jumlah pengunjung perpustakaan digital Kemendikbud bisa mencapai puluhan ribu dalam sebulan dibandingkan dengan perpustakaan offline, dan peningkatan yang sama juga terjadi pada jumlah anggota tetapnya.
E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.
Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.
Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.
Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-uploade-books internal dalam perpustakaan digital. Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.
Sumber foto header: travel.detik.com/Rifkianto Nugroho
Pesatnya perkembangan zaman, ditambah dengan kondisi pandemi yang masih mencengkram dunia saat ini, membuat masyarakat global dituntut untuk selalu melakukan inovasi di berbagai aspek. Salah satu bentuk inovasi tersebut adalah digitalisasi.
Dengan adanya inovasi tersebut, masyarakat mau tidak mau harus terus beradaptasi dan merubah pola kehidupan serta aktivitas mereka ke arah yang lebih digital. Hal ini dilakukan agar mereka dapat bertahan dan tetap produktif meskipun pandemi sedang melanda. Hal inilah yang mendorong perpustakaan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kebon Jati memutuskan untuk beralih ke perpustakaan digital atau Smart Library.
Suasana dalam Perpustakaan GKI Kebon Jati (Dok. GKI Kebon Jati)
Peralihan tersebut dilakukan atas permintaan dari para ketua dan pengurus Gereja yang ingin tetap bisa melayani jemaat, meskipun dalam keadaan pandemi. Setiap komisi di GKI Kebon Jati, termasuk Komisi Perpustakaan, diminta untuk mencari solusi atau cara untuk mendigitalisasi segala aspek serta aktivitas yang ada di sana. Solusi yang bisa Komisi Perpustakaan lakukan adalah dengan menggunakan aplikasi perpustakaan digital yang didukung oleh layanan jasa dari E-Perpus Gramedia.
Menurut Leticia Josselyn, salah satu pengurus dan Kepala Perpustakaan di GKI Kebon Jati, E-Perpus Gramedia merupakan salah satu layanan perpustakaan yang sangat baik dan menarik, sehingga pada saat itu ia mencoba mencari tahu lebih jauh tentang E-Perpus atau Smart Library dari Gramedia ini. Pada bulan Januari tahun 2021 lalu, akhirnya pihak GKI Kebon Jati memutuskan untuk mendigitalisasi perpustakaan GKI Kebon Jati menggunakan layanan dari Gramedia.
Terkait aplikasi Smart Library itu sendiri, para anggota dari perpustakaan GKI Kebon Jati merasa bahwa mereka sudah sangat puas. Selain karena memudahkan mereka dalam membaca dan mengakses aplikasinya, konten atau koleksi-koleksi yang dimiliki Gramedia juga sudah sangat lengkap dan beragam, mulai dari e-book, majalah, sampai koran, sehingga dapat memenuhi kebutuhan literasi warga GKI Kebon Jati. Kemudian, aplikasi ini juga sangat memudahkan para pengurus atau pustakawan dalam menganalisa dan mengolah data perpustakaan.
Sebagai pengurus perpustakaan, Leticia juga merasa bahwa dengan fitur Admin Dashboard yang tersedia, sangat memudahkannya dalam menghubungi customer service E-Perpus Gramedia, baik untuk pembelian buku atau keperluan lainnya. Dengan satu klik pada Admin Dashboard, ia bisa langsung terhubung dengan customer service. Pihak Gramedia sendiri juga sangat mendengarkan semua masukan serta kritikan, sehingga ia sangat terbantu dan bersyukur sekali dengan adanya Smart Library ini.
Potret Kepala Perpustakaan GKI Kebon Jati, Ibu Leticia Josselyn saat Menggunakan E-Perpus (Dok. GKI Kebon Jati)
Kini, tim dari komisi perpustakaan GKI Kebon Jati juga selalu berbagi melalui grup Whatsapp tentang aplikasi Smart Library itu sendiri, mulai dari mengajak para jemaat untuk mendaftar menjadi anggota Smart Library, sampai sharing terkait bagaimana cara dan kemudahan dalam menggunakan aplikasi perpustakaan digital ini.
Kemudian, mereka juga selalu berusaha untuk tetap memberikan kegiatan-kegiatan yang menarik untuk para jemaatnya, mulai dari bedah buku bersama, membaca buku bersama, sampai memberikan reward untuk para jemaat yang rajin membaca di aplikasi.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya dari pengurus perpustakaan dalam meningkatkan minat baca para jemaat GKI Kebon Jati, agar jumlah anggota yang membaca di Smart Library ini semakin bertambah. Tim dari komisi perpustakaan GKI Kebon Jati juga turut mempromosikan layanan perpustakaan digital mereka di kanal media Instagram pribadi mereka.
Hingga kini, perpustakaan GKI Kebon Jati telah memiliki 153 judul e-book yang tentunya akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya kebutuhan dan para anggotanya di kemudian hari.
E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.
Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.
Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.
Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-uploade-books internal dalam perpustakaan digital.
Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.
Pandemi yang menerpa dunia sejak dua tahun lalu memberikan dampak pada banyak sektor kehidupan, termasuk instansi pendidikan. Sistem belajar-mengajar di dalam kelas harus berpindah ke ruang-ruang pertemuan virtual. Tentunya, perlu banyak adaptasi yang harus dilakukan agar kegiatan belajar mengajar dapat terus berjalan.
Hal tersebut juga tidak dapat dihindari oleh Universitas IVET Semarang. Selain kegiatan belajar mengajar dalam kelas daring, fasilitas penunjang kegiatan perkuliahan pun harus turut terinovasi demi menjaga semangat belajar mahasiswa. Salah satu langkah yang diambil Universitas IVET adalah dengan mengadakan digitalisasi pada layanan perpustakaan.
