Yuni merupakan film terpenting dan wajib ditonton bagi semua kalangan saat ini, terlebih karena sudah ditayangkan di berbagai penghargaan film internasional dan memenangkan salah satu diantaranya. Film ini juga sudah bisa kamu tonton mulai 9 Desember 2021 di seluruh bioskop Indonesia.
Perjalanan Yuni dari permasalahan struktural masyarakat patriarki sangat disorot dalam alur cerita film ini. Ditemani juga dengan puisi-puisi legendaris Sapardi Djoko Damono yang romantis, namun dalam film Yuni ini puisi indahnya menjadi sebuah kisah yang menampar realita dan membuat hati seketika berkecamuk.
Yang fana adalah waktu. Kita abadi: memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa. “Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu. Kita abadi. — Sapardi Djoko Damono
Awal Cerita Film Yuni
Kamila Andini selaku penulis skenario film ini mengaku, jika salah satu scene di film terinspirasi dari cerita asisten rumah tangganya. Asistennya tersebut menceritakan tentang pernikahan anaknya yang dilanda hujan deras.
Mendengar cerita itu, membuatnya mengingat kembali tentang hujan dan pernikahan dari salah satu puisinya Sapardi Djoko Damono, yaitu Hujan Bulan Juni. Puisi tersebut membicarakan tentang hujan yang turun tidak pada musimnya. Hujan yang turun di musim yang tidak tepat berhasil menambahkan kisah Yuni.
Yuni merupakan sosok remaja berprestasi dan mempunyai mimpi yang tinggi untuk melihat dunia luar. Namun malangnya nasib Yuni, ia hanya bisa melihat dunia luar melalui genggaman smartphone dan media sosial miliknya. Keadaan membuatnya harus mampu bertahan, tapi tiba-tiba kenyataan kembali menerjangnya untuk menghadapi lamaran dan menikah, yang bahkan tidak pernah sekalipun terlintas dibenaknya.
Isu menarik ini berhasil diangkat dengan apik melalui film Yuni yang mewakili seluruh suara perempuan, bahwasannya perempuan juga berhak berpendidikan tinggi.
Poster film dengan sosok Yuni yang berdiri, dikelilingi oleh coretan-coretan yang kebanyakan berisi stigma, dogma, dan opini yang ditunjukan ke perempuan. Tembok penuh coretan ini terinspirasi dari tampilan tembok di beberapa sudut sekolah Yuni.
Nuansa ungu yang mendominasi dipakai untuk menggambarkan karakter Yuni yang menyukai warna ungu. Selain itu, warna ungu juga simbol gerakan perempuan dan biasa digunakan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional.
Baca juga: Film Indonesia Adaptasi dari Novel Best-Seller
Penghargaan yang Diterima Film Yuni
Film Yuni berhasil mendapatkan berbagai macam penghargaan dan screening spesial di seluruh penjuru dunia. Pertama, film Yuni tayang di Toronto Internasional Film Festival (TIFF) 2021. Membuahkan hasil yang membanggakan untuk dunia perfilman Indonesia, film Yuni berhasil memenangkan Platform Prize di ajang tersebut dengan menyisihkan 8 film pesaing lainnya.
Setelah ajang TIFF 2021, film Yuni berhasil melanjutkan perjalannya untuk meraih penghargaan dan screening film ke beberapa festival lain seperti Vancouver International Film Festival 2021 (VIFF), Busan International Film Festival, Amerika: ChiFilmFest 2021, dan masih banyak yang lainnya.
Bukan hanya itu, film Yuni juga akan berkompetisi dalam Chicago International Film Festival UNI bersama 11 film lain dari berbagai negara. Yang lebih membanggakannya lagi, Film Yuni akan bersaing dalam ajang Academy Award atau Oscar melaluikategori The International Features Film Award pada 2022 mendatang.
Film Yuni juga berhasil membawa pulang berbagai penghargaan dalam negeri seperti dalam acara Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2021dan Festival Film Indonesia 2021.
Novel dari Film Yuni
Sebagai bentuk adaptasi sekaligus alih wahana dari skenario film ke bentuk novel, kamu bisa menikmati cerita Yuni melalui tulisan-tulisan indah mulai tanggal 5 Januari 2021.
Dikutip dari Poskota (10/12/21), novel Yuni tercetus saat break syuting film. Berawal dari keisengan Qizink La Aziva (tim coach dialogue Jawa Serang) yang menantang Ade Ubaidil untuk menawarkan pembuatan novel Yuni kepada sutradara film, yaitu Kamila Andini. Ade Ubaidil yang juga tim coach dialogue dalam film Yuni, memang seorang penulis yang sudah melanglang buana.
“Mang Qizink awalnya yang ‘mendorong’ saya untuk menawarkan diri menulis novel ini. Rupanya, ketika dicoba mengajukan diri, tawaran saya disambut baik oleh mbak Kamila Andini,” ujar Ade, pada Poskota Kamis (9/12/2021).
Yuni memperlihatkan tentang bagaimana perempuan dalam memperjuangkan impian untuk pendidikan tinggi, namun dikekang oleh stigma dan anggapan masyarakat di mana perempuan tidak perlu sekolah tinggi untuk menjadi ibu dan seorang istri.
Lewat penokohan Yuni, ia telah mewakili banyak perempuan dengan berbagai latar belakang budaya dan pengalaman nasib yang sama. Terjebak dengan budaya membuat banyak perempuan tidak merdeka untuk memilih keputusan dan menggapai cita-citanya.
