15 Rekomendasi Novel Terbaik Berlatarkan Kisah Kelam Sejarah Indonesia

15 Rekomendasi Novel Terbaik Berlatarkan Kisah Kelam Sejarah Indonesia

Presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno, pernah berkata bahwa,

Jangan pernah melupakan sejarah. Ini akan membuat dan mengubah siapa diri kita.

Baik atau buruknya sejarah telah menjadi bagian dari perjalanan hidup yang dapat menjadi pembelajaran untuk menatap masa depan. Dengan begitu, sejarah jadi hal yang sangat penting bagi kita untuk tidak melakukan kesalahan yang berulang. Mengetahui kisah masa lalu juga menjadi cara kita untuk menghargai jasa para pahlawan.

Kita bisa mengetahui dan mempelajari sejarah dengan menyenangkan, salah satunya dengan membaca novel. Beruntung, Gramedia.com punya banyak koleksinya. Novel-novel ini dapat memantik rasa ingin tahumu terhadap kisah kelam perjuangan bangsa Indonesia.

Beberapa novel fiksi ini bisa memberikan kamu gambaran akan suasana politik, adat budaya, sosial, dan lingkungan yang terjadi pada masa tersebut. Nah, berikut rekomendasi novel berlatarkan sejarah Indonesia untuk bisa kamu rasakan tegangnya kala itu lebih dalam.

15 Rekomendasi Novel Berlatarkan Kisah Kelam Sejarah Indonesia

1. Laut Bercerita – Leila S. Chudori

Kita semua tahu bahwa peristiwa yang dialami oleh negeri ini pada tahun 1998 sangat menguras emosi. Geliat perjuangan untuk melengserkan Orde Baru benar-benar menyesakkan hati.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Meski novel ini adalah fiksi, Laut Bercerita menunjukkan kepada pembacanya bahwa negeri ini pernah memasuki masa pemerintahan yang kelam. Novel ini didasarkan pada kisah dan obrolan nyata para aktivis pra-reformasi. Kala itu suara aktivis dibatasi, serta diberantas habis. Cerita ini membuat banyak pembaca meresapi fakta-fakta sejarah, akan apa yang terjadi pada masa itu.

Novel terbagi menjadi dua bagian dan dua sudut pandang. Menceritakan sosok Biru Laut, bagian pertama menunjukkan segala kepedihan dan ketakutan sebagai aktivis kritis yang berani menyuarakan isu sosial pada medio 1991 sampai 1998. Kelompoknya dianggap berbahaya, mereka pun ditangkap, dihukum secara fisik dan mental. Bagian kedua bercerita mengenai sosok keluarga yang kehilangan saudara, Asmara Jati, dimulai dengan tahun 2000 sampai 2007.


Baca juga: Novel Laut Bercerita Hadirkan Edisi Hard Cover di Tahun Kelimanya


2. Segala yang Diisap Langit – Pinto Anugerah

Buku ini berlatarkan kisah pada masa perang Padri di tahun 1800-an. Bukan tentang Tuanku Imam Bonjol atau perjuangan melawan Belanda kala itu, tapi tragedi yang menimpa keluarga-keluarga bangsawan Minangkabau, yang menjadi korban maupun pelaku perang Padri itu sendiri. Ada politik, alegori menohok, dan tentang kaum adat yang membawa ideologi kekerasan.

Tokoh utama di sini adalah Rabiah. Ia mempunyai kepribadian yang kuat dengan ambisinya yang tinggi dalam mematahkan mitos yang beredar, bahwa garis keturunan keluarga bangsawan Minangkabau akan putus pada generasi ketujuh. Apapun siap ia lakukan, tapi ternyata penghalang utama Rabiah malah kakak kesayangannya, Magek.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Setelah bergabung dengan Kaum Padri dari utara, Magek mengacungkan pedangnya ke arah Rubiah, siap menghancurkan semua yang dimilikinya dari harta, adat, keluarga, dan masa lalu.  

Novel ini menceritakan perubahan zaman dari kejayaan para bangsawan Minangkabau yang hidup dari tambang emas, menuju kekuasaan gerakan Kaum Padri di Sumatera Barat. Sang penulis memadukan data sejarah, data ingatan memori kolektif, data tentang mitos yang lahir dari peristiwa Padri, dengan kajian etnografis yang mendalam.