Pengunjung Perpustakaan Universitas IVET (Dok. Pustakawan Universitas IVET)
Universitas IVET termasuk perguruan tinggi yang membuka diri terhadap program digitalisasi, dibuktikan dengan hadirnya program studi baru, yaitu Bisnis Digital, di mana tugas-tugas yang diberikan dapat langsung diaplikasikan di tengah maraknya digitalisasi di berbagai sektor kehidupan. Tentunya, Universitas IVET tidak ingin ketinggalan dalam memberikan pelayanan terbaiknya walau di masa pandemi.
Sejak Juli tahun 2021 lalu, Universitas IVET Semarang bekerja sama dengan E-Perpus Gramedia dalam penyediaan perpustakaan digital bagi sivitas akademika. Ragam koleksi konten yang dimiliki serta kemudahan aksesnya yang memberikan banyak manfaat untuk pemustaka maupun pustakawan, menjadi alasan kuat untuk menggunakan Smart Library. Proses peminjaman dan pengembalian buku yang cukup menyita waktu, dapat dengan mudah terselesaikan dengan adanya aplikasi ini.
Khoirunnisa, seorang staff perpustakaan Universitas IVET, mengatakan bahwa Smart Library sangat memudahkan pekerjaannya, yang biasanya harus dilakukan secara manual, kini dapat dilakukan dengan lebih cepat karena telah tersistem secara digital melalui portal E-Perpus. Segala kegiatan yang berhubungan dengan perpustakaan digital dapat dengan mudah diakses laporannya, seperti berapa banyak pendaftar dan pengunjung, kemudian arus peminjaman dan pengembalian e-book yang lebih praktis.
Pengguna Aplikasi Smart Library (Dok. Pustakawan Universitas IVET)
Dengan kemudahan akses dan pengkategorian yang dibuat oleh pihak Gramedia, memudahkan pemustaka untuk menemukan buku yang sesuai kebutuhan. Kini, buku-buku yang banyak diakses oleh sivitas akademika Universitas IVET adalah psikologi dan kemaritiman. Penyediaan layanan Smart Library membuat perpustakaan Universitas IVET Semarang berhasil beradaptasi dan tetap dapat memberikan pelayanan terbaik dalam menunjang kegiatan perkuliahan. Pihak perpustakaan pusat pun berharap agar perpustakaan ini dapat diterapkan di tiap fakultas.
E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.
Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.
Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.
Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-uploade-books internal dalam perpustakaan digital.
Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.
Sumber foto header : Dok. Perpustakaan Universitas IVET
Perkembangan teknologi ke arah yang serba digital sudah meningkat tajam. Hal ini sangat terlihat jelas pada perubahan pola hidup masyarakat yang sudah sangat bergantung pada teknologi dan perangkat digital lainnya. Apalagi, pandemi yang telah melanda dunia belum lama ini, telah mempercepat proses terjadinya transformasi digital di berbagai sektor dan kehidupan masyarakat.
Kini, berbagai sektor kehidupan harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang serba digital. Hal ini pula yang kemudian mendorong Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara (YPPSB) untuk mengubah segala sistem, metode, serta kegiatan mereka ke arah yang serba digital, mulai dari kegiatan administrasi, belajar mengajar, literasi, termasuk perpustakaan.
Terkait peralihan perpustakaan YPPSB ke perpustakaan digital atau E-Perpus, menurut Ibu Misnawati, koordinator perpustakaan YPPSB, peralihan tersebut sebenarnya sudah menjadi target mereka jauh sebelum adanya pandemi. Namun karena masih banyak kendala, di mana tidak semua orang langsung menerima perubahan tersebut dan proses peralihannya yang tidak mudah, rencana peralihan ke perpustakaan digital pun menjadi tertunda.
Sejak pandemi melanda, rencana untuk mengadakan perpustakaan digital di YPPSB pun kembali dijalankan. YPPSB pun memilih layanan jasa dari E-Perpus Gramedia untuk mewujudkan perpustakaan digital yang cocok dengan perpustakaan YPPSB, mudah, dan nyaman digunakan.
Koordinator Perpustakaan Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara saat Mengakses Dashboard Admin (Dok. Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara)
Sejak pertengahan tahun 2021, E-Perpus telah membantu para pemustaka YPPSB, khususnya anak-anak dan guru-guru, dalam memenuhi segala kebutuhan literasi serta bahan belajar mengajar mereka selama pandemi berlangsung, karena aksesnya yang mudah dan dapat digunakan kapan pun dan di mana pun. Selain itu, sebagai koordinator perpustakaan, Ibu Misnawati juga merasa bahwa dengan fitur Admin Dashboard yang tersedia, sangat memudahkannya dalam melakukan pembelian konten perpustakaan, seperti untuk menambah e-book, majalah, maupun koran digital.
Kemudian, untuk meningkatkan minat baca dan kunjungan di aplikasi E-Perpus, pihak pustakawan YPPSB pun melakukan berbagai cara, mulai dari promosi dan ajakan untuk membaca di perpustakaan digital, sampai memberikan kegiatan-kegiatan yang menarik untuk para anggota perpustakaan, seperti mengadakan kegiatan bedah buku, membaca buku bersama, menghadirkan serta mengundang penulis dan tokoh-tokoh terkenal, dan memberikan hadiah untuk pembaca terbaik di setiap bulannya.
Contoh Promosi E-Perpus yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara (Dok. Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara)
Menurut Ibu Misnawati, dari banyaknya koleksi-koleksi yang dimiliki oleh Gramedia, koleksi e-book lah yang paling banyak dibaca dan di-request oleh para pemustaka di perpustakaan YPPSB. Hingga kini, perpustakaan Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara telah memiliki lebih dari seribu judul e-book yang tentunya akan terus bertambah, seiring dengan bertambahnya kebutuhan dari para pemustakanya di kemudian hari.
E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.
Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.
Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.
Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-uploade-books internal dalam perpustakaan digital.
Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.
Sumber foto header: Dok. Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara
Perpustakaan tidak harus memiliki suasana yang kaku dan bikin jemu. Atmosfer lawas seperti itu tidak selalu kita jumpai dalam perpustakaan umum di lingkungan urban modern. Sekarang, perpustakaan juga dapat membuat pengunjungnya jadi merasa betah, ceria, dan tidak cepat bosan.