Satu per satu lamaran pria datang kepada Yuni yang masih duduk di bangku SMA. Yuni yang memiliki cita-cita untuk mengenyam pendidikan tinggi di dunia perkuliahan berhasil menampik dua lamaran sebelumnya, namun ternyata lamaran ketiga ini membuatnya mendapatkan banyak cibiran akan mitos yang mengatakan jika tidak menerima lamaran maka tidak bisa menikah selama-lamanya.
Yuni dipaksa harus memikirkan hal matang dalam usia belianya yang membuat batin kita ikut meringis. Tapi, karakter Yuni di sini digambarkan sebagai sosok perempuan kuat, ditambah memiliki teman-teman yang selalu mendukungnya. Lalu, apakah Yuni akan menerima lamaran ketiganya ini atau melanjutkan pendidikannya?
Sebelum menonton filmnya atau kamu yang penasaran dengan versi bukunya, kamu bisa duluan mendapatkan buku Yuni di Gramedia.com!
Miliki Bukunya dan Ikuti Kisah Yuni di Sini!
Baca juga: Novel Populer Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Kini Diangkat Menjadi Film
Jangan lupa untuk ikutipromo-promo menarik lainnya di Gramedia.com. Dariberbagai diskon hingga penawaran spesial, klik gambar di bawah ini untuk cek promonya!
Tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day. Hari Perempuan Internasional diperingati sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap peran para perempuan di seluruh dunia tanpa pandang bulu. Dilansir dari laman resmi International Women’s Day 2023, konsep yang diusung tahun ini adalah #EmbraceEquity atau #RangkulKesetaraan. Sementara, UN Women mengusung tema “DigitALL: Innovation and technology for gender equality”.
Kedua tema ini pada dasarnya menjunjung tinggi satu hal yang sama, yaitu memberdayakan perempuan dan menentang diskriminasi berbasis gender yang masih sering terjadi dan memakan perempuan sebagai korban.
Tidak hanya lewat perkataan secara verbal, banyak perempuan hebat yang juga menyuarakan perlawanan mereka terhadap diskriminasi gender lewat tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Oleh karena itu, Admin sudah merangkum rekomendasi buku terbaik karya penulis perempuan, yang cocok untuk dibaca sambil merayakan Hari Perempuan Internasional 2023.
Tanpa berlama-lama lagi, yuk langsung kita lihat rekomendasinya!
Rekomendasi Novel Indonesia Karya Penulis Perempuan
1. Sagra – Oka Rusmini
Sagra merupakan kumpulan cerpen karya Oka Rusmini yang berisi kisah-kisah para perempuan Bali yang hidupnya terkungkung adat. Selain kisah-kisah cantik yang memilukan hati, kamu juga dapat melihat bagaimana kritis Oka Rusmini menulis mengenai adat Bali yang membuat perempuan diinjak-injak patriarki. Nuansa Bali sangat kental dalam setiap cerita di dalamnya. Oka Rusmini juga melengkapi buku ini dengan glosarium yang lengkap untuk membantu pembaca memahami cerita-cerita di dalamnya dengan mudah.
Beli di Sini!
2. Entrok – Okky Madasari
Semua ini diawali dengan mimpi seorang gadis yang memiliki tekad kuat untuk bisa memiliki entroksendiri. Dengan segala daya upaya, tanpa memedulikan betapa orang-orang memandangnya sebelah mata karena ia adalah seorang perempuan, ia mampu meraih semua yang ia inginkan–bahkan melebihi apa yang ia cita-citakan. Namun, orang-orang masih memandangnya sebelah mata. Masih melihatnya sebagai seorang sosok perempuan pendosa yang tak pantas meraih apa yang ia sudah miliki sekarang, meski mereka semua tahu bahwa apa yang ia miliki berasal dari keringatnya sendiri.
Beli di Sini!
Entrok adalah kisah tentang perempuan kuat dalam sistem masyarakat yang semakin lama semakin kacau. Ia juga terbawa dalam arus sejarah yang carut marut, pejabat-pejabat hukum yang korup, dan keluarga yang merenggang seiring waktu.
3. Sihir Perempuan – Intan Paramaditha
Dalam kumpulan cerpen ini, Intan Paramaditha tidak menulis perempuan dalam peran yang lazim. Perempuan dalam kisah-kisah di Sihir Perempuan akan kamu temukan dalam sosok hantu gentayangan, vampir, dan pembunuh. Intan Paramaditha dengan luwes mengolah kisah-kisah horor dan mitos dalam pandangan feminis. Intan menuliskan kisah-kisah tentang sisi gelap perempuan yang kerap kali disepelekan dan dianggap gurauan.
Beli di Sini!
4. Tutur Dedes – Amalia Yunus
Jika selama ini Ken Dedes hanya dikenal sebagai seorang ratu pendamping Ken Angrok, maka dalam buku Tutur Dedes kamu akan menemukan Ken Dedes sebagai seorang wanita yang memiliki kehebatan luar biasa. Ia adalah seorang anak, seorang wanita yang kehormatannya direbut semena-mena, seorang ratu yang cerdik dan berkuasa, dan seorang ibu yang menyayangi anak-anaknya.
Beli di Sini!
Lewat fiksi historis ini, kamu akan melihat sosok Ken Dedes sebagai seorang ratu yang membuat Kerajaan Tumapel berjaya. Bagaimana peran seorang Ken Dedes ketika perang sangat berpengaruh terhadap kemenangan Kerajaan Tumapel, dan bagaimana ia setia mendampingin Ken Angrok sampai akhir hidupnya.