3. Tetralogi Buru – Pramoedya Ananta Toer

Tetralogi Buru yang diawali dengan cerita Bumi Manusia, merupakan seri novel yang sangat baik menjelaskan bagaimana diskriminasi terjadi pada bangsa kita pada zaman Hindia Belanda. Pram dengan baik memadukan antara kisah perjuangan di era kolonial, dengan kisah percintaan yang sakral. Layaknya membaca buku sejarah, namun dengan roman sebagai pemanisnya.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Kita akan mengetahui peliknya kisah Minke, baik itu perjuangannya lewat tulisan dan pikiran, serta kisah percintaannya dengan Annelies Mellema, perempuan keturunan Indo-Belanda. Minke merupakan pencetus pers pribumi dan pergerakan nasional. Minke berjuang melawan tradisi penjajahan kolonial tanpa melepaskan nilai-nilai kesopanan. Ada juga kisah perjuangan dari sosok Nyai Ontosoroh, wanita pribumi yang berusaha memertahankan usahanya yang telah ia bangun.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Kelanjutan kisah Minke bisa kamu ikuti lagi pada Anak Semua Bangsa yang menceritakan bagaimana Minke menyadari kesalahannya dalam mengambil sudut pandang. Kematian Annelies membuat pendiriannya berubah.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Buku Jejak Langkah melanjutkan usaha Minke dalam melawan Belanda. Ia lakukan itu lewat tulisan pada koran untuk mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat pribumi. Usahanya dalam melawan penjajahan juga ia lakukan dengan aktif dalam organisasi, dan menghapus budaya feodal dari kehidupan kaum pribumi.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Terakhir, pada buku Rumah Kaca yang kali ini dituturkan lewat sosok seorang polisi yang ditugaskan mengamankan dan membungkam Minke. Polisi ini ternyata seorang pribumi yang juga mengagumi sosok Minke, namun ia dilema dalam tugasnya sebagai polisi Hindia-Belanda.


Baca juga: 6 Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia


4. Pulang – Leila S. Chudori

Novel ini bercerita mengenai perjalanan hidup tahanan politik eks peristiwa G30S tahun 1965, yaitu Dimas Suryo yang kini tinggal di Prancis. Ia berhasil selamat dari peristiwa pembersihan orang-orang ‘golongan kiri’.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Selama rezim Orde Baru masih berlangsung, ia tetap dianggap sebagai tahanan politik. Keinginan Dimas sebenarnya sederhana, hanya ingin pulang dan mati di tanah kelahirannya, Indonesia, tapi di situ saja ia tak lagi diterima. Apakah keinginan Dimas tersebut bisa terwujud?

Meski terdengar berat karena memiliki unsur politik yang kental, namun novel ini sangatlah mudah untuk dibaca berkat penuturan apik Leila. Tak perlu bahasa sastra yang tinggi, ia menjadikan karyanya sangat membumi.

kumpulanTemukan Semua Bukunya di Sini!

5. Sang Keris – Panji Sukma

Bukan dari sudut pandang tokoh manusia, tapi kamu akan mengikuti lewat sudut pandang sebuah keris, Kanjeng Kyai Karonsih. Kamu akan menjelajahi sejarah Indonesia lewat keris yang terus berpindah tangan sejak masa kerajaan, era kolonial, masa kemerdekaan, hingga ke abad 21 atau zaman modern.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Perjalanan sebilah keris yang terus berpindah tangan ini, membuat ada banyak tokoh yang muncul di tiap babnya, dengan cerita yang berbeda pula mengikuti era yang sedang berlangsung. Keris itu dikisahkan dalam sudut pandang orang kedua. Ada banyak kisah sejarah Indonesia di setiap babnya, dan keris itu menjadi saksi bisunya. Dari perebutan harta, tahta, juga wanita. Dan tak ketinggalan pada tiap pemilihan pemimpin politik.