Salah satu syaratnya, perpustakaan mesti memiliki interior yang memiliki desain bergaya kontemporer yang mau bermain-main dengan warna, terang, dan minimalis. Namun, tentu saja kelebihan-kelebihan tersebut jadi tidak bernilai jika perpustakaan hanya memiliki koleksi buku yang seadanya saja, plus sambungan internet yang pas-pasan.
Nah, delapan perpustakaan yang tersebar di Jakarta di bawah ini Admin jamin mempunyai kelebihan-kelebihan tersebut. Dengan begitu, perpustakaan-perpustakaan ini bisa membuat kalian makin bersemangat untuk membaca berlembar-lembar halaman buku.
8 Perpustakaan Ciamik dan Lengkap di Jakarta
1. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta
Wajah Baru Perpustakaan Jakarta di Taman Ismail Marzuki (Sumber Foto: instagram.com/bidikandonna)
Belum lama ini, tepatnya pada 7 Juli 2022, Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan meresmikan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta atau disebut juga Perpustakaan Jakarta yang terletak di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Dengan diresmikannya perpustakaan tersebut, maka perpustakaan yang sebelumnya direvitalisasi sejak tahun 2019 itu pun kembali dibuka untuk masyarakat umum. Sejak saat itu, banyak sekali masyarakat yang membicarakan perpustakaan ini di media sosial. Hal ini terjadi karena wajah baru dari perpustakaan ini memiliki interior yang sangat kekinian dan nyaman, sehingga banyak sekali menarik perhatian masyarakat, khususnya anak muda.
Perpustakaan Jakarta yang hadir sebagai tampilan baru dari Taman Ismail Marzuki, lahir sebagai bentuk untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat sekaligus mengenalkan karya-karya para seniman dan budayawan. Perpustakaan ini memiliki 138.000 koleksi buku yang terdiri dari buku-buku umum, anak, hingga koleksi kejakartaan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Selain menyediakan buku, Perpustakaan Jakarta juga menyediakan sejumlah fasilitas atau ruang yang bisa digunakan oleh pengunjungnya, seperti ruang multifungsi, ruang bermain anak, bilik cerita, dan ruang baca privat. Lalu ada juga ruang podcast, ruang komputer, dan ruang koleksi kejakartaan.
Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, maka perpustakaan ini pun bisa dikunjungi oleh seluruh masyarakat dari berbagai usia. Untuk kamu yang ingin berkunjung, Perpustakaan Jakarta hanya menerima 300 orang per harinya dengan jam operasional mulai pukul 09.00 WIB. Info lebih lengkapnya bisa kamu cek di akun Instagram mereka perpusjkt.
2. Baca Di Tebet
Pada umumnya, perpustakaan kebanyakan identik dengan suasana yang kaku dan membuat jemu. Tapi tau nggak sih Grameds, ternyata ada lho perpustakaan yang punya suasana homey, yang bikin kita nyaman selama ada di sana. Yup, perpustakaan tersebut adalah Baca Di Tebet.
Perpustakaan yang didirikan oleh Kanti W Janis bersama dengan Wien Muldian ini menyediakan sekitar 20.000 koleksi buku bacaan yang akan selalu diperbaruioleh para pustakawannya. Buku-buku yang tersedia di perpustakaan ini sebagian besar merupakan milik pribadi Wien, milik Kanti, dan ada pula yang dari sumbangan.
Perpustakaan Rasa Rumah, Baca Di Tebet (Sumber Foto: manual.co.id)
Tidak hanya menyediakan berbagai jenis buku bacaan yang disusun dalam rak-rak tinggi, Baca Di tebet juga menyediakan beberapa ruang yang bisa digunakan oleh para pengunjungnya, mulai dari Ruang Diskusi, Ruang Temu Roy B.B. Janis yang tidak hanya diperuntukkan sebagai tempat baca, namun juga bisa untuk tempat berdiskusi, bermain musik, dan bernyanyi.
Kemudian bagi pengunjung yang membutuhkan ketenangan, Baca Di Tebet juga menyediakan dua ruang yang bisa digunakan, yaitu Ruang Baca dan Ruang Pikir. Selain itu ada juga Ruang Karya, kafe yang dinamai dengan Makan di Tebet, hingga Tidur di Tebet. Menarik banget, ya Grameds!
Untuk kamu yang ingin berkunjung, kamu perlu membeli tiket sebesar Rp35.000/hari terlebih dahulu. Kamu juga bisa menjadi anggota dari perpustakaan Baca Di Tebet dengan membeli membeli tiket bulanan atau tahunan. Info lebih lengkapnya bisa kamu cek di akun Instagram mereka bacaditebet.
3. Perpustakaan Goethe Institute
Grameds, adakah yang tertarik dengan budaya Jerman dan ingin belajar tentang budaya dan bahasa mereka? Kalau kamu salah satunya, kamu bisa mengunjungi perpustakaan Goethe Institute yang terletak di daerah Menteng, lho.
Di perpustakaan ini, kamu bisa belajar tentang negara Jerman melalui berbagai macam aktivitas seru dan interaktif. Perpustakaan Goethe Institute menyediakan sekitar 5.000 koleksi buku dan majalah fisik berbahasa Jerman maupun terjemahan dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Belajar Bahasa dan Budaya Jerman di Perpustakaan Goethe Institute (Sumber Foto: majalahsunday.com)
Koleksi buku yang disediakan pun bermacam-macam, mulai dari buku fiksi, nonfiksi, karya klasik, hingga buku-buku anak dengan tema yang bervariasi. Selain menyediakan berbagai jenis koleksi buku, Perpustakaan Goethe Institute juga memiliki berbagai macam media pembelajaran maupun pengetahuan mengenai Jerman, mulai dari film, musik, majalah, board game, hingga gim video.