5. Penaka – Altami N. D.
Kehidupan sebagai seorang ibu dan istri tidak semudah yang dibayangkan semua orang. Penaka bercerita tentang Sofia yang tiba-tiba menjalani hidupnya dari perspektif lain. Sofia dipaksa melihat kehidupannya dari luar, pun melihat bagaimana kehidupan orang lain yang selama ini ia anggap lebih mudah dan menyenangkan daripada hidupnya. Lewat fiksi yang bernuansa magis, Penaka memberikan pesan yang kuat tentang perjalanan menjadi seorang ibu berdaya.
Beli di Sini!
Baca juga: Apa Arti Buku Dongeng di Novel Penaka? Cek Q&A dengan Penulisnya, Altami N.D.
Rekomendasi Novel Terjemahan Karya Penulis Perempuan
1. Where the Wild Ladies Are – Matsuda Aoko
Where the Wild Ladies Are adalah salah satu buku tersukses karangan Matsuda Aoko. Berisi kumpulan cerita pendek yang mengangkat topik besar cerita rakyat Jepang yang diceritakan kembali dari sudut pandang wanita modern yang kuat dan independen. Pastinya, buku ini sangat menggugah untuk dibaca pada Hari Perempuan Internasional!
Setiap cerita di dalam buku ini memiliki karakter wanita yang berbeda, mulai dari pengantin baru yang menjadi hantu, gadis berusia sembilan tahun yang mampu melihat hantu, hingga ibu rumah tangga yang memutuskan untuk mengambil kembali hidupnya dengan tangan sendiri. Namun, ada satu hal yang menghubungkan setiap cerita dalam buku ini yakni adanya unsur supranatural yang muncul di setiap cerita, seperti hantu atau makhluk mitologi.
Beli di Sini!
Melalui cerita-cerita ini, Matsuda Aoko menggambarkan sejumlah masalah sosial yang dihadapi oleh wanita di Jepang, seperti kesulitan dalam mempertahankan identitas dan martabat mereka di masyarakat yang masih didominasi oleh patriarki. Namun, ia juga menunjukkan bahwa wanita-wanita ini mampu mengatasi rintangan dan menjadi pahlawan dalam hidup mereka sendiri.
Buku ini menampilkan kisah-kisah yang sangat kuat dan kuat dalam hal pesannya. Matsuda Aoko menunjukkan bagaimana wanita-wanita ini mampu mengambil kendali atas hidup mereka sendiri, mengatasi kekuatan yang lebih besar dari diri mereka, dan membangun kehidupan mereka sendiri. Where the Wild Ladies Are adalah kumpulan cerita pendek yang menghadirkan perspektif segar dan menarik tentang cerita rakyat klasik sekaligus menjadi inspirasi para perempuan untuk maju!
2. The Girl Who Fell Beneath the Sea – Axie Oh
The Girl Who Fell Beneath the Sea adalah novel debut Axie Oh yang menceritakan kisah seorang gadis muda bernama Lyric. Lyric hidup di sebuah pulau fiksi yang terinspirasi oleh Bermuda. Dalam masyarakat Lyric, ada pembagian yang jelas antara orang-orang yang tinggal di permukaan dan orang-orang yang tinggal di bawah laut.
Lyric adalah seorang penyelam yang handal dan juga seorang putri. Namun, suatu hari, ia menemukan sebuah rahasia besar tentang keluarganya dan masyarakatnya yang dapat mengubah segalanya. Ia kemudian memulai sebuah petualangan di mana ia harus berjuang untuk mengungkap kebenaran tentang rahasia tersebut sambil menghadapi berbagai bahaya.
Beli di Sini!
Dalam ceritanya, sebagai seorang putri, Lyric dipandang sebagai ancaman oleh orang-orang yang merasa terancam oleh kebenaran yang akan terungkap, dan harus berjuang untuk bertahan hidup sambil menjelajahi dunia bawah laut yang penuh misteri. Melalui cerita Lyric, The Girl Who Fell Beneath the Sea membahas masalah yang serius tentang ketidakadilan dan diskriminasi, dan juga mengeksplorasi gagasan tentang kekuatan, kepercayaan diri, persahabatan yang lekat, hingga keperempuanan yang kuat.
3. The Power – Naomi Alderman
Bagi pecinta science fiction perlu membaca novel yang satu ini! The Power ditulis oleh seorang novelis perempuan Inggris, Naomi Alderman. Dengan daya imajinya yang luas, Naomi menceritakan sebuah perspektif soal kekuatan perempuan yang dibalut dengan elemen fantasi. The Power bercerita soal dunia di mana perempuan secara tiba-tiba mendapatkan kekuatan listrik yang luar biasa, memungkinkan mereka untuk menghasilkan kejutan listrik dan bahkan membunuh orang.
Diceritakan beberapa tokoh perempuan inspiratif di dalamnya, mulai dari putri bernama Roxy memiliki kekuatan paling kuat di antara semua wanita yang ada dan Allie, seorang gadis remaja yang melarikan diri dari kehidupan yang sulit dan berubah menjadi pemimpin agama yang kontroversial. Diperkenalkan pula tokoh bernama Tunde, seorang jurnalis laki-laki yang menjadi saksi langsung revolusi yang terjadi ketika perempuan mulai mengambil alih kendali.
Beli di Sini!
Seiring dengan berkembangnya kekuatan perempuan, dunia di dalam cerita ini mulai mengalami perubahan yang besar. Pria menjadi semakin takut terhadap wanita dan wanita mulai membangun masyarakat yang lebih egaliter, di mana mereka memiliki kekuasaan dan kontrol yang lebih besar atas diri mereka sendiri.