6. Orang-Orang Proyek – Ahmad Tohari

” Dengan mental “orang-orang proyek” yang merajalela di mana-mana, bisakah orang berharap akan terbangun tatanan hidup yang punya masa depan? “

Menceritakan tentang idealisme dan integritas yang tinggi dari seorang insinyur bernama Kabul. Ia dipekerjakan sebagai pelaksana proyek jembatan pada masa Orde Baru. Namun ia dihadapkan pada realita, bahwa proyek jembatan tersebut telah menjadi ‘bancakan’, akibat budaya korupsi yang masif.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Hal ini memunculkan keraguan pada Kabul tentang standar mutu jembatan, karena biaya terus ditekan demi kepentingan pundi-pundi pribadi. Jika jembatan hanya sekadar jadi demi mengejar target, jembatan itu tak akan awet, dan proyek ini terasa sia-sia.

Penulis memperlihatkan bobroknya oknum pada masa tersebut yang terus menggerus biaya, untuk menjalankan suatu proyek hanya demi keuntungannya sendiri. Lalu apakah Kabul bisa tetap bertahan pada pekerjaannya ini?

7. Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk – Ahmad Tohari

Karya Ahmad Tohari yang satu ini juga sudah diadaptasi menjadi film berjudul Sang Penari yang rilis tahun 2011. Novel ini merupakan gabungan dari tiga buku seri, yaitu Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala, yang rilis pertama kali pada tahun 2003.

Menceritakan sosok Srintil, seorang ronggeng baru di Dukuh Paruk. Bagi pedukuhan yang miskin, terpencil dan bersahaja ini, ronggeng membuat kehidupan kembali menggeliat. Tanpanya, dukuh itu seperti kehilangan jati diri.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Srintil kemudian menjadi tokoh yang amat digandrungi. Cantik, menggoda, semua ingin menari bersamanya. Sayang, karena hal itu malah membuat Srintil harus rela menjadi objek seksualitas. Kebebasannya menjadi perempuan pun berakhir kala itu.

Peristiwa politik di tahun 1965 juga membuat dukuh ini hancur, baik secara fisik maupun mental. Mereka terbawa arus dan di cap ikut andil dalam peristiwa tersebut. Pengalaman pahit ini membuat Srintil sadar akan hakikatnya sebagai manusia. Karena itulah ia berniat memperbaiki citra dirinya. Apakah Srintil berhasil keluar dari stigma negatif seorang penari ronggeng?


Baca juga: 10 Rekomendasi Novel Klasik Indonesia yang Menarik untuk Dibaca


8. Tanah Surga Merah – Arafat Nur

Buku ini berlatarkan konflik politik di Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Inti cerita ada pada gejolak politik lokal, tentang Murad, seorang mantan tentara Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan mantan anggota Partai Merah, yang pulang ke kampungnya setelah lima tahun melarikan diri, dan menemukan kenyataan-kenyataan yang tidak sepenuhnya bisa ia terima.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Partai Merah dianggap bisa membawa perdamaian di Aceh. Sayangnya, Murad kemudian menemukan orang-orang Partai Merah jauh berbeda dengan sifatnya saat berjuang dulu, setelah dilakukan perdamaian antara Aceh dan pemerintah Indonesia. Mereka semua dibutakan oleh jabatan, kekuasaan, harta, juga wanita.

Murad menerima banyak sekali tuduhan hingga membuatnya diburu banyak orang. Agar tak ketahuan, ia pun menyamar, bahkan ketika penyamarannya nyaris terbongkar, Jemala, gadis yang diam-diam jatuh hati padanya, dengan gagah menyelamatkan Murad sesaat sebelum musuh tiba. Bagaimanakah nasib Murad selanjutnya?

9. Amba – Laksmi Pamuntjak

Ini adalah kisah dua manusia, yaitu Amba dan Bhisma, di tengah ketegangan dan kekerasan politik setelah peristiwa G30S tahun 1965. Kisah cinta Amba dan Bhisma merupakan pengantar bagi pembacanya memasuki peristiwa mencekam di bulan September 1965. Di mana peristiwa G30S merupakan sejarah kelam dan berdarah yang pernah dialami bangsa ini.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Amba dan Bhisma dipaksa untuk berpisah karena situasi politik. Keikutsertaannya dalam G30S membuat kamu bisa melihat gambaran kehidupan tahanan politik yang diasingkan di Pulau Buru dalam kesengsaraan dan penantian untuk bisa pulang.

Amba adalah sebuah kisah pencarian romansa dua manusia di era Orba. Dengan apik, Laksmi menampilkan sejarah kelam bangsa, namun dibalut dengan manusia-manusia yang mencinta.

halamanTemukan Buku Lainnya di Sini!