Perpustakaan yang merupakan bagian dari pusat kebudayaan Jerman di Indonesia ini terbuka untuk masyarakat umum dan bisa dikunjungi secara gratis. Namun, jika ingin meminjam koleksi mereka, kamu perlu mendaftarkan keanggotaan terlebih dahulu dengan menyertakan KTP Jabodetabek atau Kartu Pelajar, dan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp50.000 per tahun.
4. Perpustakaan Erasmus Huis
Tak jauh setelah memasuki di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, dari arah Mampang Prapatan, berdirilah pusat kebudayaan Belanda Erasmus Huis di sebelah kiri. Institusi ini bergabung dengan kompleks Kedutaan Besar Kerajaan Belanda. Di dalam Erasmus Huis ini terdapat sebuah perpustakaan yang bernuansa menyegarkan, nyaman, dan hening.
Perpustakaan Erasmus Huis dibuka kembali sejak November 2018 setelah dilakukan renovasi di dalamnya. Kini, interior barunya didominasi oleh warna putih dengan berbagai furnitur yang eklektik. Dengan konsep open space, salah satu bagian dari perpustakaan ini juga bisa dimanfaatkan untuk acara diskusi ataupun seminar.
Nuansa Putih dan Bersih Mendominasi Interior Perpustakaan Erasmus Huis (Sumber Foto: Casa Indonesia)
Koleksi perpustakaan Erasmus Huis berjumlah 15 ribu judul buku terbitan Indonesia dan Belanda dari kategori sastra, linguistik, sejarah, politik, sosial, seni, budaya, anak-anak, hingga kamus. Ada pula surat kabar dari Indonesia maupun Belanda. Perpustakaan Erasmus Huis buka dari Senin s.d Sabtu. Info lebih lengkap tentangnya bisa kamu klik di sini.
5. Perpustakaan Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memiliki perpustakaan yang ciamik. Berdiri sejak 29 November 2004, perpustakaan ini memiliki koleksi berjumlah 200 ribu judul dalam berbagai bentuk, mulai dari buku, e-book, audio visual, majalah, koran, jurnal, hingga jurnal elektronik. Perpustakaan ini juga dikelola sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan yang sudah terakreditasi A oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Perpustakaan Kemendikbud Memiliki Banyak Ruangan Multifungsi (Sumber Foto: Kemendikbud)
Canggihnya, Perpustakaan Kemendikbud juga menerapkan SLiMS (Senayan Library Management System), yaitu sistem automasi perpustakaan sumber terbuka (open source) berbasis web yang pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh Perpustakaan Kemendikbud. Aplikasi ini digunakan untuk pengelolaan koleksi tercetak dan terekam yang ada di perpustakaan.
Bukan cuma ruang baca, Perpustakaan Kemendikbud yang terdiri dari dua lantai dengan total luas lahan 1.500 meter persegi ini mempunyai fasilitas lainnya. Mulai dari ruang kelas, ruang diskusi/serba guna, ruang koleksi anak, ruang audio visual, teater mini, hingga layanan fotokopi dan tentu saja akses internet gratis. Total jumlah pengunjung yang bisa ditampung perpustakaan ini bisa mencapai 300 orang. Kalau kamu ingin tahu daftar koleksi maupun info lebih lengkap Perpustakaan Kemendikbud, bisa klik di sini.
6. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Disebut-sebut Sebagai Perpustakaan Tertinggi di Dunia (Sumber Foto: Kompas.com)
Saat Presiden Joko Widodo meresmikan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada pertengahan September 2017, jagat maya pun heboh. Bagaimana tidak. Setelah bangunan lamanya yang terdiri dari tiga lantai direnovasi total selama 2,5 tahun, sekarang gedung perpustakaan ini memiliki 27 lantai. Kata Presiden Jokowi, gedung ini jadi perpustakaan tertinggi di dunia.
Dengan berdiri di lahan seluas 11,975 meter persegi dan bangunan seluas 50,917 meter persegi, perawakannya tampak megah dan menjulang di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Gedung perpustakaan setinggi 126,3 meter ini juga didesain dengan konsep green building dan konsumsi energi sebanyak 150 kwh/mm2 per tahunnya.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki begitu banyak koleksi yang dapat diandalkan untuk mendulang informasi dan pengetahuan. Tidak hanya buku fisik, ada pula buku digital. Institusi ini juga mengoleksi buku-buku langka, manuskrip nusantara, foto, peta, hingga lukisan. Ada pula koleksi yang berbentuk monograf, rekaman suara, film, hingga bentuk mikro.
Bagi para mahasiswa, peneliti, maupun penulis, harta yang juga paling tidak bisa disia-siakan dari perpustakaan megah ini adalah jurnal nasional dan internasional terkemuka yang dimilikinya, mulai dari Brill Online, Cambridge University Press, IG Publishing, Proquest, hingga Sage Knowledge. Kamu bisa klik di sini untuk mengetahui lebih lengkap tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
7. Perpustakaan Freedom
Setelah Vakum Dua Tahun, Perpustakaan Freedom Kembali Buka dan Tetap Mengusung Gaya Desain Interior yang Sama (Sumber Foto: Twitter Aburizal Bakrie)
Satu lagi gudang pengetahuan yang tersembunyi di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Perpustakaan ini adalah Freedom Library yang sekarang terletak di lantai dasar Gedung Wisma Bakrie. Sebelumnya, perpustakaan ini berdiri di Jalan Proklamasi, tepatnya di seberang Tugu Proklamasi. Namun, perpustakaan tersebut tutup pada 2015 lantaran gedungnya telah dijual–dan kini menjadi kantor DPP Partai Demokrat.
Setelah vakum dua tahun lebih, Perpustakaan Freedom kembali dibuka pada Agustus 2017. Perpustakaan ini tetap hadir dengan desain interior yang tak jauh berbeda dibandingkan bangunan lamanya dengan warna kecokelatan dan atmosfer hangat serta sentuhan industrial. Perpustakaan ini masih setia untuk menyediakan ribuan koleksi literatur di bidang humaniora (filsafat, hukum, sejarah, bahasa, sastra, seni), sosial, ekonomi, agama, hingga hubungan internasional.