The Power adalah sebuah novel yang sangat menarik dan merangsang pemikiran, menggambarkan dunia yang sangat berbeda dari yang kita kenal, tetapi juga dengan banyak konteks yang relevan dengan dunia nyata. Membaca buku ini juga memberikan kamu perspektif baru soal kekuatan perempuan yang sebenarnya dengan cara yang sangat menyenangkan!
4. The Handmaid’s Tale – Margaret Atwood
Perempuan Kanada bernama Margaret Atwood menulis novel The Handmaid’s Tale pada tahun 1985. Buku ini mendapat sorotan tinggi akibat unsur feminisme yang menarik untuk dikulik di dalamnya, lho!
The Handmaid’s Tale menceritakan sebuah kisah yang berlatar di negara fiksi yang disebut Gilead yang telah diambil alih oleh kaum fundamentalis Kristen yang totaliter.
Beli di Sini!
Gilead sangat otoriter dan memiliki sistem kebijakan yang merugikan wanita! Salah satu kebijakannya adalah menjadikan wanita yang masih subur sebagai “handmaid” atau pembantu rumah tangga yang dipaksa untuk hamil dan melahirkan anak bagi keluarga elit yang mandul. Bukan cuma itu, dalam kondisi ini, para handmaid juga ditahan dan diawasi ketat, serta dilarang melakukan segala bentuk kegiatan yang menunjukkan identitas mereka.
Offred, selaku handmaid yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini menemukan dirinya terperangkap dalam kehidupan yang sangat terbatas dan serba terkontrol. Selain mengangkat isu kesetaraan gender, The Handmaid’s Tale juga menggambarkan realitas pahit dari sistem yang mengatur perempuan tanpa memedulikan hak asasi manusia.
5. Perempuan di Titik Nol – Nawal El-Saadawi
Buku tentang perempuan yang tidak boleh dilewatkan juga adalah Perempuan di Titik Nol. Novel ini ditulis oleh Nawal El Saadawi, seorang aktivis feminis Mesir dan penulis terkenal, menceritakan kisah seorang dokter yang ditempatkan di sebuah penjara wanita di Mesir dan mengungkapkan kekejaman yang dialami para tahanan di sana.
Beli di Sini!
Selain mengeksplorasi isu-isu feminisme dan patriarki di Mesir, Perempuan di Titik Nol juga menceritakan kisah yang sering kali diabaikan oleh masyarakat. Lewat cerita ini tersumbang banyak suara untuk para wanita yang menjadi korban diskriminasi dan kekerasan dalam masyarakat yang sangat patriarkal.
Dalam novel ini, Nawal El Saadawi menggambarkan betapa sulitnya kehidupan bagi perempuan dalam masyarakat yang sangat membatasi dan menindas hak-hak mereka. Ia membuka mata pembaca terhadap kekejaman dan penderitaan yang dialami oleh para tahanan wanita di penjara tersebut, dan mencoba untuk menyebarkan kesadaran tentang kondisi perempuan di masyarakat Mesir pada saat itu.
Baca juga: Rayakan Hari Perempuan Internasional dengan Baca Buku Rekomendasi Ini
Rekomendasi Buku Puisi Karya Penyair Perempuan Indonesia
1. Binatang Kesepian dalam Tubuhmu – Ilda Karwayu
Binatang Kesepian di dalam Tubuhmu adalah satu buku puisi yang dikarang langsung oleh perempuan. Sebagai seorang perempuan, Ilda Karwayu cukup vokal mengekspresikan banyak perasaan mulai dari rasa sepi hingga rasa tidak nyaman yang terkadang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Puisi-puisi di dalamnya menggambarkan perasaan kesepian yang berbeda-beda, seperti kesepian dalam hubungan asmara, kesepian dalam pergaulan, atau bahkan kesepian dalam keluarga.
Beli di Sini!
Tidak hanya itu, yang sangat menarik, Ilda Karwayu juga menghadirkan sudut pandang yang berbeda-beda dalam puisinya. Tidak hanya dari sudut pandang wanita, ia juga menulis puisi dari sudut pandang pria dan anak-anak. Inilah yang membuat buku puisi ini menjadi lebih menarik!
2. Medusae – Theodora Sarah Abigail
Medusae merupakan buku dengan kumpulan puisi yang mengeksplorasi berbagai tema berani! Mulai dari kekerasan, trauma, dan ketidakadilan dalam konteks kehidupan sehari-hari bagi perempuan. Setiap puisi digaungkan dari sudut pandang yang unik dan kompleks.
Di dalamnya terangkum perjalanan para perempuan yang memutuskan untuk membebaskan diri dari belenggu patriarki dengan sentuhan elemen mitologi Yunani. Beberapa puisi di dalam buku ini menggambarkan topik besar seperti penganiayaan terhadap perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, serta diskriminasi terhadap minoritas seksual. Theodora Sarah Abigail mengeksplorasi psikologi karakter dengan detail yang baik, sehingga pembaca dapat merasakan perjuangan perempuan secara mendalam dengan bahasa yang puitis.
Beli di Sini!
3. Empedu Tanah – Inggit Putria Marga
Sebagai seorang perempuan berdarah Jawa, Inggit Putria Marga menuliskan kumpulan puisi dengan latar belakang pedesaan Jawa lewat buku Empedu Tanah. Lewat buku ini, tertuang puisi-puisi perjuangan seorang perempuan dalam menentang kekuasaan patriarki dan perbudakan seksual di tengah masyarakat yang masih terjebak dalam tradisi dan kepercayaan yang konservatif.