10. Entrok – Okky Madasari

Entrok dengan gamblang memperlihatkan bagaimana sikap negara terhadap rakyat kecil pada masa Orde Baru. Marni, sangat menginginkan entrok atau bra. Pada masa itu, entrok bisa dikatakan sebagai pakaian orang berada.

Diawali keinginan besarnya, Marni bekerja keras dan menabung. Tak disangka, usaha kerasnya membuahkan hasil. Saat ini ia hidup serba berkecukupan dan telah berkeluarga.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Kisah dimulai ketika Marni yang masih memuja leluhur, tak pernah mengenal Tuhan. Berbeda pandangan dengan anaknya, Rahayu, generasi yang mengenyam bangku sekolah, pemeluk agama yang taat dan penjunjung akal sehat.

Selama bertahun-tahun, mereka hidup dalam perbedaan pemikiran, sampai akhirnya mereka menyadari ada kesamaan dalam hidup mereka, yaitu keduanya sama-sama menjadi korban orang-orang berkuasa, sama-sama melawan senjata.


Baca juga: Buku Biografi Tokoh-Tokoh Bangsa yang Menginspirasi


11. Max Havelaar – Multatuli

Multatuli atau Eduard Douwes Dekker, seorang anggota Dewan Pengawas Keuangan Pemerintah Belanda yang pertama kali ditempatkan di wilayah Batavia (Hindia-Belanda) pada 1840. Saat ditugaskan di wilayah Lebak, Banten, ia menolak tegas model pemerintahan Belanda.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Adanya ketidakadilan, perampasan, serta penjajahan menjadi kritik dan penolakannya. Ia menaruhkan perhatiannya kepada fenomena kelaparan, penderitaan, serta ketertindasan yang dialami rakyat pribumi di Hindia-Belanda. Buku ini ditulis Multatuli di Belgia pada tahun 1859 dan menjadi kritik tajam yang telah membuka mata publik dunia, tentang perihnya penindasan atau kolonialisme.

12. Gadis Kretek – Ratih Kumala

Dengan latar waktu dari periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan, para pembacanya akan dibawa berkenalan dengan perkembangan industri kretek di Indonesia.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Lebas, Karim, dan Tegar, yang merupakan pewaris Kretek Djagad Raja, sedang gelisah. Ayah mereka sekarat. Dalam penantian ajalnya, ia menyebut nama perempuan lain yang bukan istrinya, yaitu Jeng Yah.

Mereka memutuskan untuk menelusuri ke seluruh penjuru Jawa mencari Jeng Yah, sebelum sang ayah tiada. Perjalanan ini bagaikan napak tilas bisnis, serta menguak rahasia keluarga. Siapakah sebenarnya Jeng Yah? Apakah mereka berhasil menemukannya?


Baca juga: Novel Gadis Kretek akan Dijadikan Serial di Netflix


13. Burung – burung Manyar – Y.B. Mangunwijaya

Novel ini berlatar pada tahun 1934-1978 di Indonesia, sejak penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, perang kemerdekaan hingga masa Orde Baru. Ada Atik, perempuan berani dan pribadi yang aktif, ia bekerja membantu Sjahrir, seorang perintis dan revolusioner kemerdekaan Indonesia.

rekomendasi
Rasakan Kelamnya, Beli Bukunya di Sini

Selain itu, ada juga Teto, sang kekasih Atik yang bergabung dengan Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger atau KNIL, alias Tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Kamu akan disuguhkan dinamika hubungan keduanya yang mengaduk emosi, namun juga memperlihatkan gambaran akan lingkungan sosial pada masa itu.

14. Teh dan Pengkhianat – Iksaka Banu

Berisi 13 cerita pendek yang memperlihatkan kita akan sejarah yang berwarna-warni. Semuanya berlatarkan

Menyelami Sejarah Kelam G30S/PKI lewat 5 Novel Best Seller Ini

Menyelami Sejarah Kelam G30S/PKI lewat 5 Novel Best Seller Ini

Gerakan 30 September 1965 atau lebih dikenal sebagai G30S/PKI merupakan peristiwa kelam bagi sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi tepat tengah malam di penghujung September pada 53 tahun silam tersebut, hingga kini masih menyisakan luka mendalam, sebab masih terkesan “abu-abu”.