Selain koleksi buku, Perpustakaan Freedom juga menyediakan jurnal-jurnal lokal maupun internasional, koran, hingga koran terkemuka. Tak ketinggalan pula layanan fotokopi dan akses internet gratis. Dengan adanya sofa-sofa empuk dan embusan hawa sejuk dari pendingin udara, yang perlu diwaspadai adalah serangan kantuk tiba-tiba saat sedang membaca buku.
8. Perpustakaan Universitas Indonesia
Ada 5 Juta Judul yang Dikoleksi Perpustakaan Universitas Indonesia (Sumber Foto: UI Update)
Oke, perpustakaan satu ini memang tidak terletak di wilayah Jakarta, tapi Jakarta coret alias Depok, walaupun memang tak jauh dari perbatasan Jakarta-Depok. Sulit untuk tidak memasukkan Perpustakaan Universitas Indonesia ke daftar ini, lantaran koleksinya yang lengkap dan fasilitas utama maupun penunjang yang mumpuni. Belum lagi bentuk fisik bangunannya yang istimewa karena unik dan juga dikelilingi pepohonan serta danau.
Dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektar, perpustakaan ini mengoleksi lebih dari 5 juta judul dan berbagai jurnal ilmiah terkemuka dari dalam maupun luar negeri. Tak heran jika perpustakaan ini diberi nama The Cristal of Knowledge. Koleksi perpustakaan ini tak hanya boleh diakses oleh mahasiswa Universitas Indonesia, tapi juga masyarakat umum dengan membayar Rp5 ribu saja.
Fasilitas penunjang The Cristal of Knowledge ini antara lain ruang komputer, lounge, ruang multimedia, ruang diskusi dan pertemuan, silent room, akses internet, hingga ruang laktasi. Ada pula aplikasi Online Public Access Catalogue (OPAC), sehingga para pengunjung bisa cepat dan mudah mencari literatur yang diinginkan. Detail informasi tentang Perpustakaan Universitas Indonesia bisa kamu cari di sini.
Kalau mau beli buku secara online, cari di Gramedia.com saja! Apalagi ada banyak promo serta penawaran menarik yang bisa kamu temukan tiap harinya. Kalau nggak percaya, langsung saja klik di bawah ini untuk temukan semua diskon menggelegar!
Sejak pandemi melanda, kita perlu membiasakan diri dengan digitalisasi yang semakin berkembang. Segala aktivitas dialihkan ke platform digital, mulai dari pembelajaran, komunikasi, hingga pekerjaan. Kita perlu memutar otak untuk mencari cara untuk tetap bisa bertahan di tengah arus digitalisasi.
Sylvia Elyani Nur Falah, Kepala UPT Perpustakaan di Universitas ‘Aisyiyah Bandung, berbagi caranya sendiri dalam melakukan pelayanan di perpustakaan dengan berinovasi lewat E-Perpus bersama Gramedia. Ia memutuskan untuk menggunakan E-Perpus karena banyak sekali keuntungan dari penggunaan buku digital. Selama ini, perpustakaan perlu mengeluarkan dana untuk melakukan perbaikan dan penyampulan buku, namun dengan adanya buku digital, tentu hal tersebut tidak diperlukan lagi.
Suasana Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah Bandung (Dok. Universitas ‘Aisyiyah Bandung)
Sylvia menambahkan bahwa keuntungan lain dari penggunaan buku digital adalah mahasiswa tidak perlu membayar denda jika terlambat mengembalikan buku. Hal ini disebabkan karena sistem di E-Perpus membuat buku pinjaman akan kembali secara otomatis, sesuai dengan berakhirnya waktu peminjaman yang dapat diatur oleh pustakawan.
Fitur pada E-Perpus juga memungkinkan pustakawan untuk mengatur segala akses peminjaman buku dengan mudah melalui satu aplikasi. Dengan begitu, pustakawan tak perlu lagi khawatir mengurusi administrasi peminjaman buku yang menyita waktu, karena semuanya dapat diatur lebih mudah kapan pun dan di mana pun melalui fitur pada aplikasi E-Perpus. Masalah umum pada perpustakaan mengenai keterlambatan pengembalian buku pun akan teratasi dengan E-Perpus.
Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah Bandung (Dok. Universitas ‘Aisyiyah Bandung)
Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah Bandung telah menggunakan E-Perpus sejak tahun 2020. Menurut Sylvia, adanya E-Perpus bukan berarti mereka mengganti peran perpustakaan konvensional, tetapi melengkapinya. Ia sendiri sudah cukup puas dengan tampilan dan kualitas aplikasi E-Perpus. Ia menambahkan bahwa aplikasi ini mudah digunakan oleh pemustaka serta memudahkan pustakawan untuk melakukan pengkatalogisasian konten.
Sylvia juga mengapresiasi E-Perpus yang menjaga hak cipta para penulis dan penerbit. Hal ini dibuktikan dengan adanya tampilan blank atau hitam jika pemustaka mencoba untuk menangkap layar atau screenshot isi buku yang mereka pinjam melalui E-Perpus. Ia sangat merekomendasikan aplikasi E-Perpus karena praktis dan menghindari kerusakan buku.
Aplikasi E-Perpus juga terlibat dalam program literasi yang diadakan oleh Universitas ‘Aisyiyah Bandung. Pihak universitas mengadakan Pendidikan Pemustaka atau User Education yang dibagi menjadi dua bagian, yakni pengenalan fasilitas perpustakaan dan literasi digital. Melalui program tersebut, mereka kerap mengajak para mahasiswa untuk menggunakan E-Perpus melalui sosialisasi di berbagai platform media sosial. Sylvia menyatakan bahwa dampak aplikasi E-Perpus sendiri sangat terasa dengan meningkatkannya efektivitas dan minat baca para mahasiswa.