Ide pokok dari buku ini adalah penggambaran seorang perempuan yang berani dan keras kepala, yang tidak takut untuk berbicara terbuka tentang keinginannya untuk hidup mandiri dan merdeka. Namun, ia harus menghadapi berbagai rintangan dan diskriminasi dari masyarakat di sekitarnya, termasuk dari seorang suami yang meremehkan kemampuan dan keberanian.
Beli di Sini!
Inggit berhasil menuliskan puisi dengan karakter yang kompleks dan terkadang ambivalen, serta menunjukkan bahwa tidak ada pilihan yang mudah dalam hidup. Menjadikan puisi-puisi di dalamnya terdengar kuat dan provokatif dalam menggambarkan tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh perempuan di pedesaan Jawa.
4. E___y – Gratiagusti Chanaya Rompas
Beli di Sini!
“e______y ngebebasin gue dari kebutuhan makan untuk ngelakuin apa aja yang gue mau rule the dance floor rule the world love the people around me kenal atau gak kenal gue juga gak perlu dan ngadepin mimpi mimpi buruk yang adalah kenyataan gue dan orang orang
Sudah bertahun-tahun kita merayakan Hari Kartini, artinya sudah bertahun-tahun pula kita menghormati jasa R.A. Kartini yang berjuang mewujudkan kesetaraan kesempatan bagi perempuan dan laki-laki🫡 Berkatnya, hingga kini para perempuan sudah mendapatkan kebebasan berekspresi dan juga berkarya. Efeknya, saat ini kita bisa membaca buku-buku karangan perempuan!💕🤝
Nah, untuk memperingati Hari Kartini tahun ini, Admin bakal bagikan sederet rekomendasi buku karangan perempuan✨ Kali ini spesial karena bukunya berbentuk digital alias e-book! Buat kamu yang penasaran, yuk cek bukunya di bawah ini!🤩
Rekomendasi E-Book Penulis Perempuan yang Wajib Dibaca
1. Museum Masa Kecil
Museum Masa Kecil adalah kumpulan puisi yang menyimpan dan menghadirkan “benda-benda” yang pernah tinggal atau sekadar lewat di masa kanak-kanak penulis; seperti cerita-cerita sebelum tidur, kelas menggambar, perbincangan tentang jarak ke bulan, kartu pos, kaktus di lantai lima, buku alamat, bermain hujan, ketakutan menjadi tua, juga kematian.
Beli di Sini!
Lewat kumpulan puisi ini, kamu akan mendapatkan tamasya mata dan juga batin. Kamu akan melihat karya terbaik Avianti Armand lewat betapa menyenangkannya buku ini bisa membawamu bernostalgia.
2. Kereta Tidur
Berbeda dengan Museum Masa Kecil, lewat Kereta Tidur, Avianti Armand menulis kumpulan cerita yang padat dengan makna. Setiap cerita di dalam buku ini memancing pemaknaan baru atas hal-hal yang biasa kita temui, seperti konflik cinta, masalah keluarga, dan pertanyaan atas eksistensi manusia. Unik, indah, dan mengusik dengan jalan cerita yang tak terduga-duga.
Beli di Sini!
3. Pulang
Leila S. Chudori memiliki ciri khas dalam penulisan karya berbau historis. Selain Laut Bercerita, buku yang satu ini juga tidak boleh dilewatkan. Pulang menceritakan tentang kehidupan orang-orang Indonesia di pengasingan pasca-prahara 1965. Ketika revolusi mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo seorang eksil politik Indonesia bertemu Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis.
Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas. Dimas merasa cemas dan gamang. Bersama puluhan wartawan dan seniman lain, dia tak bisa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. Sejak itu mereka mengelana tanpa status yang jelas dari Santiago ke Havana, ke Peking dan akhirnya mendarat di tanah Eropa untuk mendapatkan suaka dan menetap di sana.
Beli di Sini!
Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris bersama tiga kawannya: Nug, Tjai, dan Risjaf, mereka berempat disebut Empat Pilar Tanah Air, Dimas, terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia satu persatu tumbang, dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan Peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari, isteri Hananto, yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara.
4. Malam Terakhir
Selain Pulang, kamu juga patut membaca kumpulan cerpen Leila S. Chudori di buku Malam Terakhir! Uniknya, kali ini Leila tidak hanya membahas cerita bernuansa historis tetapi ia juga mengangkat isu sosial yang menarik. Selain itu, di buku kumpulan cerpen ini, Leila S. Chudori sangat gamblang membahas tentang berbagai tragedi sosial dan kritik terhadap isu-isu yang berhubungan dengan perempuan.
Beli di Sini!
5. Maryam
Okky Madasari dikenal sebagai seorang penulis perempuan yang sangat tegas dalam mengkritik isu sosial lewat bukunya. Buku ini membahas tentang ketidakberdayaan kaum minoritas di hadapan kelompok yang lebih besar, lebih kuat dan mentasbihkan bahwa dirinya yang paling benar. Buku ini membahas tentang ketidakberdayaan Hukum Indonesia jika dihadapkan dengan praktek premanisme kelompok yang lebih kuat. Kisah perjuangannya menjadikan buku ini salah satu buku yang cocok kamu baca untuk merayakan kekuatan perempuan.
Beli di Sini!
6. Pasung Jiwa
Jangan lewatkan buku yang satu ini karena buku ini juga gak kalah menarik! Apa itu kebebasan? Apakah kehendak bebas benar-benar ada? Apakah manusia bebas benar-benar ada?