Namun seperti yang dikatakan oleh Soekarno yaitu Jasmerah, “Jangan Melupakan Sejarah”, masih terasa hingga kini. Nyata adanya karena sampai saat ini, pemberontakan PKI masih terdengar dalam balutan literasi sastra modern.

Seolah kejadian itu masih nyata dalam bayangan, 5 novel best seller dari penulis muda Indonesia ini mengusung latar tragedi berdarah G30S/PKI.

1. Pulang

Novel dari Leila S. Chudori ini merupakan salah satu novelnya yang lahir dengan pemberontakan G30S/PKI sebagai latarnya, hingga berpuncak pada reformasi 1998. Referensinya sungguh kaya.

Buku ini juga menautkan keindahan sastra dengan banyaknya kutipan dan referensi dari sastrawan terkenal, seperti Chairil Anwar, Lord Byron, T.S. Elliot, George Orwell, dan James Joyce. Pulang terus dicetak ulang dan masih menjadi incaran para penikmat sastra hingga saat ini.

bukuBaca dan Rasakan Kelamnya di Sini!

Semua bermula dari empat sekawan mantan wartawan yang menjadi buronan akibat pada masa itu. Wartawan adalah sesuatu yang menyinggung sentimentil politik. Akibat tidak mau nasibnya serupa dengan temannya yang tertangkap dan dinyatakan tewas, mereka meninggalkan Indonesia, dan memulai hidupnya di Paris.

Namun hidup tidak selurus itu, meski penuh ketidakadilan, Indonesia ternyata memiliki hal yang akan terus dirindukan.

2. Ronggeng Dukuh Paruk

Ingat salah satu film layar lebar yang berjudul Sang Penari? Film tersebut merupakan alih wahana dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang merupakan gabungan dari tiga buku seri, yaitu Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Begitu melegendanya novel ini hingga diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Dengan latar waktu tahun 1960-an, cerita rakyat Ronggeng Dukuh Paruk menyajikan kegetiran dari desa kecil yang dirundung kemiskinan. Secara jelas pola pikir dan budaya masyarakat yang dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan tingkat pendidikan digambarkan secara jelas.

ronggengBaca dan Rasakan Kelamnya di Sini!

Menceritakan sosok Srintil, seorang ronggeng baru di Dukuh Paruk. Bagi pedukuhan yang miskin, terpencil dan bersahaja ini, ronggeng membuat kehidupan kembali menggeliat. Srintil menjadi tokoh yang amat digandrungi karena cantik, menggoda, dan semua ingin menari bersamanya. Sayang, karena hal itu malah membuat Srintil harus rela menjadi objek seksualitas. Kebebasannya menjadi perempuan pun berakhir kala itu.

Peristiwa politik di tahun 1965 juga membuat dukuh ini hancur, baik secara fisik maupun mental. Mereka terbawa arus dan di cap ikut andil dalam peristiwa tersebut. Pengalaman pahit ini membuat Srintil sadar akan hakikatnya sebagai manusia. Karena itulah ia berniat memperbaiki citra dirinya.


Baca juga: Rekomendasi Novel Terbaik Berlatarkan Kisah Kelam Sejarah Indonesia


3. Cantik itu Luka

Dengan riset yang kaya dan gaya bercerita yang lengkap dengan bumbu unsur-unsur magis, Eka Kurniawan menorehkan kisah dengan latar pemberontakan 1965 dengan begitu apik.

Atas novelnya ini, Eka meraih beberapa penghargaan termasuk World Readers pada 2016. Dengan alur maju-mundur, ia begitu piawai dalam menuturkan kepahitan masa pemberontakan kala itu.

Lewat novel ini, Eka mengisahkan nasib anak-anak manusia yang telah menjadi korban kekuasaan dan kutukan karma. Tentang seorang perempuan cantik keturunan Belanda bernama Dewi Ayu, yang menjadi korban kekejaman perang dan perebutan kekuasaan. Eka berusaha mengajak pembaca untuk menertawakan kesatiran dari kemalangan yang bertubi-tubi di masa itu.

cantikBaca dan Rasakan Kelamnya di Sini!