E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.
Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.
Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.
Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-uploade-books internal dalam perpustakaan digital.
Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.
Sumber foto header: Dok. Universitas ‘Aisyiyah Bandung
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia belum lama ini telah membatasi kegiatan hingga membuat berbagai perusahaan harus bekerja secara daring. Kebijakan social distancing yang pernah terjadi telah memaksa kita untuk bekerja dari jarak jauh atau work from home. Kondisi tersebut membuat perpustakaan PT Multi Utama Consultindo (MUC) harus mencari solusi atau cara kreatif untuk membuat perpustakaan tetap bermanfaat dan aktif dalam memberikan pelayanan.
Solusi yang ditempuh perusahaan untuk menangani permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan perpustakaan digital Smart Library yang didukung oleh layanan jasa dari E-Perpus Gramedia. Menurut Ibu Endang Suryaningsih, Document Controller di MUC, sebelum adanya pandemi, sebetulnya perpustakaan sudah pernah mencoba untuk melakukan peralihan ke digital, hanya saja peralihan ini belum maksimal seperti saat pandemi melanda.
Selama kurang lebih dua tahun menggunakan Smart Library, Bu Endang dan karyawan lainnya merasa sangat terbantu karena aplikasinya mudah diakses, serta e-book dapat dibaca kapan pun dan di mana pun. Para karyawan juga mengapresiasi hak cipta penerbit dan penulis yang terlindungi pada aplikasi E-Perpus Gramedia, sehingga kegiatan membaca yang dilakukan dapat jauh lebih nyaman.
Suasana di Dalam Perpustakaan PT Multi Utama Consultindo (Dok. PT Multi Utama Consultindo)
Saat ini, terdapat 73 judul e-book yang telah dimiliki oleh perpustakaan digital MUC, dengan kategori pengembangan diri yang paling banyak dibaca dan diminati oleh para karyawan. Kemudian, menurut Bu Endang arus peminjaman buku pada aplikasi sudah mengalami peningkatan pengunjung sedikit demi sedikit.
Untuk meningkatkan minat baca dan pengunjung di aplikasi Smart Library ini, Bu Endang dan tim akan melakukan berbagai cara, seperti mempromosikan koleksi baru ke karyawan MUC, mengadakan kegiatan bedah buku dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan literasi. Selain itu, MUC juga ingin melakukan kegiatan bedah buku secara online dengan mengundang salah satu penulis terkenal agar kegiatan literasi semakin menarik.
E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.
Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.
Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.
Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-uploade-books internal dalam perpustakaan digital.
Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.
Sumber foto header: Dok. PT Multi Utama Consultindo
UNISBA (Universitas Islam Bandung) merupakan salah satu perguruan tinggi yang menampung berbagai generasi baik dari mahasiswa hingga dosennya. Keragaman usia ini juga memaksa adaptasi yang lebih banyak dalam proses belajar dan mengajar di UNISBA. Proses digitalisasi yang kini diterapkan disebut sangat tepat dan sesuai dengan perbedaan generasi yang ada.
Selain menjadi hal yang tepat, digitalisasi juga diterapkan sebagai metode penyambung komunikasi selama pandemi yang mempercepat dan mempermudah pembelajaran. Pak Arief D Tresnawan, selaku Kepala Perpustakaan UNISBA, mengaku bahwa digitalisasi di kampus UNISBA sudah diterapkan pada berbagai kegiatan, seperti halnya pembelajaran menggunakan aplikasi e-learning, absensi, dan juga seminar atau workshop. Bahkan, efektivitas digitalisasi ini bisa dibilang cukup baik, sehingga kemungkinan metodenya bisa digunakan untuk jangka panjang meski pandemi sudah berlalu nanti.
SiPINTAR, yakni aplikasi perpustakaan digital yang disokong bersama ePerpus Gramedia, telah menolong masa-masa peralihan digitalisasi di UNISBA dari berbagai faktor. Selama tiga tahun terakhir ini, aplikasi SiPINTAR sudah memanfaatkan ruang pemustaka untuk membaca lebih banyak buku tanpa harus pergi ke perpustakaan. Sebagaimana Pak Arief mengatakan bahwa perpustakaan konvensional seringkali menyita ruang dan tempat, akan tetapi ePerpus bisa menaruh banyak konten bacaan dalam bentuk gawai.
Selain mengikuti perkembangan zaman, hadirnya SiPINTAR juga disebut bisa menyederhakan proses skripsi para mahasiswa. Dari yang sebelumnya referensi skripsi selalu membutuhkan bentuk material printing dan CD, saat ini skripsi dan referensinya bisa langsung diunggah dalam bentuk data langsung, sebab bentuk bacaan sudah berubah menjadi e-book dan e-journal. Hal ini merupakan kelebihan dari pengguna ePerpus Premium, di mana instansi dapat menyimpan konten internal seperti majalah, karya tulis, skripsi, jurnal, dan lainnya, yang hak distribusinya milik instansi. Dengan begitu, segala bentuk karya internal dapat dinikmati pula lewat digital oleh para anggota perpustakaan.
Variasi format bacaan yang berbeda memang sangat diperlukan untuk mahasiswa dan dosen UNISBA. Pak Arief, yang sudah bekerja sebagai kepala perpustakaan selama lebih dari 10 tahun, mengaku kesulitan untuk merawat buku fisik di dalam perpustakaan. Menghindari kerusakan buku konvensional tentu memerlukan biaya tambahan. Namun, bentuk buku digital dari ePerpus dijadikan pilihan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Selain itu, sebagai bentuk pemantapan literasi di kampus, Pak Arief juga mengadakan penghargaan Top 10 Library Member pada periode-periode tertentu, yakni memenangkan pembaca-pembaca terbaik yang sering meminjam buku di perpustakaan. Tentunya, fitur dashboard yang dipegang Admin pada aplikasi ePerpus cukup membantu proses seleksi pemenang, karena Admin Dashboard yang tersedia bisa menampilkan grafik dan riwayat peminjam.