Okky Madasari mengemukakan pertanyaan-pertanyaan besar dari manusia dan kemanusiaan dalam novel ini. Melalui dua tokoh utama, Sasana dan Jaka Wani, dihadirkan pergulatan manusia dalam mencari kebebasan dan melepaskan diri dari segala kungkungan. Mulai dari kungkungan tubuh dan pikiran, kungkungan tradisi dan keluarga, kungkungan norma dan agama, hingga dominasi ekonomi dan belenggu kekuasaan.
Beli di Sini!
7. The Book of Forbidden Feeling
Buku yang satu ini sangat menggugah untuk dibaca! Buku ini terdiri dari kumpulan puisi dan ilustrasi yang menggambarkan perasaan-perasaan manusia yang mungkin dianggap tabu atau dilarang untuk diungkapkan di masyarakat.
Lala Bohang berhasil mengambil tema-tema yang sensitif dan sering diabaikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti depresi, ketakutan, cemburu, dan kesepian, dan mengolahnya menjadi karya seni yang indah. Setiap puisi memiliki makna yang mendalam dan menunjukkan kepekaan pengarang terhadap perasaan manusia yang sering diabaikan atau dianggap tabu.
Beli di Sini!
Selain itu, ilustrasi dalam buku ini juga sangat menarik dan dapat menambah pemahaman kita tentang isi puisi. Ilustrasinya yang unik dan personal membuat setiap ilustrasi memiliki keindahan yang berbeda.
8. The Book of Imaginary Beliefs
Berbeda dengan The Book of Forbidden Feelings, kali ini Lala Bohang berhasil memberikan sentuhan konteks kehidupan pembaca lewat buku ini. Dari buku ini Lala menyoroti tentang banyak hal: dari perasaan kita sendiri, perasaan kita yang belum terbalas dan keseharian seseorang melewati kesibukan. Lewat buku ini dijamin kamu sebagai pembaca bisa merasakan apa yang juga dirasakan oleh Lala lewat puisinya!
Beli di Sini!
9. Minoel
Buat kamu yang suka buku fiksi seru, karya-karya Ken Terate bisa jadi pilihan bacaan kamu! Kata orang, cinta butuh pengorbanan. Kata orang, cinta berarti memberi. Itulah yang dipercaya Minoel saat Akang menawarkan cinta dan mimpi indah. Minoel melayang ke awang-awang. Akhirnya ada juga cowok yang mencintai dirinya yang cacat.
Minoel menerima cinta Akang. Meskipun itu berarti dia tidak bisa ikut kegiatan hadrah dan pramuka lagi. Meski itu berarti dia tidak bisa sering-sering main dan gosip bareng Lilis dan Yola lagi. Namun, Akang perlahan berubah. Cowok itu mulai bertingkah kasar dan tak masuk akal. Inilah ujian cinta Minoel. Akang mau menerimanya yang serba kekurangan, miskin, bodoh, dan cacat. Sudah seharusnya dia menerima kelakuan Akang yang buruk, kan? Toh buruknya hanya kadang-kadang.
Beli di Sini!
Yola dan Lilis terus membela dan mengingatkan Minoel bahwa Akang tidak baik untuknya. Namun, Minoel terus mengabaikan teman-temannya. Ketika Akang mulai menuntut Minoel menyerahkan diri sepenuhnya, Minoel jadi bertanya apakah cinta memang butuh pengorbanan SEBESAR itu? Lebih jauh lagi, apakah itu benar-benar cinta?
10. Pengantin Remaja
Selain Minoel, Pengantin Remaja juga bisa jadi pilihan bacaan seru lainnya! Pengantin Remaja bercerita soal Pipit yang sedang dimabuk cinta. Pipit mengangguk sambil tersipu saat pacar tampannya mengajaknya menikah. Pipit masih SMA, tapi dengan gembira meninggalkan sekolah demi menjalani angan hidup indah bersama laki-laki yang ia sayangi.
Pipit yakin Pongky akan menjaga, melindungi, dan memenuhi semua kebutuhannya. Kalaupun tidak, cinta pasti akan menguatkan mereka dalam kondisi apa pun. Benarkah begitu? Pipit mulai bertanya-tanya setelah bulan madu berlalu. Tinggal di rumah mertua yang kekurangan air tapi kelebihan makian, memikirkan cicilan kompor gas, semuanya membuat dunianya jungkir balik nggak karuan. Nah, loh, apakah cinta muda yang menyebabkan kekacauan ini?
Beli di Sini!
Baca Juga: 6 Sifat Teladan Kartini. Nomor 4 Bisa Menginspirasimu!
Nah, itu dia beberapa rekomendasi ebook yang bisa kamu baca di Hari Kartini🥳! Semoga perempuan-perempuan semakin berdaya dengan saling memberdayakan satu sama lain😉✨
Jangan lupa juga untuk membaca seluruh ebook terbaik di Gramedia Digital 🥳 Ada potongan harga spesial untuk paket premium khusus di Hari Kartini, loh!🙌🏻🤭
Untuk informasi selengkapnya klik gambar di bawah, ya!💫
Usai membuat para pembaca geger dengan karyanya yang berjudul Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Dian Purnomo kini kembali hadir dengan novel yang memiliki nuansa judul serta sampul yang sama: Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut. Ada dua hal yang jadi pusat perhatian dalam karya terbaru Dian Purnomo ini. Pertama, kisah yang ditawarkan dalam buku bersampul kuning ini, serta bonus pre-ordernya yang super unik; benih tomat!