Dewi Ayu terpaksa harus bekerja memuaskan nafsu para tentara Jepang. Didesak juga oleh keadaan ia sebagai seorang tahanan, karena seorang turunan Indo-Belanda. Hal tersebut membuatnya melahirkan tiga putri yang tak kalah cantik namun tidak diketahui siapa dan yang mana ayahnya.

Melihat anaknya yang selalu digoda lelaki pun membuatnya kesal, dan kecantikan bisa membawa akibat buruk bagi anak-anaknya. Saat mengandung anak keempat, ia malah berdoa agar anaknya memiliki paras yang buruk atau jelek.

Melintas berbagai masa di Indonesia, cerita dalam novel ini menguak kutukan dan tragedi keluarga dibalut roman, kisah hantu, kekejaman politik, mitologi, dan petualangan.

4. Amba

Mengalir dari persoalan cinta, Amba sesungguhnya akan membawamu kepada persoalan politik berlatarkan 1965. Novel ini dikisahkan begitu padat dan kompleks oleh seorang Laksmi Pamuntjak.

Dari tangannya, novel ini telah mendunia, ia bahkan mendapat penghargaan sebagai Keynote Speaker dalam festival bergengsi di Jerman. Mulanya novel ini diterbitkan di tahun 2012 dalam bahasa Inggris, dengan judul The Question of Red, barulah kemudian terbit dalam versi bahasa Indonesia.

bukuBaca dan Rasakan Kelamnya di Sini!

Amba merupakan kisah tragedi yang disampaikan melalui kisah cinta, dari Amba dan Bhisma di hari-hari mencekam pada bulan September 1965, yang dipaksa harus berpisah karena situasi politik. Di mana hingga satu juta orang yang dituduh sebagai Komunis di Indonesia dibantai. Kamu akan melihat gambaran kehidupan tahanan yang diasingkan di Pulau Buru.

Laksmi mengajak kita memahami yang sebenarnya terjadi, dari sudut pandang mereka yang tidak sepenuhnya mengerti bahwa Pulau Buru mungkin adalah saksi bisu mereka yang diburu.

5. Gadis Kretek

Buku dari Ratih Kumala ini juga mengusung tema PKI dengan gaya penyampaian yang lebih ringan bila dibandingkan dengan novel lainnya di atas. Selain dilatari kisah cinta dari Gadis Kretek, adu sikut para pengusaha kretek juga turut mewarnai rangkaian peristiwa pasca G30S ini. Masa di mana partai Komunis dan semua jaringan di dalamnya ditangkap, ditembak, dan dibuang tanpa ampun.

gadisBaca dan Rasakan Kelamnya di Sini!

Diiringi Soeraja, pembaca akan diajak melihat kembali bahwa seorang yang buta politik pun dapat menjadi korban keganasan penduduk, dan aparat yang tidak terima dengan PKI. Selain itu, kamu juga akan dibawa berkenalan dengan perkembangan industri kretek di Indonesia.


Baca juga: Menguak Kebenaran Sejarah G30S/PKI dari Buku Ini


Karena bahkan hingga kini perihal PKI masih selalu menarik untuk dibicarakan, berkenalan kembali dengan sejarah tidak lagi membosankan karena novel-novel di atas siap menjadi mesin waktu, yang membawamu kembali kepada suasana menegangkan, di mana tumpah darah sungguh masih terjadi. Bahkan setelah Indonesia telah merdeka sekali pun.

Tertarik untuk mengenali sejarah Indonesia dengan cara yang lebih menyenangkan? Cek langsung buku-bukunya di Gramedia.com!

Mau tahu promo yang sedang berlangsung di Gramedia.com? Diskon menarik, special price, harga spesial pre-order, dan penawaran spesial lainnya? Coba tengok di bawah ini ya!

kumpulanTemukan Semua Promo Spesial di Sini!

Sekarang, beli apapun di Gramedia.com bisa pakai chat Whatsapp. Layanan terbaru dari Gramedia.com ini namanya “Pesan Antar”. Tinggal chat, lalu pilih pengiriman instant (khusus Jabodetabek) sehingga paketmu akan tiba di rumah lebih cepat. Coba sekarang!

PesanKlik untuk Info Lebih Lanjut dan Pesan Via Whatsapp!