Sejak tahun 2019, buku-buku yang tersedia pada aplikasi SiPINTAR telah banyak memperluas wawasan dan ilmu mahasiswa maupun dosen di UNISBA. Adapun kategori bacaan yang paling diminati adalah surat kabar, majalah, buku ajar, hingga novel.
Sebagai pembaca pula, pak Arief mengacungi jempol untuk kemudahan yang ditawarkan buku digital dalam ePerpus SiPINTAR. Fitur find atau search yang bisa digunakan di dalam buku, memudahkan pembaca untuk menuliskan kata kunci dan menemukan topik spesifik yang sedang ingin dibaca dengan cepat.
E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.
Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.
Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.
Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-uploade-books internal dalam perpustakaan digital.
Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.
Kamis tanggal 26 Januari 2023 tempo hari, Gramedia Digital menyelenggarakan event bertajuk Sekolah Bergerak, yang bertempat di Aula Ki Hajar Dewantara, gedung Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Acara ini dihadiri oleh seluruh Kepala Sekolah dan Kepala Perpustakaan dari 82 TK, SD, SMP, hingga SMA Sekolah Penggerak di Jakarta Timur. Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital menghadirkan Chaidir Amir, seorang Pustakawan Ahli Muda Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia untuk menyambut edukasi penting terkait tren digitalisasi perpustakaan di dunia pendidikan.
Sambutan dari Perwakilan Kepala Dinas Pendidikan, Bapak Satiman (Dok. Gramedia Digital)
Acara Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital ini merupakan acara yang menjadi kolaborasi antara Gramedia Digital, ePerpus Gramedia, Kompas Gramedia, serta Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Oleh karena itu, acara ini dipadati dengan aktivitas interaktif yang penuh dengan edukasi berguna seperti workshop tren digitalisasi perpustakaan, sosialisasi dan pengenalan ePerpus Gramedia, hingga presentasi materi ePerpus Gramedia oleh Chief of Content Gramedia Digital, yakni Bagus Adam.
Tujuan diadakannya acara Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital adalah untuk menyediakan sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, saran, dan rumusan mengenai perpustakaan digital. Selain itu, di tempat ini, institusi pendidikan bisa mendapatkan kesempatan untuk menjadi penggerak bagi sekolah lainnya dalam mengembangkan minat baca melalui platform digital.
Di era digitalisasi yang tinggi urgensi, acara Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital juga bisa menjadi tempat para tenaga pendidik untuk mendapatkan perkenalan para penyedia pilihan koleksi buku digital. Selain itu, acara ini bisa memberikan fasilitas dan masukan kepada para pustakawan untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mengembangkan literasi di lingkungan sekolah.
Kepala Sekolah dan Guru Peserta Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital (Dok. Gramedia Digital)
Secara keseluruhan, acara ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan pengadaan perpustakaan digital sekolah se-DKI Jakarta. Oleh karena itu, acara Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital akan menjadi rangkaian yang terus berjalan hingga ke seluruh wilayah di DKI Jakarta lainnya.
Dengan tujuan mengekspansi kesadaran tenaga pendidik dan pelaku pendidikan akan pentingnya literasi, Gramedia Digital juga hadir di sana sebagai penyedia perpustakaan digital untuk sekolah dengan ePerpus.
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital dengan konsep B2B atau business-to-business yang hadir untuk memudahkan pengelolaan perpustakaan digital. Hadirnya ePerpus dapat menjadi solusi para pelaku pendidikan untuk menyediakan perpustakaan dalam genggaman jemari.
Kunjungi Situs ePerpus Sekarang!
Dengan keamanan dan efisiensi yang terjamin, ePerpus masih bisa dikustom untuk tetap membentuk citra pendidikan yang diinginkan para pelaku pendidikan. Tidak hanya itu, ePerpus memungkinkan pengguna mendapat akses gratis ke ribuan buku dari penerbit berkualitas dan tentunya terjamin legalitasnya.
Acara Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital untuk Sekolah Penggerak di wilayah Jakarta Timur 1 dan 2 merupakan pilot project atau acara pertama dari serangkaian acara yang akan diselenggarakan untuk seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta di tahun ini. Diharapkan acara ini dapat menjadi ajang pembuka inspirasi untuk kemajuan literasi bagi seluruh anak-anak terdidik di Indonesia.
Nantikan seluruh rangkaian acara lengkap Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital selanjutnya, ya!✨
Sekolah Bergerak bersama Gramedia Digital yang diselenggarakan pada hari Kamis, 26 Januari 2023 lalu merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, saran, dan rumusan mengenai perpustakaan digital. Selain itu, di tempat ini, institusi pendidikan bisa mendapatkan kesempatan untuk menjadi penggerak bagi sekolah lainnya dalam mengembangkan minat baca melalui platform digital.
Tentunya literasi digital masih menjadi konsep yang perlu dikenalkan kepada tenaga dan peserta didik di sekolah. Tim ePerpus by Gramedia Digital berkesempatan untuk mewawancarai Bapak Kadis Pendidikan Jakarta Timur, Pak Yanto Parto Wiyono, terkait dengan urgensi literasi digital di dunia pendidikan.
Pak Yanto menyebutkan bahwa tidak bisa dipungkiri, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat literasi rendah secara peringkat global. Namun, hal ini tidak menjadikan dunia pendidikan terpuruk, justru harus menjadikan ini sebagai motivasi untuk terus melakukan perubahan. Salah satu program dari Dinas Pendidikan Jakarta Timur adalah Program Revitalisasi Perusahaan.