Nama Dian Purnomo lekat dengan tulisan-tulisan yang menggaungkan perjuangan perempuan dan isu-isu sosial dan lingkungan masyarakat Indonesia. Contohnya saja dalam buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, yang bercerita mengenai kasus kawin tangkap serta ketidaksetaraan gender yang masih lekat dalam budaya masyarakat Sumba. Dilansir dari laman Instagram Gramedia Pustaka Utama (@bukugpu), buku-buku Dian Purnomo ini dirangkai dalam seri bertajuk Perjuangan Perempuan.
Hmm… Kira-kira buku Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut bercerita tentang apa, ya, Grameds? Apakah kita akan bertemu dengan “Magi Diela” lainnya?
Kita bahas bareng, yuk, Grameds!
Baca di Sini!
Shalom Mawira kehilangan ayahnya yang tak kembali dari melaut. Bertahun-tahun setelah itu, dia terus menunggu. Dengan gigih dia menjaga Sangihe, merawat lorong-lorongnya, supaya ayahnya dapat menemukan jalan pulang. Sayang, sebuah perusahaan asing mengendus kekayaan emas di perut bumi Sangihe. Dengan keras kepala orang-orang yang berlindung di balik kekuasaan itu berusaha mengeruk dan mencemari tanah subur yang menjadi ruang hidup rakyatnya. Shalom menolak untuk diam. Bersama warga Sangir lainnya, dia berjuang. Segalanya dia pertaruhkan. Waktu, uang, tenaga, kebebasan. Berbaring di aspal, dijebloskan ke penjara, hingga mengikuti upacara menambah nyawa. Sebutlah dia perempuan gila. Namun, Shalom barangkali adalah kita, perempuan dan rakyat yang hanya ingin menyelamatkan tanahnya. Mampukan Shalom mempertahankan lorong menuju laut tempat dia menunggu ayahnya, atau tanah Sangihe akan musnah ditelan ketamakan?
Dari blurb-nya saja kita bisa tahu bahwa buku Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut ini akan menyuguhkan cerita yang kembali menguras energi seperti buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam.🥲
Kali ini, kamu akan bertemu dengan Shalom Mawira, sosok gadis kuat yang kehilangan ayahnya dan harus berjuang mempertahankan rumahnya selagi menanti sang ayah pulang.
Dian Purnomo membawa kita bertualang ke Pulau Sangihe, sebuah pulau di Sulawesi Utara. Pulau ini ditempati oleh Suku Sangir, yang banyak berprofesi sebagai petani dan pelaut. Dikelilingi laut biru yang cantik, Pulau Sangihe menyimpan banyak sekali keindahan di setiap sudutnya.
Sumber: visit-sangihe.com
Tidak hanya indah dari permukaan, Pulau Sangihe juga memiliki kekayaan terpendam yang mengundang kemarukan para penguasa. Hal ini sempat menjadi isu besar di tahun 2022, ketika penduduk Pulau Sangihe menuntut perusahaan tambang emas di sana untuk tidak meningkatkan aktivitas mereka yang mampu merusak lingkungan dan ruang hidup masyarakat lokal. Hmm, kira-kira kasus ini ada kaitannya tidak ya dengan isi cerita Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut?🤔
Sumber: bbc.com
Kisah Shalom Mawira dan perjuangannya bisa segera kamu baca dengan melakukan pemesanan buku Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut sekarang juga di Gramedia.com! Dari tanggal 1 sampai 8 Oktober 2023, kamu bisa mendapatkan buku ini dengan diskon 20%, seharga Rp69.000 saja! Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan tanda tangan Dian Purnomo dan benih tomat sebagai bonus. Menarik banget, kan?
Yuk, segera lakukan pemesanan buku Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut sekarang juga hanya di Gramedia.com! Klik banner di bawah untuk melakukan pemesanan!
“Katanya, manusia jatuh cinta tiga kali seumur hidupnya…”
Perjalanan cinta seseorang tidak selalu mulus dan manis. Sepanjang mengenal yang namanya cinta, kamu juga akan pernah merasa terluka. Dalam perjalanannya menyembuhkan patah hati, Tabi berangkat ke Jepang. Di sana, ia menjelajahi sudut-sudut kota di Negeri Sakura itu dengan luka yang belum sembuh. Perjalanannya dibagikan lewat media sosial TikTok kepada para pengikutnya, yang ternyata juga memiliki kisah yang serupa–patah hati akibat cinta.
Jumat, 13 Oktober 2023 lalu, Marchella FP resmi memperkenalkan Tabi, sebagai seorang virtual influencer, dalam peluncuran grafik novel pertamanya. Setelah selama ini dikenal dengan buku-buku yang berisi kumpulan quotes yang menyentuh hati, Marchella kini hadir dengan kisah tentang perjalanan Tabi.
Press Conference Peluncuran TABI (Dok. Gramedia.com)
Karyanya kali ini merupakan kisah tentang senang, sedih, patah, dan tumbuh–kisah cinta seorang perempuan–yang juga dirasakan oleh banyak perempuan lain di luar sana.
Buku dengan cover berwarna pink ini berisi kisah Tabi karya Marchella FP, yang diilustrasikan oleh Lalita Prima. Lewat setiap lembarnya, kamu akan menemukan karya-karya cantik yang menggambarkan perjalanan yang dilalui oleh Tabi di Jepang. Perjalanan ini tidak hanya merupakan proses penyembuhan luka, tetapi juga proses menemukan diri sendiri.