“Kami ingin agar perpustakaan tidak sekadar menjadi gudang buku, tapi juga menjadi tempat mencari ilmu, belajar bersama, atau sekadar berdiskusi,” ujar Pak Yanto. Cara merevitalisasi perpustakaan di sekolah ini misalnya dengan membuat bangunannya bagus dan menarik. Tentunya tempat yang nyaman menjadikan siswa juga betah berlama-lama di perpustakaan. Selain itu, penyediaan buku yang sesuai dengan jenjang sekolahnya juga merupakan salah satu bagian dari revitalisasi perpustakaan. Buku-buku yang disediakan di perpustakaan SMA tentunya berbeda dengan perpustakaan SMP, SD, dan PAUD.
Minat literasi siswa ini tentunya perlu didampingi oleh pihak-pihak yang memiliki peran penting, misalnya guru, sebagai sosok yang mendampingi siswa di sekolah; kepala sekolah, sebagai fasilitator; dan orang tua, yang senantiasa bersama putra-putrinya.
Perpustakaan digital memiliki urgensi yang sangat tinggi di sekolah. Salah satu masalah yang disebutkan oleh Pak Yanto yaitu keterbatasan ruang di sekolah. Tak sedikit sekolah yang menyediakan ‘ruangan sisa’ sebagai ruang perpustakaan. Tentunya ini berpengaruh pada kenyamanan siswa ketika membaca. Perpustakaan digital akan menjadi solusi yang baik bagi tenaga dan peserta didik, untuk terus melakukan kegiatan literasi tanpa terbatas dengan ruangan. “Dengan perpustakaan digital, siswa dapat membaca di halaman sekolah atau di pojok-pojok baca yang bisa disediakan,” ucap Pak Yanto.
Pak Yanto juga menyebutkan bahwa kemajuan teknologi membuat semua orang mau tak mau membutuhkan gawai. Mengingat dampak dari gawai dan internet yang beragam, baik positif maupun negatif, perpustakaan digital dapat menjadi salah satu hal yang memberikan dampak baik bagi siswa. Isu mengenai distraksi dari gawai, yang bisa menyebabkan kecanduan bagi beberapa pengguna, juga menjadi tantangan dalam aktivitas literasi digital. Namun, Pak Yanto menyebutkan bahwa dilema ini bukannya tidak mungkin ditangani. Beliau berharap bahwa orang tua dan tenaga pendidik dapat terus mengedukasi anak mengenai penggunaan gawai yang bermanfaat.
Menciptakan ekosistem literasi yang baik, khususnya literasi digital, memang tak lepas dari tantangan-tantangan. “Guru dan siswa hidup di zaman yang berbeda. Misalnya, siswa sekarang lebih mahir bermain gadget, jadi tenaga pendidik juga harus ditingkatkan kompetensinya,” Pak Yanto memberi contoh. Selain itu, mindset guru atau orang tua yang sering kali memandang seorang anak yang terus-terusan bermain gawai sebagai suatu hal yang negatif juga perlu diluruskan.
Pak Yanto berkata, “Di zaman ini, (tidak menutup kemungkinan) bahwa anak terus-terusan menggunakan gadget sedang membaca atau menonton tayangan edukatif. Pandangan kita terhadap anak-anak ini perlu diperbaiki (menjadi lebih positif), meskipun tentu tidak mengesampingkan monitor atau pembinaan terhadap anak.”
Upaya dari pemerintah dan masyarakat sekolah yang harus dijalankan selaras adalah komitmen bersama dari semua pihak untuk menggunakan gawai dengan baik dan positif. Pak Yanto berharap siswa mau bekerja sama untuk tidak menggunakan gawai untuk hal lain ketika waktunya melakukan literasi. Selain itu, Pak Yanto juga mengimbau kepada para guru untuk terus berinovasi dengan teknologi. “Misalnya, peserta didik ditantang untuk menggunakan gadget sebagai sarana pengembangan keterampilan, misalnya lewat kompetisi-kompetisi inovatif untuk memancing kreativitas dan bakat siswa,” harap Pak Yanto.
Terakhir, Pak Yanto selaku Kadis Pendidikan Jakarta Timur, berharap agar upaya-upaya dari Dinas Pendidikan dan sekolah, seperti revitalisasi perpustakaan dan pengadaan perpustakaan digital, dapat berlangsung dengan baik, dan memberi dampak baik bagi minat literasi di Indonesia.
E-Perpus Gramedia telah bekerjasama dengan ratusan klien dari berbagai instansi, mulai dari kementerian, perusahaan swasta, sekolah, universitas, hingga organisasi non profit lainnya. E-Perpus Gramedia memberikan jasa dalam pembuatan aplikasi perpustakaan digital, yang mampu menaruh lebih dari puluhan ribu koleksi buku, majalah, maupun koran digital, dari ratusan penerbit ternama.
Dengan perpustakaan digital, pemeliharaan dan kontrol koleksi perpustakaan jadi lebih mudah. E-Perpus Gramedia memiliki fitur Admin Dashboard yang memudahkan pustakawan dalam membuat laporan, mengelola, dan menganalisis pengguna serta konten di dalamnya.
Lewat Admin Dashboard, pustakawan bisa mengatur pengguna atau anggota perpustakaan dengan lebih mudah, dapat memantau aktivitas pengguna, mengatur konten dan peminjaman, hingga mengatur pembelian konten, yang semuanya bisa diakses secara 24 jam di mana saja, hanya melalui smartphone atau tablet. Dengan perpustakaan digital dari E-Perpus Gramedia, Anda bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dari mana pun, di luar pengunjung yang datang langsung ke tempat perpustakaan.
Selain Smart Library yang bisa dimiliki dengan cepat dan mudah, Anda juga bisa memilih ePerpus Premium untuk miliki perpustakaan eksklusif tersendiri pada instansi Anda. Aplikasi akan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan instansi dan bisa meng-uploade-books internal dalam perpustakaan digital.
Mulai dari Rp5.220.000, Anda sudah bisa mendapatkan perpustakaan digital sendiri, dan aplikasi tersedia di Google Play Store maupun App Store. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan perpustakaan digital oleh E-Perpus Gramedia, Anda bisa mengakses pada eperpus.com dan klik Kontak Sales di pojok kanan atas.