Novel TABI karya Marchella FP. (Dok. Gramedia.com)
Kemunculan Tabi di media sosial TikTok (@tabi.tabinda) selama satu tahun ke belakang bukanlah tanpa sebab, Marchella sekaligus melakukan riset dari para perempuan yang memiliki kisah patah hati karena cinta. Tabi pun menjadi sahabat virtual para perempuan yang turut membagikan kisahnya. Ia hadir untuk membagikan perjalanannya ke Jepang, bersama dengan curahan-curahan perasaannya.
Tentunya karya baru Marchella ini disambut dengan sangat baik oleh para penggemar. Tidak hanya buku, Marchella juga menghadirkan sosok Tabi untuk menjadi karakter virtual yang bisa berinteraksi dengan penggemar.
@tabi.tabinda Hallo semuanya, novel grafis Tabi sudah bisa di pre-order besok pukul 09.09 WIB. Edisi terbatas untuk boxset, link ada di bio ya. Terima kasih sudah jadi teman Tabi setahun ini 🫶🏻 #Tabi ♬ original sound – Tabi
Ketika ditanya alasannya menciptakan karakter Tabi, Marchella mengatakan bahwa ia ingin mencoba hal baru, terutama dengan memanfaatkan teknologi yang semakin canggih.
“Oh iya, aku juga suka banget sama Astroboy dan Doraemon. Jadi, aku kepengen deh punya karakter yang bisa hidup kayak mereka. Makanya, hadirlah Tabi!” ungkap Marchella dengan semangat.
Tabi menjadi Intellectual Property (IP) terbaru dari PT Hidup Bermakna Selamanya, yang berkolaborasi dengan PT Kebahagiaan Itu Sederhana, yang mengelola karya-karya Marchella FP.
Novel TABI karya Marchella FP. (Dok. Gramedia.com)
Marchella berharap, Tabi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, dan dapat menjadi suara bagi perempuan-perempuan yang merasakan hal yang sama seperti Tabi. Tidak hanya terkhusus untuk perempuan, Marchella juga berkata bahwa para lelaki diharapkan dapat memahami seperti apa yang dirasakan oleh seorang perempuan yang sedang patah hati.
Wah, pasti kamu nggak sabar kan untuk mengikuti perjalanan Tabi? Kita tunggu kehadiran Tabi di Gramedia.com, ya, Grameds!✨
Sambil menunggu Tabi hadir, kamu bisa banget nih berkenalan dengan karya-karya lain dari Marchella FP yang bisa kamu dapatkan di Gramedia.com. Simak rekomendasinya, yuk!👇
Rekomendasi Buku Karya Marchella FP
Generasi 90-an: Anak Kemarin Sore
Baca di Sini!
Generasi 90-an: Anak Kemaren Sore adalah buku karya Marchella FP yang merupakan jilid ke-2 dari buku debutnya yang bertajuk Generasi 90an. Jika sebelumnya buku Generasi 90-an dirasa “terlalu Jakarta” maka Marchella FP mencoba membahas tren era 1990-an dari seluruh Indonesia. Banyak pembahasan mengenai artis-artis lokal yang berjaya pada zamannya dan telenovela yang sempat merajai televisi Indonesia. Penjelajahan menuju tahun 90-an di buku ini akan dipandu oleh tiga tokoh fiksi bernama Acel, Lala, dan Popi, yang menjadi ikon di buku sebelumnya.
Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini
Baca di Sini!
Buku Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini adalah salah satu buku best seller yang banyak dibaca. Buku ini berisi kalimat-kalimat yang ditujukan oleh orang tua kepada anaknya. Meskipun tidak memiliki plot khusus, namun buku ini memberikan banyak sekali makna kepada pembacanya. Buku ini juga sudah dijadikan film dengan judul sama, yang juga merupakan salah satu film paling populer di Indonesia. Buku berilustrasi ini akan memberikan kamu perasaan yang campur aduk ketika membacanya.
Kamu Terlalu Banyak Bercanda
Baca di Sini!
Buku Kamu Terlalu Banyak Bercanda ini adalah buku adalah kompilasi dari isi surat-surat yang ditulis oleh Awan, salah satu tokoh dari buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Isi dalam surat berisikan tentang waktu yang ia alami saat dirinya tidak bisa untuk ikut tertawa, sebuah perasaan ketika Awan merasa sedang dijadikan bahan canda oleh hidup. Buku ini berisikan kutipan-kutipan dari surat yang ditulis oleh Awan, tentang berbagai perasaan negatif yang ia rasakan dalam dirinya. Dituliskan dalam waktu 10 tahun, Awan menuliskan segala permasalahan yang ia rasa, tentang perasaan sedih, kecewa, marah dan juga meragu yang terkadang semua perasaan itu jarang kita perlihatkan pada orang lain. Bisa saja orang yang memperlihatkan perasaan bahagianya, ternyata menyimpan banyak luka di dalam dirinya, mereka hanya tidak memperlihatkan perasaan itu seperti halnya apa yang dilakukan oleh Awan.
Gimana, kamu udah baca semua buku karya Marchella FP belum, Grameds?
Kalau belum, kamu bisa langsung belanja bukunya di Gramedia.com. Tentu saja kamu bisa pakai promo supaya belanja kamu jadi lebih hemat. Kamu bisa menggunakan promo Teman Membaca, yang berlangsung selama periode 16-22 Oktober 2023. Ada diskon 25% untuk semua buku terbitan Gramedia, lho, Grameds! Yuk, jangan sampai kamu kelewatan promonya, klik banner di bawah untuk belanja sekarang, ya, Grameds!🛒⤵️